Berita Semarang
Kasus Stunting Terkonsentrasi di Wilayah Semarang Utara, Abdul Hakam: 3 Bulan Saja Tak Cukup
Wilayah Semarang Utara menjadi kecamatan dengan tingkat stunting yang paling tinggi di Kota Semarang.
Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM - Wilayah Semarang Utara menjadi kecamatan dengan tingkat stunting yang paling tinggi di Kota Semarang.
Wilayah pesisir pantai tersebut menyumbang angka stunting terbesar yang kini telah mencapai sedikitnya lebih dari 2.112 kasus hingga Agustus 2025.
Meskipun data dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), menunjukkan penurunan prevalensi stunting dari 15,7 persen menjadi 10,2 persen pada tahun 2024 namun jumlah absolut anak yang terdampak masih tergolong tinggi.
Baca juga: Angka Stunting di Kota Semarang Capai 2.112, Pemkot Buat Program Keluarga Cemara Untuk Menurunkan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr M Abdul Hakam menyampaikan, ribuan angka stunting tersebut merupakan akumulasi laporan dari berbagai wilayah di Kota Semarang.
"Sekarang ini akumulasi sampai di bulan Agustus, kurang lebih masih ada sekitar 2.000-an lebih ya (data 2.112),” ujar dr Hakam, Rabu (10/9/2025).
Meski menurun, jumlah absolut anak yang terdampak masih tergolong tinggi.
Hakam menyebutkan, wilayah dengan kasus stunting tertinggi saat ini masih berada di Kecamatan Semarang Utara.
"Tentunya, menangani stunting itu tidak bisa hanya 3 bulan ternyata. Butuh waktu yang panjang, karena (penanganan) setiap orang itu ternyata tidak sesuai dengan teori bahwa kalau stunting intervensi 3 bulan selesai. Banyak yang lebih dari 3 bulan itu bahkan baru dia itu lulus dari stuntingnya," terangnya.
Ia lebih lanjut mengungkapkan, Dinas Kesehatan Kota Semarang telah melakukan sejumlah intervensi, salah satunya melalui We-care.
Program We-care merupakan modifikasi dari layanan daycare. Program Wecare, dilakukan seminggu sekali.
Kegiatan ini menyasar balita dengan masalah gizi, ibu hamil, remaja, serta melibatkan kelas literasi keluarga.
Menurutnya, saat ini, program telah berjalan di 12 titik, termasuk di wilayah Mijen, Dadapsari, dan Bangetayu.
"Mereka datang seperti daycare, tapi cuma seminggu sekali, dapat pemenuhan gizi juga. Nah, harapannya ini nanti kita akan hubungkan dengan Sistem Pemantauan Pemberian Gizi (SPPG) agar dapat menerima Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap hari," imbuhnya.
Luncurkan Keluarga Cemara
Pemerintah Kota Semarang meluncurkan program "Keluarga Cemara" sebagai langkah percepatan penanganan stunting dan masalah gizi di wilayah tersebut.
2.400 Non ASN Pemkot Bakal Diangkat sebagai PPPK Paruh Waktu, Ini Bedanya dengan Penuh Waktu |
![]() |
---|
Tahun Ini Pemkot Semarang Tidak Buka Perekrutan PNS dan PPPK, Karena Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Stasiun di Semarang Paling Sibuk Layani Penumpang KA saat Libur Panjang Maulid Nabi |
![]() |
---|
Polda Jateng Bergeming Sebut Iko Juliant Junior Tewas Kecelakaan, Enggan Selidiki Dugaan Lain |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Sidang Tuntutan PPDS Undip, Zara Senior Aulia Risma Dituntut Penjara 1 Tahun 6 Bulan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.