Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ada Festival Kampung di Jlagran Tembarak, Sajikan Pentas Seni Tradisi bagi Warga Temanggung

Ada Festival Kampung Desa Jlagran, Kecamatan Tembarak, Temanggung, pada 15, 17 dan 19 Juni

Penulis: yayan isro roziki | Editor: abduh imanulhaq
IST
Pentas Kuda Lumping Ngesti Budoyo Singo Barong, beberapa waktu lalu 

Ada Festival Kampung Desa Jlagran, Kecamatan Tembarak, Temanggung, pada 15, 17 dan 19 Juni

TRIBUNJATENG.COM, TEMANGGUNG - ‎Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, kaya akan pentas kesenian berbasis tradisi.

Jamak jika desa-desa atau bahkan di tingkat dusun mempunyai seabrek pelaku seni.

Satu di antaranya adalah Desa Jlagran, Kecamatan Tembarak.

"‎Karena itu, kami mencetuskan program Festival Kampung  yang digelar pada 15, 17 dan 19 Juni di tiga tempat berbeda. Selain ajang silaturahmi pementasan, ini kali pertama digelar di Temanggung. Jadi festival ini bisa menjadi hiburan alternatif masyarakat," kata Koordinator Program Utama, Fery Ardhian kepada Tribunjateng.com, Selasa (11/6/2019).

Sebagai forum kreatif yang baru pertama kali diselenggarakan ini‎, pihaknya mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Tak hanya masyarakat Jragan, khususnya Dusun Tlogo dan Logege, juga dukungan Direktorat Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kami coba membangun sebuah ‎forum dan ruang kreatif serta jalinan komunikasi membentuk jaringan lingkar kesenian. Dengan semangat gotong royong dan pendanaan yang mepet, forum pementasan ini tetap digelar," ujar alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini.

Selain menjadi alternatif hiburan masyarakat, Fery berkeyakinan Festival Kampung bisa menimbulkan dampak positif.

"Sebuah festival egaliter dengan budget mepet, tapi membawa misi besar untuk mengharumkan Temanggung tercinta ini," ucapnya. ‎

Lantaran ‎baru pertama kali ini dihelat, optimalisasi kesenian lokal yang menjadi fokus‎ garapan.

Di samping itu, ia sungguh-sungguh berharap festival ini ke depan dapat rutin hadir, dengan format yang berbeda.

"Setelah festival ini dihelat, masukan maupun kritik untuk semua grup kesenian penampil adalah sebagai bagian juga dari program pembinaan untuk kebaikan ke depan. Misal dari tampilan artistik yang akan menarik minat khalayak untuk menonton pementasan," tuturnya.

"Kemudian momen lebaran mudik diharapkan menjadi saat yang tepat bagi para pemudik untuk menumpahkan kangen, bernostalgia dengan menikmati sebuah pertunjukan. Sehinga kembali bekerja di kota mendapatkan energi baru dalam bekerja," sambung Fery.

‎Koordinator Humas dan Media Center‎ Festival Kampung, Achmad Sofiyudin, mengatakan Temanggung sejatinya merupakan surga tersembunyi di Pulau Jawa.

Selain kaya akan keindahan alam, Temanggung juga punya banyak potensi dalam seni-budaya.

"Hanya, memang potensi-potensi itu belum tergarap secara maksimal," tuturnya.

Dalam khazanah kebudayaan, penting untuk mempunyai kesadaran tinggi guna mengetahui kelebihan tetapi menunduk secara bijak.

Disebutkan, Temanggung punya alam yang eksotis nan sejuk, terletak ‎di lereng gunung.

‎"Budaya bertumbuh kembang sebagai cerminan hidup keseharian masyarakatnya. Sungguh masyarakat Temanggung adalah salah satu kiblat kearifan budaya. Maka tidak mengherankan jika pertumbuhan kesenian, adalah cara ekpresi yang santun cerminan luhurnya budi santun masyarakat Temanggung," urainya.‎

Gelaran ini dikemas dalam bentuk festival dengan menggunakan tiga titik sebagai awalan.

Menurutnya, pengemasan dengan sederhana justru diharapkan menjadikan sebagai pencapaian nilai estetik acara ini.

"Kesederhanaan dan egaliter saat menonton pementasan di kampung diharapkan menjadikan tidak ada jarak dan merasa memiliki, ketika menyaksikan pertunjukan. Semua berbaur menjadi satu, tidak pandang bulu menikmati pertunjukan malam hari ,di alam terbuka dengan sangat nyaman," imbuhnya.

Festival Kampung pada 15 Juni menampilkan Topeng Ireng Sekar Mulyo Asri yang akan pentas keliling kampung.

Kemudian Kuda Lumping Wahyu Turonggo Manunggal, Topeng Ireng Rimba Manunggal, Jathilan Turonggo Panitis, dan Hadroh Sirojul Ghofrun.

Pada 17 Juni mementaskan Wulan Gatho, Kubro Siswo Setyo Manunggal, Idakep Turonggo Seto, Tari Soreng Wahyu Putro Manunggal, Kuda Lumping Ngesti Budoyo Singo Barong, dan Karawitan Cinde Laras.

"Dimeriahkan oleh penampilan Duo GG dari Tuban, juga ada gelar bazar makanan kampung dan syawalan kampung," jelasnya. (yan)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved