Kisah Camat dan Kepala Sekolah di Jateng Jadi Kepala Biro dan Kepala Dinas Provinsi, Dilantik Ganjar
Dua pejabat tinggi tersebut bukan berasal dari lingkungan pejabat elit di Pemprov Jateng, melainkan hanya seorang Camat dan Kepala Sekolah
Penulis: faisal affan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Tepuk tangan langsung bergemuruh di Gedung Gradika Bhakti Praja saat nama Imam Maskur dan Jumeri disebut dalam acara upacara pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Pejabat Tinggi Pratama di lingkungan Pemprov Jateng, Senin (6/5).
Bagaimana tidak, dua pejabat tinggi tersebut bukan berasal dari lingkungan pejabat elit di Pemprov Jateng, melainkan hanya seorang Camat dan Kepala Sekolah di daerahnya masing-masing.
Imam Maskur merupakan Camat Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang dipercaya oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menjadi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Jawa Tengah.
Sementara Jumeri hanyalah Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Bawen Kabupaten Semarang yang dipercaya menjabat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Sejak memimpin tahun 2013 lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang menerapkan promosi jabatan secara terbuka.
Proses rekrutmen pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng dilakukan dengan cara lelang jabatan dan membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mendaftarkan diri.
Hal tersebut yang membuat proses seleksi jabatan bebas dari praktik korupsi.
Tak hanya itu, lelang jabatan juga membuka lebar peluang setiap orang untuk bisa menduduki jabatan di lingkungan Pemprov Jateng itu termasuk Imam Maskur dan Jumeri.
“Sebenarnya ini konsekuensi dari promosi terbuka, siapapun bisa masuk dan memimpin. Saya tidak tahu mereka, tidak kenal mereka, karena mereka sesuai golongan dan syaratnya mencukupi, maka Panitia Seleksi melakukan seleksi dan mereka dinyatakan lolos,” kata Ganjar usai melantik pejabat baru tersebut.
Tak hanya itu, saat melakukan wawancara, Ganjar juga mengatakan bahwa mereka memiliki gagasan dan pengalaman yang menarik.
Untuk itu, dirinya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa memimpin.
“Yang penting memiliki integritas dan kompetensi yang bagus, sehingga bisa bekerja dengan baik. Mereka orang-orang berpengalaman dan saya harap mereka dapat memimpin dengan baik,” tambahnya.
Meski begitu, Ganjar mengatakan telah mengontrak para pejabat baru yang dilantik tersebut selama satu tahun.
Nantinya, selama satu tahun akan dievaluasi apakah pejabat baru tersebut layak untuk melanjutkan atau harus mengundurkan diri.
“Jadi selama setahun itu mereka harus memastikan bahwa yang dilakukan benar semuanya. Kalau tidak, maka harus sepakat untuk siap mundur. Kalau ada catatan dari saya atau komplain dari masyarakat yang membuat mereka harus mundur, ya harus siap. Ini akan menjadi tradisi,” tegasnya.
Terakhir, Ganjar berpesan kepada para pejabat baru yang dilantik tersebut untuk tidak sombong dan bekerja sesuai integritas dan profesional.
“Tidak perlu sombong, langsung bekerja untuk melayani masyarakat. Sementara bagi yang tidak lolos dalam lelang jabatan lagi, jangan berkecil hati. Biasa saja, silahkan ikut daftar lagi, karena ini kontestasi yang terbatas,” tutupnya.
Sementara itu, Imam Maskur mengatakan bersyukur mendapat amanat dari Gubernur menjabat sebagai Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat.
Meski cukup berat, namun ia akan berupaya untuk mewakafkan dirinya demi masyarakat Jawa Tengah.
“Nanti akan saya buktikan jika saya bisa. Saya akan berusaha menjalankan amanat ini dengan bekerja semaksimal mungkin demi kemajuan Jawa Tengah. Kalau nanti saya dalam waktu setahun dirasa memang tidak memenuhi syarat, saya siap mengundurkan diri,” tgasnya.
Selain Imam Maskur dan Jumeri, dalam kesempatan itu Gubernur Jateng juga melantik sejumlah pejabat tinggi lainnya.
Mereka adalah Wisnu Zaroh sebagai Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jateng, AR Hanung Triyono, sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jateng, Eko Yunianto sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Provinsi Jateng,
Fendiawan Tiskiantoro sebagai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jateng, Retno Sudewi sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jateng (DP3AKB) serta Ratna Kawuri sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jateng.
Jumeri Grogi Bersaing dengan Profesor
Umumnya kepala SMK jika naik jabatan menjadi Kabid di Dinas Pendidikan Kabupaten. Namun ada fakta kepala SMK menangi lelang jabatan menjadi Kepala Dinas Provinsi.
