Tersandung Saat Resepsi, Mempelai Perempuan Minta Cerai Setelah 3 Menit Menikah
Tersandung saat resepsi, pengantin perempuan asal Kuwait meminta cerai ke hakim setelah 3 menit menandatangani kontrak pernikahan
Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Sepasang kekasih bercerai setelah menikah selama 3 menit.
Peristiwa tersebut terjadi di Kuwait, Selasa (5/2/2019).
Pada mulanya, pernikahan itu berjalan lancar.
Keduanya membacakan ikrar pernikahan dan menandatangani surat pernikahan di hadapan hakim.
Saat hendak berjalan keluar, tiba-tiba pengantin perempuan tersandung.
• Viral Video Cleaning Service SMP Dikeroyok 4 Siswa, Orangtua Malah Menyuruh Pukuli
• Viral Video Kucing Diseret Pakai Motor di Pekalongan, Ini Kesaksian Diefie yang Merekamnya
• Siswa SMP yang Bentak dan Pegang Kepala Guru Kini Nangis dan Minta Maaf
• Korban Teror Pembakaran Mobil di Semarang Tak Bisa Narik Taksi
• Setelah Tahu yang Mencuri Uangnya adalah Sang Mertua, Menantu Ini Cabut Laporan Kasusnya
Dilansir dari Dailymail.co.uk, bukannya ditolong mempelai pria justru menertawakan.
Tidak hanya itu, mempelai pria juga berbisik bahwa tindakan istrinya itu sangat teledor dan bodoh.
Pengantin perempuan itu marah setelah diejek di tempat umum dan segera meminta hakim untuk membatalkan pernikahan.
Menurut saksi mata, pasangan itu baru menikah selama tiga menit.
Menurut Q8 News pernikahan itu diyakini menjadi yang terpendek dalam sejarah Kuwait setelah pasangan itu menerima pembatalan sebelum mereka meninggalkan gedung pengadilan tempat mereka menikah.
Rasa malu bagi pria itu tidak berakhir di sini karena wanita itu menerima dukungan luar biasa untuk tindakannya di media sosial.
Viralnya kisah pernikahan yang pendek itu membuat orang bertanya-tanya bagaimana mereka berhasil sampai ke hari pernikahan mereka?
Banyak yang merasa penasaran dengan perjalanan cinta dua sejoli itu.
Setelah diberitakan, "pernikahan tersingkat di Kuwait" itu pun segera menjadi viral di Twitter.
Banyak netizen yang menanggapinya dengan memperlihatkan perasaan shock.
Tak sedikit pula yang meresponnya menggunakan humor.
Namun, mayoritas berada di pihak sang wanita yang dianggap sudah mengambil keputusan terbaik.
"A strong woman... I would've done the same thing (Wanita yang kuat. Saya pun akan melakukannya)"
"If this is how he acts right at the beginning, it's better to leave him (Kalau dia sudah begitu sedari awal, memang lebih baik meninggalkannya)"
"A marriage with no respect, is a failed one right from the beginning (Pernikahan tanpa rasa hormat, sejak awal sudah gagal)"
"If this is the language he uses, he shouldn't get married (Kalau dia -mempelai pria- memang berbicara begitu, dia seharusnya tidak nikah)"
Tidak hanya di Kuwait, pada tahun 2004 pasangan dari Inggris berpisah setelah satu setengah jam menikah.
Pasangan di Inggris itu bertukar cincin dan melakukan sumpah di kantor pendaftaran di dekat Manchester.
Tetapi kemudian pernikahan mereka kandas pada 90 menit kemudian.
Pengantin wanita mempermasalahkan pidato suaminya yang menyinggungnya.
Rencana bulan madu mereka ke Yunani pun dibatalkan.
Angka perceraian di Kuwait terbilang tinggi setiap tahun.
Begitu pula pada tahun ini, tidak berubah.
Merujuk sebuah survei resmi, Kuwait menempati ranking kedua di dunia Arab dalam hal jumlah perceraian terbanyak.
Survei itu dilakukan pada 2017 silam oleh Kementerian Hukum Kuwait.
Hasil survei mengungkapkan, sebanyak 60 persen pernikahan di seantero negeri ini berakhir dengan perceraian.
Menilik hasil survei, bisa disimpulkan secara sederhana bahwa bercerai adalah sesuatu yang permisif atau bukan sesuatu yang dihindari oleh rakyat Kuwait.
Survei itu juga membeberkan, alasan perceraian di luar alasan yang "biasa" adalah maraknya pernikahan bermotif status-ekonomis.
Ada banyak pasangan muda yang memilih segera menikah agar mendapat kredit dan subsidi keuangan dari pemerintah yang disediakan bagi keluarga. (tribunjateng.com/jen)