Pemindahan Bus AKDP ke Penggaron Diapresiasi
Rencana pengalihan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari Terminal Terboyo ke Terminal Penggaron
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Rencana pengalihan bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari Terminal Terboyo ke Terminal Penggaron disambut baik oleh para awak bus di Terminal Penggaron.
Satu di antaranya adalah Kardinanto, seorang kru bus AKDP Nur Azizah Kedungjati-Penggaron.
Menurutnya, dipindahkannya Terminal Terboyo ke Terminal Penggaron, dapat menjamin penambahan penumpang.
"Senang malah yang di Terboyo pindah sini. Saya tambah penumpang," ucapnya.
Kardinanto mengaku selama ini hanya bergantung pada para penumpang yang datang ke Terminal Penggaron saja.
"Kalau mengandalkan (penumpang) sini saja sepi. Penumpang pada keluar. Kebanyakan mereka menunggu di luar," ungkapnya.
Senada dengan seorang pengurus PO Usaha Jaya Grup, Rudi Suryanto, yang juga menyambut gembira kedatangan bus AKDP dari Terboyo tersebut.
"Kami para awak bus di Terminal Penggaron senang ada AKDP dari Terboyo. Nanti pasti terminal ini menjadi lebih ramai," tutur Rudi.
Menurutnya, pemindahan bus AKDP dari Terminal Terboyo ke Terminal Penggaron akan menguntungkan baginya. Pasalnya, dia akan lebih banyak mendapat penumpang.
"Nanti jadi banyak penumpang yang transit, otomatis lebih ramai, pendapatan akan meningkat," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengkhawatirkan beberapa terminal bayangan yang akan muncul dengan adanya pengalihan bus AKDP ke Terminal Penggaron.
"Tidak semua AKDP dari Terboyo setuju dipindahkan ke Penggaron. Nanti, pasti akan ada terminal bayangan misalkan di Demak, Genuk, ataupun di Kubro," ucap Rudi.
Oleh karena itu, dia meminta kepada dinas perhubungan untuk selalu memantau agar tidak ada terminal bayangan yang muncul di pinggiran jalan.
"Selain membuat terminal sepi, hal tersebut juga bikin semrawut jalan. Makanya dishub harus selalu memantau. Pinter-pinter untuk beroperasi," katanya.
Dia menyarankan kepada pihak yang terkait untuk selalu melakukan operasi secara berkala untuk meminimalisir bus yang berhenti seenaknya di berbagai tempat dan melakukan putar balik.
"Dishub jangan bosenan mengoperasi, satu dua Minggu dioperasi, nanti selanjutnya tidak dioperasi. Akhirnya, para bus pada putar balik seenaknya. Intinya, jangan hanya diawal-awal saja," sarannya.
Selain mengenai terminal bayangan, Rudi juga meminta agar Terminal Penggaron lebih diperketat aturannya agar tidak ada yang berhenti di sembarang tempat, khususnya di depan Terminal Penggaron.
"Di depan kalau bisa dibersihkan semua, jadi tidak ada yang ngetem di luar. Semua harus masuk sini," ujarnya.
Dikatakan oleh Rudi, ada beberapa bus yang sering berhenti di depan Terminal Penggaron. Hal ini membuat adanya kecemburuan sosial dengan bus yang lainnya.
"Kami merasa terganggu. Bus saya iri ada yang berhenti di depan terminal. Kalau bisa jangan ada satupun yang ngetem diluar," tandasnya.
Dia mengutarakan, aktivitas naik dan turun penumpang sebaiknya di dalam terminal. Sehingga, terminal menjadi hidup.
Sementara itu, sebelumnya, Kepala Dishub Kota Semarang, M Khadik mengatakan, dengan ditutupnya Terminal Terboyo, maka seluruh bus juga dipindahkan. Untuk bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dipindahkan ke Terminal Penggaron dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dipindah ke Terminal Mangkang.
Khadik menuturkan, pihaknya telah mengantisipasi akan munculnya terminal bayangan di sejumlah titik yang menuju Terminal Penggaron maupun Mangkang. Oleh karenanya, ia akan menempatkan sejumlah petugas di beberapa titik yang diantisipasi tersebut.
"Hasil uji coba pemindahan bus beberapa waktu lalu, itu terlihat di mana saja titik-titik yang memungkinkan menjadi terminal bayangan. Namun untuk pemindahan kali ini, kami akan menempatkan petugas agar bus mengikuti aturan dan masuk ke Perminal Penggaron maupun Mangkang," kata Khadik, Rabu (29/8).
Ia merinci beberapa titik yang rawan menjadi terminal bayangan jalur AKAP di antaranya pertigaan Genuk, persimpangan Jalan Kaligawe dengan Arteri Yos Sudarso, dan Krapyak. Sedangkan titik-titik jalur AKDP di antaranya, pertigaan Genuk menuju Jalan Woltermonginsidi dan Pedurungan.
"Kami tidak akan menolerir adanya terminal bayangan karena itu akan merusak estetika kota. Pembangunan ini tujuannya agar tertata, bukan justru membuat semrawut," ujarnya.
Khadik mengungkapkan, kewenangan pengelolaan Terminal Penggaron berada di Dishub Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan pengelolaan Terminal Mangkang berada di Kementerian Perhubungan. Sebagai bentuk pengawasan setiap bus, nantinya juga beralih ke pengelola masing-masing terminal.
"Jadi yang masuk Penggaron nantinya kartu pengawasannya dikeluarkan Dishub Provinsi. Kami Dishub Kota hanya berwenang mengelola angkutan barang dan angkutan kota (Angkot) yang nantinya akan masuk ke Terminal Terboyo setelah selesai dibangun," paparnya.
Meski pihaknya telah mengatur pengalihan bus AKAP ke Terminal Mangkang dan AKDP ke Terminal Penggaron, namun beberapa bus AKDP yang dari arah barat nantinya tetap masuk ke Terminal Mangkang sebagaimana biasanya. Tidak hanya itu, sejumlah Angkot juga akan transit di terminal yang terletak di perbatasan dengan Kabupaten Kendal itu.
Khadik menyadari, untuk menghidupkan Terminal Mangkang agar kekhawatiran para awak bus tidak terbukti maka perlu dilakukan integrasi transportasi antara angkot, bus AKDP dan AKAP. Termasuk juga angkutan masal milik Pemkot Semarang yaitu Bus Rapit Transit (BRT) Trans Semarang.
"Jadi semua bus bisa masuk ke Mangkang karena tidak bisa kalau hanya AKAP saja. Makanya untuk AKDP yang sudah shuttle di Mangkang ya tetap ke Mangkang," jelasnya. (eyf/nal)