Jumeri yang semula Kepala SMKN Bawen Kabupaten Semarang terpilih menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Dua nama itu mengejutkan karena berhasil memenangi lelang jabatan, sekaligus membongkar sekat birokrasi di tingkat Provinsi. Mereka orang daerah tiba-tiba berhasil menang di lelang jabatan.
"Saya sendiri juga masih tidak percaya dengan hal ini. Dengan para pesaing yang hebat-hebat, ada profesor dan doktor, namun saya yang dipilih oleh bapak Gubernur menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan," kata Jumeri, Selasa (7/5).
Jumeri pria kelahiran Boyolali,10 Mei 1963 ternyata bukan guru atau kepala sekolah biasa. Dia sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jateng. Tahun 2013, juga pernah dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Terbaik Tingkat Nasional.
Diakuinya, tahu bahwa ada lelang jabatan dari obrolan di grup WhatsApp komunitas kepala sekolah. Karena melihat syarat administrasi yang dimilikinya memungkinkan, Jumeri yang saat mendapat kabar itu sedang Umrah di Makkah memantapkan niat untuk mengikuti lelang jabatan tersebut.
"Awalnya tidak mau maju, namun karena dorongan teman-teman saya akhirnya maju juga. Ya itung-itung mewakili aspirasi teman-teman seperjuangan," imbuh Jumeri. Saat awal mendaftar, Jumeri mengaku agak grogi lihat pesaingnya yang bergelar doktor dan profesor. Apalagi harus bersaing dengan birokrat punya jabatan struktural di Pemprov Jateng.
"Saya hanya kepala sekolah biasa tanpa eselon, juga hanya lulusan S2. Namun karena sudah mendaftar, saya tidak merasa takut dan tanpa beban. Artinya kalau kepilih ya syukur, tidak ya tidak apa-apa,” tambah Jumeri (56).
Berbekal pengalaman di posisinya sebagai guru serta kepala sekolah, Jumeri mantap melanjutkan ikut seleksi lelang jabatan hingga tuntas. Hingga akhirnya, ia masuk dalam tiga besar kandidat yang lolos dan namanya dipanggil oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (6/5) lalu.
“Senang dan bangga sekali, semoga bisa melaksanakan amanah ini dengan baik. Saya ingin membawa perubahan untuk kebaikan pendidikan di sini, khususnya soal integritas,” terangnya.
Saat ditanya apa kira-kira yang membuatnya terpilih sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyingkirkan belasan pesaing lainnya, Jumeri mengatakan jika itu penilaian obyektif tim panitia seleksi dan penilaian subyektif dari Gubernur Jawa Tengah.
Juremi bersyukur dipilih dan dilantik. Artinya dia akan membuktikan mengemban tugas sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Dia pernah jadi Guru Tidak Tetap (GTT), wakil kepala sekolah, kepala sekolah, mendirikan sekolah dan pengalaman lain.
Imam Maskur : "Semoga Cerita Kami Memotivasi Pegawai Lain untuk Maju
Hal senada disampaikan Imam Maskur, Camat Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng.
Imam mengatakan tidak percaya dapat dipercaya menjadi Kepala Biro Kesra dan lolos dalam seleksi jabatan yang diikutinya.
“Alhamdulillah saya dipercaya mendapatkan amanah yang sangat luar biasa berat ini. Ini merupakan kesempatan kepada saya untuk mewakafkan diri kepada masyarakat Jawa Tengah,” kata Imam.
Imam mengatakan akan langsung bekerja keras untuk membantu Gubernur Jateng dalam mewujudkan visi dan misinya.
Hal yang akan segera dilakukannya adalah dengan membuat sistem informasi terpadu terkait hibah Pemprov Jateng kepada masyarakat.
“Menurut laporan dari pak Wakil Gubernur, hibah selama ini sedikit kurang sinkron di lapangan. Untuk itu kami akan membuat sistem informasi terpadu terkait pengelolaan dana hibah dari Provinsi kepada masyarakat luas,” ucapnya.
Disinggung terkait kontrak kerja selama setahun, baik Jumeri dan Imam Maskur mengatakan tidak masalah dengan kontrak tersebut.
Keduanya menegaskan akan bekerja semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
“Kalau memang nanti kami dirasa tidak mampu oleh bapak Gubernur, kami siap mengundurkan diri,” kata keduanya.
Terkait kabar bahwa nama keduanya kini menjadi bahan pembicaraan banyak pihak, mereka hanya tersenyum.
"Semoga cerita kami ini bisa memotivasi pegawai lain untuk maju. Karena sekarang, siapapun orangnya, bisa menjadi pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng asal memiliki pengalaman, komitmen, integritas dan kemauan yang tinggi,"pungkas mereka.
Ini Gebrakan Penting Dalam Birokrasi
Langkah Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo melantik Jumeri menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dan Imam Maskur menjadi Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng mendapat apresiasi banyak pihak.
Apa yang dilakukan Ganjar tersebut dinilai sebagai gebrakan penting dalam reformasi birokrasi.
Hal tersebut dikatakan Pengamat Kebijakan Publik Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Teguh Yuwono.
Teguh mengatakan, lelang jabatan yang dilakukan oleh Ganjar Pranowo menjadi sebuah gebrakan yang memaksa para pejabat untuk bersaing secara sehat dalam rangka meningkatkan performanya.
"Ini langkah positif dan memang mesti dicoba. Di negara maju seperti Amerika, Australia dan negara lain, sistem dan mekanisme perekrutan pejabat seperti ini sudah dilakukan sejak tahun 1990. Ini hal yang biasa di luar negeri, namun belum banyak diterapkan di dalam negeri," kata dia.
Birokrasi selama ini lanjut Teguh, jabatan tinggi seperti jatah yang hanya didapat oleh orang-orang tertentu.
Biasanya, jabatan diperoleh atas dasar urutan terlama atau senioritas.
Padahal, di dunia modern saat ini, kompetensi dan kemampuan yang menjadi dasar seseorang dapat menduduki sebuah jabatan tinggi.
Maka tidak heran, jika di Jawa Tengah ada seorang Camat dan Kepala Sekolah menduduki jabatan tinggi di lingkungan Pemprov Jateng.
"Langkah ini menjadi pendobrak atas sistem birokrasi yang selama ini berjalan. Jadi, kisah Camat dan Kepala Sekolah yang dilantik menjadi pejabat tinggi di Jateng ini menjadi bukti, bahwa kompetisi tidak hanya dengan orang di dalam pemerintahan, namun juga orang dari luar. Siapa yang siap, memiliki pengalaman dan berkopenten, dialah yang akan menduduki jabatan," terangnya.
Langkah Ganjar ini lanjut Teguh akan ditiru oleh banyak daerah lain.
Ia mengapresiasi langkah Ganjar yang telah memaksa birokrasi untuk berubah mengikuti perkembangan zaman.
Menurut Teguh, birokrasi itu kalau tidak dipaksa tidak akan berubah.
Dengan lelang jabatan secara terbuka ini, maka Gubernur Ganjar telah berusaha mewujudkan birokrasi yang hebat dengan orang-orang di dalamnya bersaing dan berkompetisi untuk menjadi yang terbaik.
"Sekarang tidak zamannya lagi pegawai yang hanya santai-santai saja sambil menunggu pangkat naik sendiri, jabatan datang sendiri. Sekarang siapa yang memiliki pengetahuan, berkompeten dan bekerja keras, dialah yang akan mendapatkan hasil baik," tegasnya.
Sejak memimpin tahun 2013 lalu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memang menerapkan promosi jabatan secara terbuka.
Proses rekrutmen pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng dilakukan dengan cara lelang jabatan dan membuka kesempatan bagi siapa saja untuk mendaftarkan diri.
Hal tersebut yang membuat proses seleksi jabatan bebas dari praktik korupsi.
Tak hanya itu, lelang jabatan juga membuka lebar peluang setiap orang untuk bisa menduduki jabatan di lingkungan Pemprov Jateng itu termasuk Imam Maskur dan Jumeri.
“Sebenarnya ini konsekuensi dari promosi terbuka, siapapun bisa masuk dan memimpin. Saya tidak tahu mereka, tidak kenal mereka, karena mereka sesuai golongan dan syaratnya mencukupi, maka Panitia Seleksi melakukan seleksi dan mereka dinyatakan lolos,” kata Ganjar usai melantik pejabat baru, Senin (6/5).
Tak hanya itu, saat melakukan wawancara, Ganjar juga mengatakan bahwa mereka memiliki gagasan dan pengalaman yang menarik.
Untuk itu, dirinya memberikan kesempatan kepada mereka untuk bisa memimpin.
“Yang penting memiliki integritas dan kompetensi yang bagus, sehingga bisa bekerja dengan baik. Mereka orang-orang berpengalaman dan saya harap mereka dapat memimpin dengan baik,” tambahnya.
Jadi Perbincangan ASN
Nama Imam Maskur dan Jumeri menjadi bahan perbincangan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, akhir-akhir ini.
Bagaimana tidak, dua orang yang awalnya bukan siapa-siapa itu, sekarang mampu menduduki jabatan tinggi yang diincar banyak orang.
Imam Maskur, Camat Kedungbanteng Kabupaten Tegal dipercaya menjadi Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng.
Sementara itu, Jumeri yang semula hanya seorang Kepala Sekolah SMKN Bawen Kabupaten Semarang, didaulat memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.
Banyak orang yang tidak percaya bahwa keduanya mampu menduduki jabatan tinggi tersebut.
Namun karena proses lelang jabatan terbuka yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, keduanya mampu membongkar sekat birokrasi yang biasa berjalan di provinsi itu. (*)