Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ferdinand Hutahaean Debat dengan Masinton Pasaribu Soal Pemenang Pilpres 2019

Tim TKN Jokowi-Ma'ruf Masinton Pasaribu berdebat dengan tim BPN, Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahaean soal pemenang pilpres 2019.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
YOUTUBE
Masinton debat dengan Ferdinand Hutahaean 

TRIBUNJATENG.COM- Tim TKN Jokowi-Ma'ruf Masinton Pasaribu berdebat dengan tim BPN, Prabowo-Sandi Ferdinand Hutahaean soal pemenang pilpres 2019.

Melalui siaran langsung TVOne pada Selasa 23 April 2019.

Ketika ditanya soal pemenang Pilpres, Ferdinand Hutahaean dan Masinton Pasaribu berdebat soal aturan undang-undang tentang presiden terpilih.

Ferdinand Hutahaean mengungkapkan bahwa pemenang presiden adalah 50 persen + 1 dan memenangi 20 persen separuh di wilayah Indonesia.

"bagaimana kalau presiden hanya memenangi di Jawa Tengah dan Jawa Timur saja itu akan menang, itu dasarnya Undang-undang mengatur 50 persen + 1 dan memenangkan separuh wilayah di Indonesia," ucap Ferdinand.

Ferdinand mengaku khawatir dengan disintegrasi.

"Efek negatifnya, Indonesia ini kan luas, tidak hanya di Jawa tengah dan Jawa Timur, bagaimana kalau wilayah lain menolak, apakah ini tidak akan terjadi disintegrasi bangsa? ," ujar Ferdinand.

Sementara itu, Mastinton Pasaribu membantah pernyataan Ferdinand Hutahaean.

Menurut Masinton aturan itu sudah diperjelas dan dipertegas melalui keputusan Mahkamah Konstitusi.

"Pada tanggal 13 Juli 2014, aturan itu sudah diperjelas, yakni jika hanya ada dua capres dengan suara terbanyak, itu yang dilantik," ujar Masinton.

Diketahui, data real count KPU mengenai hasil Pilpres 2019 sudah mencapai 26,83%. Untuk sementara, pasangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Melalui situs pemilu2019.kpu.go.id, Rabu (24/4/2019), pukul 06.15 WIB, data yang sudah masuk berasal dari 218.247 TPS (26,83%). Diketahui total ada 813.350 TPS pada Pemilu 2019.

Berikut ini real count KPU berdasarkan data yang telah masuk:
01. Jokowi-Ma'ruf 22.754.893 suara (55,39%)
02. Prabowo-Sandiaga 18.326.164 suara (44,61%)

KPU menjelaskan data yang ditampilkan pada menu Hitung Suara merupakan data berdasarkan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1 sebagai hasil penghitungan suara di TPS.

Apabilaterdapat perbedaan antara angka yang tertulis dengan angka yang tercantum dalam salinan formulir C1, akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

KPU juga menyatakan data yang ditampilkan bukan merupakan hasil final, karena hasil akhir penghitungan perolehan suara Pemilu 2019 akan ditetapkan secara manual melalui rapat rekapitulasi secara berjenjang di setiap tingkatan.

Oleh karena itu, jika terdapat kesalahan dalam pengisian C1, dapat diusulkan perbaikan pada rapat rekapitulasi di tingkat kecamatan.

Rekapitulasi akhir KPU secara nasional rencananya akan keluar pada Rabu (22/5). KPU tetap akan menggunakan penghitungan manual berjenjang untuk memutuskan penetapan hasil Pemilu 2019.

Jokowi klaim kemenangan

Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengklaim kemenangan pasangan calon yang diusungnya.

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko mengatakan, ada alasan tersendiri mengapa TKN pada akhirnya menyampaikan klaim ini.

Pertama, TKN mengacu pada berbagai hasil hitung cepat atau quick count.

"Dasarmya adalah hasil quick count yang dilakukan oleh 12 lembaga quick count yang sangat kredibel itu."

"Dasarnya hasil quick count yang sangat kredibel selama ini memiliki tradisi keilmuan yang teruji dan sudah banyak terbukti dari beberapa tahun belakangan ini," kata dia dalam konferensi pers di Rumah Cemara 19, Jakarta, Jumat (19/4/2019).

Selain itu, kata Moeldoko, pernyataan TKN merupakan bentuk apresiasi kepada publik yang sudah memilih Jokowi-Ma'ruf.

