Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Wasabi Ngga Cuma Ada di Jepang, Tanaman Ini Juga Bisa Tumbuh di Dataran Tinggi Dieng

Wasabi adalah tanaman asli Jepang yang biasa dimanfaatkan untuk penyedap masakan Jepang, semisal Sushi dan Sashimi. Wasabi tumbuh di Dieng

Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKKI
kebun Wasabi di dataran tinggi Dieng 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Dataran tinggi Dieng bukan hanya menawarkan berbagai objek wisata menawan bagi wisatawan. Negeri atas awan ini juga menjanjikan kemakmuran bagi masyarakat setempat.

Bukan hanya berkah wisata yang didapat, warga lokal dianugerahi kesuburan tanah yang menjanjikan kemajuan usaha pertanian.

Dengan ketinggian sekitar 2000 mdpl, dataran tinggi Dieng bahkan punya kekhasan beberapa jenis tanaman yang sulit tumbuh di daerah lain. Sebut saja Carica dan Purwoceng yang kini menjadi salah satu ikon dataran tinggi Dieng.

Bahkan, tanaman yang mestinya sulit tumbuh di negara beriklim tropis seperti Indonesia, ternyata mampu tumbuh subur di kaldera gunung api purba ini.

Bagi penggemar masakan Jepang, tentu sudah tidak asing dengan Wasabi. Wasabi adalah tanaman asli Jepang yang biasa dimanfaatkan untuk penyedap masakan Jepang, semisal Sushi dan Sashimi.

Wasabi dan Sushi bahkan seperti pasangan kekasih yang tak pernah terpisahkan. Kombinasi keduanya bisa menciptakan rasa yang sensasional.

Meski menimbulkan efek pedas, rasa tanaman ini berbeda dengan cabai yang umum dikonsumsi masyarakat Indonesia. Tak ayal, tanaman langka ini amat mahal. Tak perlu jauh-jauh ke Jepang untuk melihat bagaimana tanaman inu dibudidayakan.

Siapa sangka, di lahan sekeliling telaga Merdada, Desa Karangtengah, Batur Banjarnegara, Wasabi dapat tumbuh subur. Daun hijau tanaman itu tumbuh lebat bermekaran.

Melihat sekilas, masyarakat tak akan mengenali itu adalah tanaman paling diburu warga Jepang untuk pelengkap makanan. Di samping langka, istilah Wasabi sendiri belum begitu populer bagi masyarakat awam Indonesia.

"Iya ini Wasabi,"kata Irham warga Desa Karangtengah Batur Banjarnegara

Kebun Wasabi ini ternyata bukan milik penduduk setempat. Menurut Irham, kebun itu dikembangkan oleh perusahaan tertentu yang berafiliasi dengan perusahaan Jepang. Perusahaan itu menyewa lahan dalam jangka waktu tertentu untuk budidaya tanaman Wasabi.

Jelas, hasil panen tanaman itu bukan untuk konsumsi lokal. Keberadaan kebun Wasabi di komplek wisata telaga Merdada ini pun berpotensi untuk dikembangkan.

Ke depan, pengelola wisata Telaga Merdada akan membuka agrowisata untuk melengkapi destinasi yang sudah ada. Selain menikmati panorama telaga, pengunjung dapat mengunjungi kebun-kebun berisi aneka tanaman semisal Carica, kentang, juga Wasabi di lahan sekeliling telaga.

"Nanti mau dikembangkan agrowisata,"katanya

Tidak hanya di komplek telaga Merdada, tanaman Wasabi ternyata juga tumbuh subur di Desa Kepakisan Batur Banjarnegara.

Rohim, warga Desa Kepakisan mengaku mendapatkan bibit Wasabi dari temannya. Petani itu tak begitu paham seluk beluk Wasabi dan pemanfaatannya. Tetapi ia menjajal menanamnya di pekarangan rumah.

Rupanya bibit itu mampu tumbuh seperti yang diharapkan. Belakangan Rohim sedikit tahu khasiat tanaman itu untuk tubuh.

Wasabi dinilainya memiliki efek pedas dan mampu menghangatkan tubuh. Ini tentu cocok bagi masyarakat Dieng yang selalu diterpa hawa dingin.

Untuk membuktikan rasa dan kepedasannya, Rohim mencabut satu tanaman Wasabi yang tumbuh di sekitar rumahnya. Saya pun menjajal memakan secuil pangkal tanaman itu mentah-mentah.

Benar saja, sekali gigitan hingga bagian tanaman itu menyentuh lidah, pedasnya langsung terasa. Panasnya tidak hanya bertahan di lidah, tapi sampai merasuk ke dalam. Bukan pedas seperti rasa cabai tentunya.

"Saya dulunya dikasih bibit Wasabi," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved