HUT Kota Semarang
Jaya Suprana Beri Penghargaan kepada Retno Marsudi dan Sri Mulyani, Ini Alasannya
Jaya Suprana Beri Penghargaan kepada Retno Marsudi dan Sri Mulyani, Ini Alasannya
Penulis: deni setiawan | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Deni Setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tak banyak kata yang disampaikan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi seusai menerima penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri) dalam District Conference 2018 di Hotel Crowne Plaza Jalan Pemuda Kota Semarang, Sabtu (12/5/2018) siang tadi.
Penghargaan itu diserahkan secara langsung Pendiri MURI Jaya Suprana didampingi Asisten District Governor (DG) Rotary Internasional Distrik 3420 Indonesia Timur Cindy Bachtiar, yang sekaligus dalam kegiatan itu sebagai ketua pelaksana.
“Kami serahkan penghargaan ini kepada 2 perempuan hebat dalam struktur Kabinet Kerja Pemerintah RI. Perlu diketahui, jika dilihat dari biografinya, ternyata kedua menteri ini berasal dari alumni sekolah dan angkatan yang sama,” terang Jaya Suprana.
Kepada Tribunjateng.com, Sabtu (12/5/2018), dia mengutarakan, baik Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi maupun Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati adalah tokoh perempuan inspiratif hebat yang berasal dari Kota Semarang ini.
“Keduanya sama-sama berasal dari sekolah dan di angkatan yang sama, yakni SMA Negeri 3 Semarang pada angkatan 1981. Dimana sekolah itu berada di Jalan Pemuda Kota Semarang. Tokoh yang secara tidak langsung juga menjadi kebanggaan masyarakat Kota Semarang,” tambah Cindy Bachtiar.
Dan menjadi suatu alasan tersendiri bagi pihaknya, khususnya Rotary Internasional D3420 Indonesia Timur menyuguhkan momentum tersebut di hadapan sekitar 400 Rotarian yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia itu.
“Kami tunjukkan bahwa di Kota Semarang juga banyak sosok-sosok hebat serta inspiratif. Apalagi pada Mei 2018 ini atau tepatnya 2 Mei 2018, Kota Semarang merayakan hari jadinya ke 471,” ujar Cindy.
Sekadar informasi singkat, Retno Marsudi yang bernama lengkap Retno Lestari Priansari Marsudi merupakan wanita kelahiran Semarang 27 November 1962. Semakin istimewa, karena kali pertama pula seorang Menteri Luar Negeri RI dipimpin seorang perempuan.
Semasa kecil atau hingga SMA, dia hidup di Semarang. Retno kemudian melanjutkan studi Sarjana Bidang Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisip UGM) Yogyakarta.
Satu tahun sebelum lulus, dia memperoleh beasiswa dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI. Dia lanjut kuliah di Hukum Uni Eropa Haagse Hogeschool Belanda. Setelah lulus atau di usianya 30 tahun, bekerja sebagai diplomat Kemenlu RI.
Pada 1997, dia ditunjuk sebagai Sekretaris Bidang Ekonomi Kedutaan Besar RI di Den Haag Belanda dan juga sebagai Direktur Eropa dan Amerika. Lalu di usia 43 tahun, Retno menjadi Dubes Indonesia untuk Norwegia serta Islandia.
Hingga akhirnya, setelah selama sekitar 22 tahun berkutat dalam bidang diplomasi, dia ditunjuk Presiden RI Joko Widodo menjadi Menteri Luar Negeri RI Masa Kerja 2014-2019.
“Itu mengapa pula kami undang dan hadirkan Retno Marsudi untuk berbagi pengalamannya kepada kami di kegiatan ini. Harapannya bisa menginspirasi kami dan masyarakat Kota Semarang. Perempuan juga bisa menguasai dunia,” kata President Rotary Club Semarang Kunthi Elizabeth Kiky.
Sementara terkait, meskipun Sri Mulyani Indrawati bukan kelahiran dari Kota Semarang, sosok tersebut memiliki keterdekatan dengan Kota ATLAS ini. Yakni menimba ilmu di kota ini.
Wanita kelahiran Tanjung Karang Lampung pada 26 Agustus 1962 tersebut merupakan anak ke 7 dari 10 bersaudara, pasangan Prof Satmoko dan Prof Dr Retno Sriningsih Satmoko. Orangtua Sri Mulyani yang menjadi tokoh di Kota Semarang ketika itu.
“Ekonom itu pun menjadi sosok perempuan pertama yang menjadi Menteri Keuangan RI sekaligus sebagai orang Asia pertama yang menduduki jabatan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia,” beber Elizabeth.
Sekali lagi, lanjutnya, penghargaan yang diberikan itu sebagai bagian ungkapan apreasiasi atas kontribusi serta pengabdian dari kedua sosok perempuan hebat tersebut terhadap Indonesia.
“Keduanya pula semoga senantiasa menjadi inspiratif kami di Rotary, dimana secara umum adalah suatu organisasi sosial pengabdian masyarakat. Meskipun tidak duduk di pemerintahan, dari manapun, profesi apapun, itu bisa dilakukan untuk Indonesia,” terangnya. (*)