Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Pengemis di Jalan Kebun Krumput Banyumas, Apa yang Terjadi Jika Pengendara Tak Lempar Koin?

Sejumlah pengemis duduk di sepanjang jalan raya Kebun Krumput, Desa Pageralang, Kecamatan Kemranjen, Kabupaten Banyumas

Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Permata Putra Sejati
Satinem dan anaknya yang masih berumur 4 tahun, mengemis disepanjang jalur Kebun Krumput, menunggu uang recehan dari para pengendara. 

Mereka melakukan supaya terhindar kecelakaan di jalur Kebun Kruput.

Alhasil uang recehan banyak berceceran di jalan dipunguti warga sekitar.

Mereka menganggap itu sebagai berkah hujan uang.

Sejak saat itulah semakin banyak warga memanfaatkannya sebagai sarana mengemis. 

Sehari-hari mereka mencari nafkah menjadi pengemis dengan memungut koin yang dilempar pengemudi ketika melintasi jalan tersebut.

Munculah mitos memberikan upeti bagi penunggu jalan.

Jika tidak melempar koin maka pengendara yang tidak berhati-hati pasti rawan mengalami kecelakaan.

Bahkan menurut kepercayaan masyarakat setempat mesti dibarengi dengan mengucap “kulanuwun” atau “nderek langkung” yang artinya adalah permisi.

Pengemis di sepanjang jalur Kebun Kruput melakukan pekerjaan tersebut selama 24 jam secara bergantian.

Pagi sampai sore kebanyakan adalah kaum wanita dan anak-anak.

Sedangkan malam hari didominasi kaum laki-laki

Hal itu dilakukan supaya tidak terlalu banyak yang duduk di sepanjang jalan.

Contohnya saja Satinem (36), warga Desa Pageralang mengemis mulai pukul 10:00 WIB sampai 17:00 WIB.

"Kalau hari-hari biasa bisa mendapatkan Rp 20 ribu sampai Rp 50 ribu perhari. Jika hari besar seperti lebaran bisa lebih banyak sekira Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu perhari," ujar Satinem.

Satinem membawa serta anaknya yang masih berumur 4 tahun.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved