Liputan Khusus
Misteri Brown Canyon Dulu Favorit Wisatawan Selfie Kini Berubah Jadi Sepi
Misteri Brown Canyon Dulu Favorit Wisatawan Selfie Kini Berubah Jadi Sepi. Lokasi berada di Rowosari, Tembalang, Kota Semarang
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Bekas penambangan galian C di Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, atau akrab disebut 'Brown Canyon', sempat menjadi objek wisata spot selfie yang digemari masyarakat.
Dalam kurun waktu 2014-2016, seiring dengan boomingnya media sosial (medsos) Instagram, Brown Canyon banyak dikunjungi wisatawan untuk sekadar berswafoto.
"Sekarang memang tak seramai dulu, pengunjung yang datang sudah jauh berkurang," kata Ragil (35), warga sekitar, yang kebetulan sedang bermain di lokasi, kepada Tribun Jateng, akhir pekan lalu.
Saat booming dulu, menurut dia, Brown Canyon tak pernah sepi pengunjung. Hampir setiap waktu, ada saja pengunjung yang ingin mengabadikan keindahan bekas tambang tersebut.
"Di sini, yang jadi objek favorit untuk berswafoto atau selfie ya ini, dua pilar yang berdampingan, yang di bawahnya ada genangan air," ucapnya.
Ragil menuturkan, sepinya pengunjung itu bisa jadi wisatawan yang telah berkunjung enggan kembali ke sana, lantaran kondisi di lapangan tak seindah yang mereka bayangkan.
"Kalau di gambar-gambar memang kelihatan bagus. Cuma, kalau sudah di lokasi bisa jadi terbersit pikiran 'oalah, jebul mung ngene tok (oalah, ternyata cuma seperti ini-Red)'. Itu juga yang saya rasakan saat awal-awal ini booming," tuturnya.
Terlebih, dia menambahkan, akses untuk menuju lokasi memang tak mudah. Sebab, Brown Canyon sejatinya masih satu area dengan penambangan galian C yang masih aktif sampai saat ini.
Sehingga, akses jalan di sekitar lokasi banyak yang bergelombang dan rusak, lantaran tiap saat dilalui truk-truk pengangkut material hasil galian C.
"Sebenarnya kalau musim hujan akan kelihatan lebih bagus saat difoto. Sebab, tumbuhan yang ada di dua tebing atau dua pilar itu tampak lebih hijau, jadi kelihatan lebih hidup gambarnya. Tapi ya itu kendalanya, akses jalan jadi semakin sulit, karena becek," papar warga Klipang, Sendangmulyo, Tembalang, Semarang itu.
Saat booming dulu, Ragil berujar, untuk masuk ke lokasi pengunjung harus membayar karcis Rp 5 ribu per orang. Tetapi kini saat frekuensi kunjungan wisatawan berkurang drastis, tak ada lagi biaya masuk. "Yang narik karcis ya warga sini saja," jelasnya.
Senada diungkapkan Juni, warga setempat yang saat ini juga aktif bekerja di penambangan galian C. Menurut dia, dulu diterapkan karcis masuk untuk menjaga keamanan pengunjung. "Karcis untuk tenaga keamanan, ya inisiatif warga sini saja," ucapnya.
Pungli
Menurut dia, saat awal mula booming Brown Canyon itu banyak pengunjung ditarik pungutan liar (pungli) yang jumlahnya sangat besar, atau bahkan menjadi korban perampasan orang tak dikenal, terutama saat mereka hendak pulang, di kala petang, mendekati malam.
"Ada yang pernah kena rampas dompet, ponsel, bahkan motornya juga hampir kena. Karena itu, demi keamanan wisatawan dari aksi tak bertanggungjawab, pengunjung ditarik karcis, untuk uang lelah tenaga keamanan," terangnya.
