Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penuturan Ustadz Arafat Pria Yaman Viral yang Jadi Imam Saat Gempa: Kalau Sudah Ajal Tidak Bisa Lari

Namun dia memilih untuk tetap melanjutkan salat. Bahkan Ustadz Arafat mengira bahwa itu adalah akhir hidupnya.

Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
KOLASE TRIBUN JATENG
Arafat Abdulghani Mohammed, pria asal Yaman yang menjadi imam di Bali saat gempa di Lombok. 

Namun dia merasa biasa saja.

Daripada mengulas tentang sosoknya, Ustadz Arafat mengingatkan agar tidak lupa dengan korban gempa yang memerlukan bantuan.

"Dalam kejadian ini daripada membahas orang yang viral jangan sampai lupa memberikan bantuan kepada korban," kata Ustadz Arafat yang diterjemahkan Ustadz Deden.

Selain itu, hadir pula satu di antara makmum masjid yakni Pungkasandi Putra.

Pria yang akrab disapa Ipung itu awalnya sempat melarikan diri ketika gempa terjadi.

Ipung memutuskan melarikan diri ketika mendengar suara di atap.

Dia menduga bahwa bangunan akan roboh.

"Goyangannya kecil awalnya, saya masih bertahan salat. Rangka atap bunyi, seperti sudah mau jatuh akhirnya saya lari," terang pria yang akrab disapa Ipung.

Setelah menunggu beberapa saat di luar masjid, Ipung kembali ke dalam untuk melanjutkan salat.

"Setelah 20 detik di luar menunggu gempa agak reda, saya cuci kaki lalu melanjutkan salat. Saya berpikir ada Syekh Arafat yang masih berdiri tegar di sana, saya terinspirasi," tutur Ipung.

"Jadi seperti gempa yang sangat besar. Saya baru pertama kali merasakan gempa seperti itu.

Ga terbayang kalau saya berada di Lombok.

Posisinya saya mulai bertanya-tanya apakah saya akan meninggal?

Saya bisa mati pas lari atau pas shalat.

Itu 50:50. Badan saya ga bisa terkontrol jadi saya langsung lari," jelas Ipung bercerita. (tribunjateng.com/i awaliyah pimay)

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved