Libur Panjang
Momen Libur Panjang Kesempatan Anak Laki-laki Khitan
Libur sekolah yang cukup panjang menjadi momentum yang tepat bagi anak laki-laki melakukan khitan atau sunat atau supit
Penulis: raka f pujangga | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Libur sekolah yang cukup panjang menjadi momentum yang tepat bagi anak laki-laki melakukan khitan.
Sehingga pada saatnya masuk sekolah, anak sudah bisa kembali beraktivitas secara normal dan sembuh dari sayatan karena berkhitan tersebut.
Hal itu pula yang dilakukan Widya Esti (36), warga Juwana, Kabupaten Pati yang melakukan khitan untuk putra pertamanya Brilian Putra (11) siswa kelas 6, SDN 2 Kebonsawahan, pada Jumat (6/7).
Widya mengatakan, awalnya anaknya tersebut takut disunat. Bahkan saat ada khitan massal tak berani untuk melihat berlangsungnya acara tersebut.
"Tapi sekarang anak saya sendiri yang meminta disunat. Mungkin karena malu melihat teman-temannya sudah disunat," jelas dia.
Selain alasan tersebut, Brilian juga meminta orang tuanya sebuah hadiah sepeda listrik ketika berani berkhitan.
Orang tuanya pun menyanggupi sepeda listrik yang kini tengah tren di lingkungannya yang dibanderol sekitar Rp 3 juta hingga Rp 6 juta per unitnya.
"Sekarang memang lagi tren sepeda listrik, makanya dia minta dibelikan. Harganya tidak terlalu mahal, ya sudah nanti setelah sunat saya akan membelikannya," jelas dia.
Dia mengatakan, sengaja memilih waktu libur sekolah yang cukup panjang tersebut sehingga tak perlu izin tidak masuk sekolah. Kemudian anak juga tidak akan ketinggalan pelajaran karena tidak ada kegiatan belajar yang terganggu.
"Momennya pas liburan. Jadi nanti saatnya masuk sekolah sudah bisa beraktivitas biasa. Kemarin sudah konsultasi ke dokter, paling dua hari sudah sembuh," ujar dia.
Sementara itu, Ananda Fernando Torres (10), warga Bandarharjo, Semarang Utara, Kota Semarang juga sudah berani melakukan khitan pada hari Selasa (3/7).
Torres yang merupakan anak kelima dari lima bersaudara itu mengikuti khitan massal yang digelar PT Indonesia Power UP Semarang, Jalan Ronggowarsito Semarang.
Saat mengikuti sunat massal yang merupakan CSR dari PT Indonesia Power tersebut, Torres diantar kakaknya Leli Nurlaili (26).
"Ibu nggak tega melihatnya, makanya saya yang disuruh mengantar adik ikut khitan massal ini. Memang adikku ini sendiri yang minta disunat," jelas dia.
Menurutnya, Torres termasuk anak yang berani dan tidak takut disunat. Kemungkinan keberanian itu muncul juga karena banyak teman sebayanya yang sudah disunat.
Siswa MI Nurul Huda Semarang itu, juga lebih berani dibandingkan kakak laki-laki lainnya yang disunat saat duduk di bangku SMP.