Siapa Inisia S Yang Diburu Tim Saber Pungli tarik Iuran Ilegal di Pasar Johar Relokasi?
Dari hasil pemeriksaan sementara, kedua oknum yang belum dipublikasikan identitasnya itu dikendalikan oleh seseorang berinisial S.
SEMARANG, TRIBUN - Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) Kota Semarang akhirnya mengamankan dua orang yang setiap hari memungut iuran keamanan untuk para sopir truk yang masuk ke Pasar Johar relokasi MAJT.
Kedua oknum yang juga Pamswakarsa tersebut saat ini masih menjalani pemeriksaan di Mapolrestabes Semarang.
Ketua Tim Saber Pungli Kota Semarang, AKBP Enriko Silalahi, membenarkan pihaknya telah mengamankan dua orang pria yang selama ini menarik iuran keamanan di Pasar Johar.
"Iya, laporan awal dari anggota di lapangan sudah diamankan dua orang," ujar Enriko, Senin (18/3).
Menurut Enriko, saat ini pihaknya masih mendalami keterangan kedua oknum tersebut.
Dari hasil pemeriksaan sementara, kedua oknum yang belum dipublikasikan identitasnya itu dikendalikan oleh seseorang berinisial S.
Oknum ini yang memerintah para Pamwwakarsa untuk menarik retribusi tambahan iuran keamanan bagi pemilik mobil maupun truk yang masuk ke area Pasar Johar.
"Ada yang mengendalikan, inisial S. Kami masih cari keberadaan S ini," katanya.
Selain mengendalikan, S juga berperan mengumpulkan hasil penarikan iuran keamanan yang dilakukan oleh oknum Pam Swakarsa.
Enriko menyebut, pihaknya juga menyita barang bukti berupa uang tunai Rp 400 ribu dari tangan kedua oknum tersebut.
Enriko mengatakan, rupanya oknum berinisial S ini juga memiliki tempat karaoke tak berizin yang berada tak jauh dari Pasar Johar.
Ditelusuri
Tim Saber Pungli pun akan menelusuri aliran dana hasil iuran keamanan yang ditarik oleh para oknum Pamswakarsa tersebut. "Tentu akan ditelusuri. Nanti laporan lengkapnya kalau S sudah diamankan," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, aksi dugaan pungli iuran keamanan dikeluhkan pedagang Pasar Johar relokasi MAJT.
Iuran keamanan ini berlaku untuk lapak dan setiap mobil yang masuk ke area Pasar Johar baik mobil pembeli maupun mobil pengantar barang.
Setiap mobil pribadi atau jenis pikap ditarik iuran keamanan Rp 3 ribu dan truk senilai Rp 5 ribu.
Iuran keamanan ini diluar dari retribusi resmi yang sudah ditetapkan pemerintah.
Sebelumnya diberitakan, perwakilan pedagang Pasar Johar geram terhadap ulah penarik iuran Pungli uang keamanan yang tak juga ditangkap sehingga pihaknya menemui Tim Saber Pungli.
Pedagang daging di Pasar Johar, Supar --bukan nama sebenarnya-- mengaku telah muak melihat aksi Pungli yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan Pam Swakarsa tersebut.
"Jujur kami sudah muak, seperti tidak ada malu dan takutnya mereka itu narik iuran keamanan," kata Supar kepada Tribun Jateng, Kamis (7/3).
Supar mengatakan, meski sudah berulang kali diberitakan, namun belum ada tindakan tegas dari pihak terkait.
Hal itulah yang membuat Supar dan beberapa rekannya sesama pedagang berinisiatif menemui Ketua Tim Saber Pungli Kota Semarang.
"Kalau laporan resmi sudah, tapi belum ada tindakan sama sekali. Makanya kami rencana menemui Tim Saber Pungli," tegasnya.
Bahkan, saat Supar dan beberapa pedagan lain memberitahu oknum Pamswakarsa akan dilaporkan ke Tim Saber Pungli, oknum tersebut mengaku tak takut.
"Dia bilang laporkan saja, wong itu kesepakatan bersama," ujar Supar menirukan ucapan oknum Pam Swakarsa.
Hal senada diungkap rekan Supar sesama pedagang daging, Tri.
Menurut Tri, tak hanya mengaku tak takut dilaporkan ke Saber Pungli, oknum tersebut beberapa kali membentak pedagang atau sopir mobil yang masuk ke dalam Pasar Johar apabila mempertanyakan iuran keamanan.
"Pernah distributor saya dibentak gara-gara pertanyakan iuran keamanan. Jelas dipertanyakan lah, mobilnya dijaga kernet sendiri. Pam Swakarsa cuma berdiri di dekat pintu masuk ambil uang," kata Tri.
Tri menyebut pernah suatu waktu ada pembeli yang memberanikan diri menanyakan iuran keamanan ke oknum Pam Swakarsa.
Lantaran kalah debat, oknum tersebut meminta pembeli itu menanyakan ke PPJP (Paguyuban Pedagang dan Jasa Pasar) Johar. "Ada yang berani ajak debat, akhirnya oknum itu kalah debat dan bilang silakan tanya ke PPJP," ungkapnya. (lyz)