Datangkan Suharto Mantan Atlet Balap Sepeda, Deddy Corbuzier Dibuat Hampir Menangis
Tahun 1970-1980an, Suharto pernah merebut medali emas pada Sea Games 1979 dan dua medali perak pada Sea Games 1977.
Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
"Pertama kita harus latihan fisiknya dulu, kan fisiknya belum ada. Jadi latihan fisik terus baru kita latih sepeda. Itu harus latihan setiap hari. Saya sangat tahu bagaimana cara mengatur napas. Kalau keliru cara melatihnya ga bisa maju," kata Suharto menjelaskan teknik balap sepeda.
Suharto menegaskan setelah diundang di Hitam Putih, kehidupannya berubah.
Risma selaku Wali Kota Surabaya langsung memanggil Suharto dan memberinya pekerjaan.
"Disuruh masuk satpol PP saya ga mau, itu sulitnya," terang Suharto.
Dalamkesempatan itu, video Suharto melatih diputar.
Ada tiga anak didik yang diharapkan bisa mengikuti jejak Suharto di berbagai kejuaraan.
"Tiga orang ini harapan kita. (Mereka) masih pemula," harapn Suharto.
Rupanya perubahan Suharto membuat Deddy Corbuzier hampir menangis.
Suharto yang dulunya tukang becak kini menjadi pelatih sepeda anak jalanan.
Dengan mata berkaca-kaca, Deddy berkata:
"Selama itu saya sering kali bicara tentang acara-acara yang ga mendidik, acara-acara yang ga membangun dan I always against that, saya selalu melawan itu,"
"Dan saya sedih karena kalau memang benar dari acara Hitam Putih dari tim kita yang luar biasa, dari omongan-omongan saya dan nasib beliau bisa berubah, saya bangga banget ada duduk ada di sini." kata Deddy.
Pria 41 tahun itu berharap bisa membuat terus membuat perubahan.
"Mudah-mudahan bukan yang ini bisa kita ubah, karena produser dan tim kita masih melakukan untuk menjadi program yang terbaik. Mungkin bukan sharing dan rating ya, mungkin bukan yang paling banyak ditonton, tapi yang paling banyak mengubah masyarakat di Indonesia, why not?" kata Deddy.
Suharto meceritakan, baru-baru ini dia mendapat musibah.
Klipping, medali emas, dan semua pakaiannya habis dicuri.
Saat ini Suharto dan istrinya tinggal di rumah saudara.
Istri Suharto, Nasiyem, sehari-harinya berjualan martabak dan es.
Nasiyem menuturkan tidak bisa berjualan yang lain lantaran fisik yang sudah tidak kuat. (*)