Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Aria Bima Sebut Jokowi Kerap Difitnah, Najwa Shihab Mendadak Potong Pembicaraan

Arya Bima mengatakan bahwa Jokowi kerap difitnah dan mendadak Najwa Shihab potong pembicaraan.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
KOLASE TRIBUN JATENG
Aria Bima dan Najwa Shihab 

Lantas, Aria Bima dari Tim Jokowi mengatakan bahwa menyangkut masalah hukum.

"Hukum yang tegak bukan karena hukum yang tegak, karena ada penegak hukum, satu hal yang dilihat dari presiden adalah orang yang mampu memberikan keteladanan dari penegak hukum, saya sangat yakin Jokowi menjunjung tinggi supremasi hukum," ujar Aria Bima.

"Pak Jokowi tidak semena-mena, selama ini difitnah, diolok-olok, berbagai hal yang menyangkut ujaran kebencian, Pak Jokowi selalu dilaksanakan dengan proses hukum, terkait hak menyatakan pendapat, berdemokrasi, semua harus berpondasi konstitusi, ideologi pancasila, selama itu memperkuat pondasi pancasila dan NKRI, itu tidakmasalah, kalau tidak memperkuat pondasi pancasila dan NKRI harus kita libas," ujar Arya Bima.

Najwa Shihab lantas berusaha memotong Arya Bima lantaran durasi Arya Bima untuk berbicara sudah terlalu lama.

Setelah itu, Najwa Shihab memberikan waktu untuk Dahnil Anzar berbicara terkait hukum dan keadilan.

Dahnil lantas mengungkapkan pendapatnya.

"Mbak Nana, Abuse of power itu tidak hanya menyalahgunakan kekuasaan, Abuse of power bermakna seseorang itu berkuasa tapi mengabaikan ketidakadilan di tengah masyarakat," ujarnya.

Lantas, Dahnil mengkritik terkait pengangkatan Jaksa Agung yang berasal dari partai politik.

Dahnil mengeaskan, jika Prabowo-Sandiaga terpilih, maka penunjukkan Jaksa Agung berasal dari orang yang independen dan berintegritas.

"Kedua, Abuse of power itu terjadi ketika keadilan hukum bercampur baur dengan intervensi politik, kalau Prabowo-Sandi menjadi presiden dan wapres, Jaksa agung itu tidak dari partai politik, harus dipastikan Jaksa agung independen dan berintegritas, ketika jaksa agung dari partai politik, tidak bisa dinafikkan ada upaya- upaya intervensi hukum yang bisa saja terjadi kapan pun, dan ini berbahaya untuk penegakkan hukum kita," ujarnya.

Dahnil kemudian menyebutkan contoh kasus kriminalisasi.

"Fakta kriminalisasi di tengah-tengah kita itu banyak, sebut saja petani Kendeng yang berusaha membela hak-hak tanah mereka, petani Karawang yang membela tanah mereka, mereka yang berjuang tetapi mereka yang dipersalahkan, sebutlah teman-teman di Papua, yang memperjuangkan hak-hak mereka dan mereka berhadapan dengan korporasi dan mereka tidak mampu menghadapi itu karena tidak mampu membayar pengacara dan sebagainya, negara harus hadir ketika ketidakadilan itu hadir," ujar Dahnil yang disambut tepuk tangan penonton.

(TribunJateng.com/Woro Seto)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved