Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gempa Lombok

Ini Penjelasan Ilmiah PVMBG Soal Adanya Gempa Bumi di Lombok,

Daerah Lombok Timur dan Lombok Utara merupakan daerah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi.

Editor: m nur huda
Ist
Gempa bumi kembali mengguncang wilayah Bali dengan kekuatan 4,8 SR pada pukul 07.48 Wita, Senin (16/7/2018). 

TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Kepala Sub Bidang Gempa Bumi dan Tsunami Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Bandung, M Arifin Joko Pradipto, mengatakan gempa bumi Lombok diakibatkan oleh sesar atau patahan aktif.

Seperti diketahui, gempa bumi Lombok M 6.4 SR yang terjadi pada 29 Juli 2018, data sampai Senin (30/7/2018) sekitar pukul 19.00 WIB, telah diikuti sedikitnya 303 gempa susulan dengan magnitude yang semakin mengecil.

"Jenis sesar naik pada zona sesar busur belakang Flores (Flores Back Arc). Kejadian gempa bumi tersebut diikuti oleh serangkaian gempa bumi susulan," ujarnya kepada wartawan termasuk Tribun Jabar, PVMBG, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (31/7/2018).

Dikatakannya, daerah Lombok Timur dan Lombok Utara merupakan daerah yang terletak dekat dengan lokasi pusat gempa bumi.

Daerah tersebut, merupakan dataran hingga perbukitan terjal.

"Berdasarkan peta geologi Pulau Lombok yang disusun oleh Pusat Survei Geologi, Badan Geologi dan pengamatan lapangan, dataran tersusun oleh endapan kuarter berupa dominan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan," ujar M Arifin Joko Pradipto.

Lebih lanjut dia menjelaskan, perbukitan terjal tersebut juga tersusun oleh batuan rombakan gunung api muda dan sebagian masih bersifat segar (fresh).

Batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan dan pada umumnya bersifat urai, lepas, belum kompak, memperkuat efek memperkuat goncangan, sehingga rawan terhadap goncangan gempa bumi.

"Berdasarkan pengamatan lapangan, intensitas gempa bumi maksimum terjadi di daerah Lombok Timur pada skala Vll MMI," kata M Arifin Joko Pradipto.

Dikutip dari laman resmi BMKG, skala VII MMI berarti tiap-tiap orang keluar rumah.

Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.

Pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah.

Gempa bumi juga terasa oleh orang yang naik kendaraan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved