Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Viral Rahasia Luhut Binsar Pandjaitan Tetap Mesra dan Romantis dengan Sang Istri

Luhut Binsar Pandjaitan membagikan tips agar rumahtangga awet dan tetap mesra bersama pasangan yang telah menikah 47 tahun

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase/Tribunjateng
Luhut Binsar Pandjaitan Tetap Mesra dan Romantis dengan Sang Istri 

Misalnya seperti pada saat foto ini diambil 27 November lalu. Kami merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah rumah makan.

Dan harus diagendakan khusus, karena jajaran di kantor atau rapat-rapat penting selalu siap menemani makan siang saya di kantor setiap hari kerja.

Selain itu, saya juga sering berkirim pesan WA yang selalu dibacanya meski kadang tidak dibalas. Yang penting bagi saya, istri selalu tahu saya sedang di mana.

Bicara tentang teknologi zaman now, sebenarnya memudahkan komunikasi kita dengan pasangan. Tidak seperti zaman old saat saya muda dulu. Bayangkan, kalau Anda adalah tentara yang harus bertugas di daerah perbatasan Kalimantan-Malaysia di tahun 1970-an.

Saya mengalami masa-masa itu, di mana harus bertugas di daerah operasi misalnya seperti di Desa Nanga Kantuk Kalimantan Barat, atau Kecamatan Paloh yang berbatasan langsung dengan Sarawak. Waktu itu jaringan telepon saja belum tersedia.

Maka, surat cintalah yang menjadi andalan.

Surat itu harus menempuh perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan istri, begitu pula surat balasannya. Helikopter TNI adalah satu-satunya moda yang paling memungkinan untuk mengangkut surat cinta kami para prajurit yang bertugas di pelosok belantara perbatasan negara.

Setiap minggu saya rajin menulis surat. Bahkan kadang lebih sering dari itu, ketika rindu melanda. Tidak jarang setumpuk surat hasil menulis beberapa hari saya kirimkan akibat helikopter yang saya tunggu tak kunjung datang.

Apa boleh buat, tidak ada cara lain untuk mengirim surat. Jalan di sana belum sebagus sekarang, sehingga waktu itu tidak mungkin dikirim lewat darat.

Ketika waktu berlalu, kami pun menikah di tahun 1971 dan akhirnya dikaruniai sampai 4 orang anak. Saya paham bahwa tidak pernah mudah menjadi istri seorang anggota TNI yang sering tugas operasi ke luar daerah. Maka dari itu, melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri. Seorang yang cantik dan pintar, yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi keluarga.

Hutang itu saya bayar sampai sekarang dengan berusaha menjadi seorang suami yang belajar menjaga komitmen. Tentu saya tidak sempurna, tapi sebagai laki-laki saya tahu kapan harus memimpin, kapan harus memperhatikan, kapan harus diam, mengalah, dan mendengar.

Orang bilang laki-laki pada dasarnya sulit menjaga kesetiaan. Tidak salah. Tapi pengalaman hidup mengajarkan pada saya bahwa seorang pria bisa belajar untuk berkomitmen, kalau dia mau.

Jane Shalimar Dituding Cari Panggung, Vanessa Angel Ganti Kuasa Hukum

M Rio Saputra Pilih Bertahan di PSIS Semarang, Alasannya Sudah Cocok dengan Jafri Sastra

Siswi SMK Tewas Dibunuh di Bogor Rencananya Akan Dibawa Ke Bandung

Maka ketika dimintai tips oleh seorang staf di kantor, saya katakan bahwa laki-laki harus belajar menjaga pikiran, menjaga hati, dan menjaga waktu doa setiap hari. Dengan demikian usia pernikahanmu akan panjang.

Tidak perlu doa yang panjang-panjang. Doa kami saja setiap pagi hanya, “Tuhan berikan kami kekuatan berdua supaya tetap bisa hidup baik dan damai, merawat anak-anak kami merawat perkawinan kami.”

Kami tidak pernah meminta supaya dijadikan pasangan yang selalu se-iya sekata, karena itu tidak mungkin. Yang paling mungkin dilakukan dua insan adalah membiarkan waktu yang menguji apakah masing-masing mampu menjaga egonya atas nama cinta.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved