Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tak Banyak yang Tahu, di Balik Keindahannya Wonosobo Pernah Hancur karena Gempa

Memasuki wilayah Kabupaten Wonosobo, masyarakat akan disuguhi panorama alam yang memikat

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Khoirul Muzaki
Pengunjung perpustakaan kabupaten Wonosobo membaca sejarah kehancuran Wonosobo akibat gempa yang dipajang di dinding. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Memasuki wilayah Kabupaten Wonosobo, masyarakat akan disuguhi panorama alam yang memikat. Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing yang mengapit daerah berhawa sejuk ini megah terlihat.

Belum lagi pesona dataran tinggi Dieng yang selalu menjadi magnet bagi wisatawan untuk mendekat.

Alam Wonosobo selama ini dikenal ramah terhadap penduduknya. Jarang terdengar terjadi bencana alam yang berarti di wilayah ini.

Cuaca berawan siang hari di Gunung Sumbing, foto dari jalan Kledung Wonosobo (25/12/2017)
Cuaca berawan siang hari di Gunung Sumbing, foto dari jalan Kledung Wonosobo (25/12/2017) (TRIBUN JATENG/YASMINE AULIA)

Tetapi siapa sangka, di balik penampakannya yang menawan, Wonosobo menyimpan sisi kelam yang menyeramkan. Kecantikan parasnya pernah berubah rupa jadi monster yang mematikan.

Jauh sebelum negara ini mendeklarasikan kemerdekaannya, tahun 1924, Wonosobo sempat diguncang gempa dahsyat hingga menghancurkan wilayah pegunungan ini.

Saat itu, jumlah penduduk tentu masih jarang, tidak sepadat sekarang. Sebagian rumah warga masih berbahan kayu atau bambu yang diambil dari alam. Masyarakat banyak yang masih hidup di bawah garis kemiskinan karena imperialisme.

Selain rumah penduduk, bangunan-bangunan megah nan kokoh dibangun di pusat kota, termasuk gedung-gedung perkantoran. Tetapi semua itu luluh lantak seketika akibat gempa yang muncul tiba-tiba.

"Tidak semua gempa tercatat dalam sejarah dunia. Nah, dua gempa di Wonosobo ini tercatat dalam sejarah gempa dunia,"kata Bimo Sasongko, Pustakawan Perpustakaan Kabupaten Wonosobo

Menurut Bimo, dalam penelitian literaturnya, kejadian memilukan ini bahkan sempat menjadi Top News di era Hindia Belanda Tahun 1924 – 1925.

Dalam sebuah terbitan Majalah Lama Berbahasa Belanda “Indie” yang terbit Tanggal 7 Januari Tahun 1925, tertulis laporan yang menggambarkan kengerian gempa di Wonosobo.

Teriakan masyarakat yang kesakitan terdengar melengking. Hanya dalam sekejap, nasib penduduk berbalik. Sinar kebahagiaan padam. Yang lahir kemudian adalah kemalangan karena semua yang mereka miliki dan sayangi hilang dalam sekejap.

“Wilayah Wonosobo di Hindia Belanda dikejutkan oleh teriakan melengking kesakitan dari masyarakat yang semula hidup bahagia berubah menjadi kemalangan , kesusahan dan kemiskinan  Dalam beberapa hari dan beberapa malam semua yang mereka miliki dan sayangi , hilang. Sehingga kesedihan dan keputusasaan telah mencengkeram hati mereka. Di daerah padat penduduk , cengkeraman bencana alam tanpa henti. Rumah hancur , ternak mati dan melarikan diri , hingga celah-celah akibat bencana menelan manusia, hewan, dan desa. Kampung atau jurang runtuh secara ajaib dikepung oleh gempa bumi dalam hitungan detik , sementara banjir melanda. Pemandangan daerah yang padat bangunan rusak. Ya , saat kita menulis ini , itu sudah dihitung lebih dari 1000 orang mati. “tulis laporan itu yang telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

Salah seorang politisi Hindia Belanda Mr Wijnkoops dalam rapat interpelasi Pemerintah Hindia Belanda pertemuan ke 39 Tanggal 17 Desember 1924, bahkan menyatakan empatinya terhadap musibah tersebut.

“Saya ingin berbicara tentang bencana yang terjadi di Wonosobo yang saat ini menjadi bahan pembicaraan, dengan gempa bumi yang mengerikan kawasan yang indah di bagian dari Jawa Tengah ini telah hancur . Saya mengucapkan bela sungkawa dan berusaha memberikan suatu yang lebih untuk daerah yang indah tersebut. Saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi disana.”

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved