Forum Guru
MPLS Berkualitas Tanpa Senioritas
Masa penerimaan murid baru (PMB) tahun pelajaran 2018/2019 telah berakhir dengan berbagai catatan menarik.
Opini Ditulis Oleh: Niken Rima Winahyu, S.Pd, Guru Bahasa Indonesia SMK Garuda Nusantara Karangawen, Demak
TRIBUNJATENG.COM - Masa penerimaan murid baru (PMB) tahun pelajaran 2018/2019 telah berakhir dengan berbagai catatan menarik.
Berbagai catatan pun menjadi bahan evaluasi pelaksanaan penerimaan murid baru periode tahun pembelajaran yang akan datang dengan harapan catatan negatif tentang pelaksanaan PMB sistem zonasi dapat dijadikan bahan pijakan untuk menyempurnakan sistem PMB agar lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Masyarakat sebagai bagian dari unsur pendidikan layak memiliki kekhawatiran dengan sistem yang kurang sempurna baik dari sisi teknik perencanaan ataupun pelaksanaan. Tentu kita semua berharap agar kualitas pendidikan kita lebih baik dari berbagai sudut pandang.
Dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan kesadaran dari berbagai pihak dan stakeholder yang mendukungnya. Selain itu proses dalam mewujudkannya merupakan penentu terwujudnya pendidikan yang berkualitas sebagai usaha membentuk generasi karakter.
MPLS Berkarakter
Mengawali tahun pelajaran baru semestinya menjadi penanda semangat baru agar progress pembelajaran dapat terealisasi dengan maksimal. Dalam mengawali proses ini pemerintah melalui kementerian pendidikan pernah menggulirkan program masa orientasi sekolah (MOS).
Program ini berkali-kali menjadi sorotan publik karena sering membudayanya praktik senioritas dengan bumbu bullying, perpeloncoan, dan sejenisnya. Oleh karenanya, pemerintah sejak tahun 2016 mengeluarkan regulasi pelaksanaan pengganti program MOS dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
Dasar yuridis pelaksanaan MPLS adalah Permendikbud No. 18 tahun 2016 sebagai acuan dalam melaksanakan program awal tahun bagi murid baru.
Program ini sejatinya adalah revisi program MOS yang pernah dilaksanakan hanya saja lebih pada penekanan aspek pembentukan karakter selain menisbikan tradisi bullying dalam kemasan senioritas.
Dengan parameter pembentukan karakter ini suksesnya pelaksanaan MPLS bergantung pada kompaknya berbagai pihak.
Pertama, guru sebagai garda depan dalam melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan MPLS diharapkan dapat optimal agar standar operasional prosedur (SOP) sesuai dengan dasar hukum pelaksanaannya.
Selain itu hendaknya semua guru bersinergi satu visi dan misi agar MPLS yang berjalan menemukan makna pengenalan lingkungan sekolah yang sesungguhnya.
Selain itu, guru sebagai tutor dan penyampai materi hendaknya menyajikan materi yang dapat mengakomodir pada pembentukan karakter melalui meningkatnya minat belajar efektif untuk menjadi yang lebih baik.
Kedua, anggota OSIS sebagai pendamping kegiatan MPLS. Anggota OSIS ini biasanya adalah murid kelas XI atau XII yang memiliki kecenderungan untuk melakukan senioritas.