Viral! Video Syur Diduga Milik Aryo Djojohadikusumo Keponakan Prabowo, Inilah Sosoknya
Di dunia maya, beredar video mesum pria yang disebut-sebut mirip Aryo, sedang bersama dua wanita di dalam sebuah ruangan.
Selain itu, Aryo Djojokusumo sendiri memiliki Yayasan A. Djojohadikusumo yang sebelum Pemilihan Legislatif cukup sering melakukan kegiatan-kegiatan sosial. Salah satunya program #UntukIndonesiaku yang membiayai sekolah seorang anak sampai jenjang S1.
Bambang bilang hanya kemiripan wajah
Dilansir tribunnews.com, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap video syur yang diduga diperankan oleh anggota DPR, hanya sebatas kemiripan wajah saja.
"Saya berharap itu hanya mirip-mirip saja, saya enggak yakin ada anggota DPR seperti itu, saya hanya berdoa dan berharap itu hanya mirip-mirip saja," papar Bamsoet di komplek Istana Negara, Jakarta, Senin (28/5/2018).
Beberapa hari ini, media maya diramaikan dengan beredarnya video syur yang pelakunya mirip dengan anggota DPR Fraksi Gerindra, Aryo Djojohadikusumo.
Meski tidak menyakini bahwa video syur tersebut dilakukan oleh anggota DPR, Bamsoet tetap meminta Mahkamah Kehormatan Dewan untuk mengecek kebenaran dari video syur yang saat ini menjadi viral.
"Saya minta MKD cek kebenaranya dan saya berharap itu tidak benar," ucap Bamsoet.
Polri akan dalami
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal mengatakan pihaknya akan mendalami unsur pidana Setya mengurai apa yang sebenarnya terjadi dalam kasus itu, yaitu video syur mirip anggota DPR.
"Yang pertama kita mengurai dulu apa sebenarnya yang terjadi. Ketika kita yakin ada perbuatan melawan hukum, kita cek dulu perbuatan melawan hukumnya, apakah dapat dilakukan upaya persuasif, tindakan yang di luar hukum dalam kategori bisa keadilan dapat terwujud tapi hukum tidak perlu dilakukan," ujar Iqbal.
Ia menegaskan Polri akan melakukan pendalaman pada semua informasi yang ada.
Selain itu, upaya persuasif akan dikedepankan terhadap setiap kasus yang terjadi melalui media sosial.
Menurutnya, upaya persuasif lebih efektif untuk menggali informasi seperti siapa yang mem-posting terlebih dahulu dan apa motifnya.
Jika alasan memposting karena iseng atau tidak tahu, Polri akan menasehati pihak yang memosting itu.
Baru setelahnya, kata dia, baru masuk ke proses penyidikan.