Oleh karena itu, TKN perlu memberikan keyakinan kepada pemilih Jokowi-Ma'ruf.

"Untuk itu TKN malam ini membuat sebuah pernyataan, itu kira-kira urgensinya."

"Ya (Jokowi-Ma'ruf) sebagai calon tidak boleh (menyatakan klaim kemenangan), tapi kami adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk memenangkan. Hak kami untuk mengumumkan," ujar Moeldoko.

Hal senada juga disampaikan Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir.

Ia menilai, selama ini hasil hitung cepat tak jauh berbeda dengan hasil resmi KPU.

"Ini kan sebuah fakta ya, kalau kita belajar dari kemarin pemilihan Gubernur DKI Jakarta ketika waktu itu quick count juga diakui sebagai salah satu dasar dan selebrasi langsung dilakukan."

"Nah yang aneh itu kan ketika pada saat sekarang quick count dipertanyakan."

"Sebelumnya diakui dan ini menurut saya kita harus terbuka mata dan hati kita," kata Erick.

"Hari ini kita bukan jumawa, karena apa yang dilihat dari hasil quick count itu adalah nyata dan sudah dilakukan sebelum-sebelumnya," tandasnya.

Prabowo klaim kemenangan

Diketahui, prabowo juga melakukan deklarasi kemenangan.

Calon presiden Prabowo Subianto akhirnya tampil bersama calon wakil presiden Sandiaga Uno, Kamis (18/4) sore. Keduanya menggelar jumpa pers di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta, didampingi para pendukungnya. Prabowo dan Sandiaga bersama untuk pertama kali di hadapan publik pascapemungutan suara Pemilu 2019, Rabu (17/4).

Ikut dalam jumpa pers tersebut di antaranya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan, Amien Rais dan Rachmawati Soekarnoputri. Dalam jumpa pers tersebut lagi, lagi mantan Danjen Kopassus itu mengklaim kemenangan. Ini adalah kali ketiga Prabowo mengklaim pihaknya menang dalam pertarungan Pilpres tahun 2019.

"Saya ulangi pada hari ini saya Prabowo Subianto, menyatakan bahwa saya dan saudara Sandiaga Uno mendeklarasikan kemenangan sebagai presiden dan wakil presiden RI tahun 2019-2024 berdasarkan penghitungan lebih dari 62 persen hitungan real count," kata Prabowo di Kertanegara.

Sandiaga dalam jumpa pers tersebut tidak berbicara. Ia lebih banyak diam dan mengacungkan dua jari saat Prabowo memekikkan kata 'merdeka'.

Prabowo menyebut pernyataan soal Pilpres ini disampaikan lebih cepat terkait dengan bukti-bukti yang diklaim dimiliki terkait dugaan kecurangan. "Kami mohon janganlah kemenangan yang kita peroleh dengan izin Tuhan Yang Maha Kuasa menjadikan kita bersikap jemawa dan sikap lain yang berlebihan, ini saat yang tepat kita anak bangsa untuk segera mempererat tali persaudaran kita," katanya.

Sama seperti Jokowi yang saat jumpa pers menyinggung soal Prabowo, Ketua Umum Partai Gerindra tersebut juga menyebut nama Jokowi-Maruf Amin. Ia mengatakan tetap bersahabat dengan pesaingnya tersebut.

"Kami jadi presiden seluruh rakyat indonesia, demi kekayaan bangsa Indonesia dan NKR berdasarkan Pancasila dan UUD 1945," katanya.

Ketika konferensi pers di Resto Pelataran Menteng, Jokowi menyebut sudah mengirim utusan untuk bertemu dengan Prabowo. Saat dikonfirmasi hal tersebut calon presiden nomor urut 02 itu menyebut belum ada utusan yang dikirim Jokowi. "Belum belum belum. Belum belum belum," ujar Prabowo. "Yang jelas hubungan saya baik dengan beliau. Dengan semua kita ingin baik," tambah Prabowo. (*)

Nikita Mirzani Unggah Review Kurang Memuaskan Hotel Apita, Puput Carolina Sang Pemilik Buka Suara

Soal Seruan Rekonsiliasi, Tanggapan BPN: Pemilu Bukanlah Perang

Simak Peruntungan Shio Hari Ini 24 April 2019, Tahun Babi Tanah Imlek 2660

TKN Siapkan 500 Kontainer Plastik Berisi Data C1 Untuk Ungkap Fakta Penghitungan Suara

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved