Fakta Baru Warung Lesehan Seafood Bu Anny Slawi, Ada Pembeli Jaminkan STNK KTP atau Helm
Berikut fakta-fakta baru mengenai Warung Lesehan Seafood Bu Anny Slawi di Kabupaten Tegal yang viral di medsos
Penulis: Akhtur Gumilang | Editor: abduh imanulhaq
Berikut fakta-fakta baru mengenai Warung Lesehan Seafood Bu Anny Slawi di Kabupaten Tegal yang viral di medsos
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Keberadaan Warung Lamongan Indah Lesehan Bu Anny di Kecamatan Slawi, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, tak henti-hentinya menjadi pembicaraan netizen.
Harga makanan yang mencekik dan tidak lazim yang dirasakan pembeli tak kunjung selesai digunjingkan warganet di berbagai platform media sosial.
Beragam harga, mulai nota jumlah tagihan Rp 225 ribu, Rp 700 ribu, hingga Rp 1.7 juta mencuat di sosial media dari para pembeli yang merasa menjadi korban usai menyantap di Warung Bu Anny.
Tingginya harga yang dipasang pemilik warung itu masih menyimpan banyak cerita dari segelintir kisah para pembeli.
PALING UPDATE: Sempat Viral, Warung Bu Anny Slawi Buat Daftar Harga, Tapi Dinilai Terlambat
Warung Bu Anny Slawi Ditutup Sementara, Ini Alasan Pemkab Tegal yang Temui Pemiliknya di Kontrakan
• Cerita Penggali Kubur Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Tanahnya Empuk Banget
• Ini Foto Terakhir yang Dipotret Ani Yudhoyono Sebelum Meninggal, Diambil via Jendela RS
Ternyata beberapa di antara mereka sampai menjaminkan surat-surat penting karena tak mampu membayar harga kuliner di Warung Bu Anny.
Informasi itu diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dagkop UKM) Kabupaten Tegal, Suspriyanti, kepada Tribunjateng.com, Jumat (31/5/2019).
Dia menyampaikannya seusai embuat Surat Edaran PKL dengan sejumlah pemangku kepentingan di ruang kerja.
Suspri, sapaannya, mendapat info itu dari tukang parkir di depan Warung Bu Anny.
Sejumlah pembeli sampai menjaminkan STNK, KTP, SIM, hingga helm karena tak sanggup membayar makanan.
Perlu diketahui, Suspri pernah menginvestigasi warung ini pada 2017 silam saat viral serupa mengenai harga menu.
"Saya dengar langsung dari tukang parkir, kalau banyak pembeli yang tak sanggup membayar harga total seusai makan di sana.
Bahkan parahnya, ada yang menyerahkan helm, STNK, KTP, dan surat-surat semacamnya untuk dijaminkan supaya bisa keluar sementara waktu untuk mengambil uang di ATM atau rumah," ujar Suspri.
Kisah pembeli yang kaget dan rela menjaminkan surat-surat pentingnya tersebut kerap diketahui tukang parkir.
Menurutnya, fenomena itu membuat tukang parkir di warung yang berlokasi sebelah Kantor Kecamatan Slawi itu bahkan sering memperingatkan calon pembeli sebelum memesan.
Meski demikian, tambah Suspri, pembeli tetap silih berganti datang ke warung Bu Anny yang diketahui tidak rutin buka setiap hari.
"Kasus viral seperti ini pasti terjadi saat menjelang Lebaran atau musim mudik.
Sebab, tahun 2017 lalu juga sempat kejadian sama seperti ini.
Korbannya para pendatang dari luar kota karena warga Slawi dan sekitarnya sudah paham," paparnya kepada Tribunjateng.com.
Dia mengamati bahwa warung tersebut sudah lama ada namun tidak rutin berjualan.
Biasanya pedagang yang juga pemilik warung itu akan hilang dari peredaran jika harga yang dipasangnya viral hingga digunjing warga.
Jika viralnya sudah mulai reda dan berlalu, pemilik bernama Bu Anny (42) asal Malang bersama suami Sopikhin (48) akan kembali berjualan dengan tetap memasang harga tinggi.
"Kadang jualan, kadang hilang.
Polanya seperti itu terus.
Kalau lagi ramai seperti sekarang, dia akan menghilang.
Kalau sudah reda, mereka akan kembali berjualan.
Tidak menutup kemungkinan warung itu bisa ditutup karena bandel," cetusnya.
Suspri menyarankan agar para pembeli yang merasa menjadi korban 'tembak harga' untuk segera melapor ke Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kabupaten Tegal.
Mereka cukup membawa bukti berupa nota kwitansi hasil pembelian yang diserahkan ke BPSK.
"Harga tidak lazim itu bisa dikirimkan ke BPSK melalui barang bukti berupa nota kwitansi hasil pembelian.
Serahkan saja itu ke BPSK yang berkantor di Dinas Dagkop UKM.
Kantor kami ada di depan SMAN 3 Slawi," tandasnya.
Ketika keluhan ini viral di medsos, Tribunjateng.com bertemu dengan Bu Anny dan mewawancarainya.
Simak pembicaraannya berikut:
Pemilik warung mengakui harga masakannya memang mahal.
Namun, semua itu dia klaim lantaran bahan-bahan yang dibelinya tidak sembarangan alias berkualitas super.
"Ada rupa, ada harga.
Kami dapat kepiting dari pasar saja harganya bisa Rp 175 ribu hingga Rp 225 ribu per kilogram.
Kami pakai jenis kepiting telur dan udang windu yang terkenal besar-besar.
Semua fresh, barang-barang dari laut," ucap Anny menggerutu. (tribunjateng/akhtur gumilang)
• BREAKING NEWS: Bus Pariwisata Terguling di Salib Putih Salatiga, Satu Pengendara Motor Tewas
• BREAKING NEWS : Brak! Bus Sugeng Rahayu Tabrak Empat Mobil di Sragen, Warga Ngamuk Sopir Kabur
• Tiba-tiba Pemudik di Jalan Pantura Diarahkan Masuk ke Markas Brimob Kota Pekalongan Untuk Hal Ini
• Berikut Tutorial 5 Langkah Mudah Mendapatkan Filter Instagram Flaying Face yang Lagi Hits