Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ada Aksi 812 di Malaysia, Terinspirasi 212 di Jakarta?

Setelah Indonesia menggelar aksi 212 pada Minggu, (2/12/18), oposisi Malaysia menggerlar aksi 812, Sabtu, (8/12/18).

Penulis: Awaliyah P | Editor: abduh imanulhaq
FACEBOOK/CHENNEL NEWSASIA
Malaysia 812 

TRIBUNJATENG.COM - Setelah Indonesia menggelar aksi 212 pada Minggu, (2/12/18), oposisi Malaysia menggerlar aksi 812, Sabtu, (8/12/18).

Aksi tersebut merupakan aksi damai dalam rangka merayakan keputusan pemerintah untuk tidak meratifikasi konvensi tentang ras.

 Para pemimpin dari partai oposisi utama Malaysia, United Malays National Organization (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia (PAS) berjanji untuk tetap bersatu dalam isu-isu yang berkaitan dengan agama Islam dan ras Melayu.

Dalam pidato yang mereka bawakan pada Konvensi Anti-Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD), Sabtu, (8/12/18), presiden UMNO Zahid Hamidi dan presiden PAS Abdul Hadi Awang mengatakan jumlah pendukung dari kedua partai adalah tanda positif bagi Malaysia.

Zahid mengatakan:

"Kami berkumpul di sini sebagai kesatuan adalah simbol. Pemerintah Pakatan Harapan seharusnya tidak membodohi orang-orang ini. Jika mereka begitu, kita akan bersatu dan berkumpul lagi seperti yang kami lakukan hari ini.

"Kolaborasi antara UMNO dan PAS akan menyelesaikan isu-isu terhadap Islam dan Melayu.

Ini bukan kemitraan untuk politik tapi kemitraan untuk masyarakat.

Aku berharap dua pendukung akan bersatu mulai sekarang dan seterusnya,' ujar mantan wakil perdana menteri itu.

Hadi memuji upaya pendukung keduabelah pihak, serta berbagai Organisasi Non-Pemerintah (NGOs) untuk berkumpul di Dataran Merdeka untuk berdemonstrasi.

"Alhamdulillah, lihat respon dari orang-orang hari ini, sangat bagus.

"Beberapa dari Anda sebelumnya pendukung pemerintahan (Pakatan Harapan)

Dan kini telah memutar balik untuk mendukung kami," katanya kemudian bertepuk tangan.

Hadi, yang merupakan Anggota Parlemen untuk Konstituensi Marang di Trengganu juga berbicara tentang bagaimana anggita Parlemen dari PAS dan UMNO bekerja sama untuk memberikan tekanan kepada pemerintah Pakatan Harapan sehingga tidak meratifikasi ICERD.

"Kami, para anggota parlemen mengatakan kepada mereka, 'Jika Anda setuju untuk meratifikasi ICERD dan membawanya ke parlemen, kami akan mengirim jutaan orang di jalan karena berkumpul di jalan juga bentuk demontrasi yang damai."

ICERD

ICERD adalah Internasional Convention on the Elimination of All Forms od Racial Discrimination.

Adalah sebuah konvensi PBB yang bergerak di bidang diskriminasi dan menyerukan kepada negara-negara untuk menerapkan kebijakan penghapusan diskriminasi rasial dalam semua bentuknya.

Sebelumnya, pada bulan September, Mahathir mengatakan pada Majelis Umum PBB bahwa Malaysia akan meratifikasi semua konvens hak asasi manusia yang belum diadopsi.

Totalnya ada enam, termasuk tindakan terhadap diskriminasi rasial.

Kemudian Mahathir berjanji bahwa Malaysia akan mendukung prinsip-prinsip yang dipromosikan oleh PBB dalam perjanjian internasionalnya.

Mahathir mengatakan:

"Dalam konteks inilah pemerintahan baru Malaysia telah berjanji untuk meratifikasi semua instrumen inti PBB yang tersisa terkait dengan perlindungan Hak Asasi Manusia,"

Namun ia menambahkan "Ini tidak akan mudah bagi kami karena Malysia adalah multi-etnis, multi-agama, multikultural, dan multibahasa."

Kemudian pada November, pemerintah Malaysia membatalkan putusannya dan memilih untuk tida meratifikasi ICERD karena akan membutuhkan dua pertiga mayoritas di parlemen untuk mengamandemen Konstitusi Federal.

"ICERD menggalakan kebebasan dan sedikit diskriminasi. Pasal 153 (Konstitusi) memberikan beberapa keistimewaan pada masyarakat pribumi.

Yang berarti beberapa orang mungkin menafsirkannya sebagai diskriminatif," ujar Mahathir kepada media.

"Jika kami mencoba menghapuskan hak-hal istimewa ini, itu akan melanggar pasal 153," imbuhnya.

Pemerintah Pakatan Harapan tidak memiliki dua pertiga payoritas di Parlemen.

Selanjutnya, beberapa anggota Parlemen Pakatan Harapan menyatakan bahwa mereka tidak mendukung ratifikasi.

Ratifikasi yang diusulkan ICERD juga mengundang kritik dan protes perwakilan pemerintan dan oposisi serta LSM.

Banyak yang khawatir bahwa penerapannya dapat merusak beberapa keistimewaan yang diabadikan dalam Konstitusi Federal dan melemahkan hak istimewa bagi etnis Melayu, yang mana mayoritas di negara tersebut.

Massa berkerumun memenuhi Jalan Raja

Kerumunan anri-ICERD memenuhi 1km Jalan Raja, antara masjid Jamek dan Masjid Nasional.

Kepolisian Malaysia mengatakan ada 55 ribu orang yang hadir namun penyelenggara tidak setuju.

Direktur demo, Kamaruzaman Mohamad mengatakan pada hadirin pada jam 2 siang bahwa panitia memperkirakan ada 300 ribu orang yang hadir.

Dalam pidatonya Zahid mengisyaratkan ada 500 ribu orang yang hadir.

"Saya diberitahu bahwa hanya 55 ribu yang hadir, jadi berdiri lambaikan bendera Anda hingga mereka akan melihat bahwa ada setengah juta orang di sini," ujar Zahid.

Demo itu dijadwalkan selesai pukul 6 sore namun secara resmi berakhir pada pukul 5 sore karena hujan.

Demostrasi berjalan damai.

Kamaruzaman berulang kali mengingatkan demonstran untuk tidak merusak properti umum dan mendengarkan instruksi petugas polisi.

Massa mengambil pelajaran dan tidak ada kericuhan sepanjang acara berlangsung.

Setelah rapat umum berakhir, banyak yang terlihat mengambil sampah di lokasi.

Sementara kerumunan massa bubar.

Di antara yang hadir untuk unjuk rasa adalah Mantan Perdana Menteri Najib Razak dan istrinya, Rosmah Mansor.

Pasangan itu tidak berbicara di panggung.

Mereka hanya bergabung dengan politisi UMNO dan PAS yang duduk di depan panggung.

Keduanya mengenakan jas hujan berwarna merah karena hujan, berpose untuk difoto bersama dengan beberapa massa setelah acara selesai. (iam/tribunjateng.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved