Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Polemik Garis Keras, Mahfud MD: Maksud Saya Rekonsiliasi Bersatu Kok Malah Berpecah

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan klarifikasi soal ucapannya dengan istilah 'garis keras'.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Tribunnews.com
Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) - Mahfud MD 

TRIBUNJATENG.COM- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) memberikan klarifikasi soal ucapannya dengan istilah 'garis keras'.

Hal itu, ia sampaikan melalui akun Twitter @mohmahfudmd, pada Rabu (1/5/2019).

Dalam cuitannya, Mahfud MD mengajak untuk rekonsiliasi dan mengajak netizen untuk melihat video penjelasannya.

Mahfud MD menjelaskan bahwa garis keras atau hard liner artinya sikap kokoh tidak mau berkompromi dengan pandangan yang dianggapnya tidak sejalan dengan prinsipnya.

Ia menambahkan bahwa maksudnya mengajak untuk rekonsiliasi agar bersatu dan tidak terpecah belah.

Mahfud MD juga meminta maaf kepada netizen yang salah paham dengan ucapnnya.

Ia lantas mengaku tidak ingin dituding membelokkan isu soal kecurangan pemilu yang justru memperpanjang polemik.

Ahli Hukum Tata Negara itu lantas ingin bersama-sama mengawal proses pemilu karena jalannya masih panjang.

"Hai tuips, selamat pg. Selamat jumpa lg stlh 3 hr sy tdk mebuka Twitter. Sy membayat hutang melaksanakan tugas2 yg tertunda di kampus. Tetapi sy mengikuti kontroversi atas istilah "garis keras" (hard liner) yg sy lontarkan dgn niat mengajak rekonsiliasi. Berikut penjelasan saya:

Di dlm term ilmu istilah hard liner diartikan, "sikap kokoh, tdk mau berkompromi dgn pandangan yg dianggapnya tdk sejalan dgn prinsipnya". Itu tertulis di literatur2. Tp bagi yg beda paham sy minta maaf. Maksud sy mengajak rekonsiliasi, bersatu, kok malah berpecah. Itu tdk bagus.

Daripada sy dituding "mau membelokkan isu" dari kecurangan pemilu maka sy takkan memperpanjang polemik. Mari kita kawal sj ber-sama2 proses pemilu ini krn jalannya msh panjang. Semua hrs mendapat keadilan sesuai tuntutan demokrasi. Demokrasi hrs selalu diimbangi hukum (nomokrasi)

Arti garis keras di dlm literatur " is an adjective describing a stance on an issue that is inflexible and not subject to compromise". Arti ini tak bs dicabut krn sdh jd term dlm ilmu politik scr internasional. Tp bg yg salah memahami penggunaan istilah ini sy minta maaf," tulisnya.

Diketahui, Mahfud MD memberikan penjelasan di Metro Pagi Primetime, Selasa (23/4/2019.

Mahfud MD menjelaskan persebaran pemilih Jokowi dan Prabowo di pilpres 2019.

Saat itu, Mahfud MD menyatakan bahwa sebaran kemenangan pada Pilpres 2019, mengingatkan untuk segera melakukan rekonsiliasi.

"Kalau melihat sebaran kemenangan, mengingatkan kita untuk lebih sadar, segera rekonsiliasi," ujar Mahfud MD.

"Karena saat ini kemenangan Pak Jokowi ya menang, dan mungkin sulit dibalik kemenangan itu dengan cara apapun."

"Tetapi kalau lihat sebarannya, di provinsi-provinsi yang agak panas, Pak Jokowi kalah," sambungnya.

"Dan itu, diidentifikasi tempat-tempat kemenangan Pak Prabowo, itu diidentifikasi dulunya dianggap sebagai provinsi garis keras."

"Dalam hal agama, misalnya Jawa Barat, Aceh, Sulawesi Selatan juga," ungkap Mahfud MD.

Oleh karena itu, menurut Mahfud MD saat ini sangat penting untuk membuat bangsa sadar akan keberagaman.

"Bangsa ini hanya akan maju kalau bersatu, karena buktinya kemajuan dari tahap ke tahap kita raih karena kebersatuan kita," kata Mahfud MD.

"Soal kemenangan, kekalahan, itu soal waktu saja, dan kita akan segera selesai kalau dalam soal itu," imbuh Mahfud MD.

Lantas, pernyataan mahfud MD itu ditanggapi oleh Mantan Stafsus ESDM, Said Didu.

Said Diu meminta klarifikasi soal ucapan Mahfud MD provinsi garis keras.

"Mohon maaf prof @mohmahfudmd, saya berasal dari Sulsel, mhn jelaskan indikator yg prof gunakan sehingga menuduh orang Sulsel adalah orang2 garis keras agar jadi bahan pertimbangan kami.
Kami orang Sulsel memang punya prinsip SIRI utk menjaga kehormatan. Inikah yg dianggap keras ?," tulis Said Didu.

Lantas, Mahfud MD menjelaskan bahwa arti kata tersebut adalah rasa fanatik yang tinggi.

Mahfud MD menjelaskan bahwa rasa fanatik yang tinggi terhadap islam sulit untuk ditaklukkan.

"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau.

Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik.

(TribunJateng.com/Woro Seto)

Lirik Lagu On My Way Alan Walker Kembali Trending, Ini Cara Download Lagunya

Kapan Penetapan Awal Puasa Ramadhan 1440 H 2019? Kemenag Akan Gelar Sidang Isbat di Tanggal Ini

Viral Foto-foto Pertemuan Gus Dur dengan Jokowi saat Baru Jadi Walikota Solo

Bupati Pekalongan Diserbu Ratusan Anak PAUD : Siapa yang Mau Jadi Bupati?

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved