Tanpa Ragu Terabas Jalur Tepian Jurang, Angkut Hasil Panen 5 Ton - Kisah Nekat Driver Ojek Kentang
Nyali tukang angkut kentang atau ojek kentang di dataran tinggi Kabupaten Batang, tepatnya di Desa Gerlang Kecamatan Blado patut diacungi jempol.
Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
Termasuk penggantian gear belakang dengan ukuran 46 serta depan 12 lengkap dengan ban untuk jalan offroad.
Tapi untuk mesin tidak ada modifikasi sama sekali,” jelasnya.
Ia mengaku, total kentang yang ia angkut setiap hari mencapai 5 ton, dengan upah Rp 300 per kilogram.
“Biasanya sampai 30 kali bolak-balik berjarak sekitar 3 kilometer.
Sekali angkut saya bisa membawa 1.5 kuintal,” kata Muhidin.
Karena medan berat yang ia lalui setiap hari, pria yang sering mengikuti kompetisi enduro motorcross tersebut selalu mengganti kampas rem tiap pekan.
“Mau tidak mau harus ganti kampas rem depan belakang setiap minggu.
Karena medan yang saya lalui naik turun dan muatan tergolong berat,” jelasnya.
Sementara itu Tulud (37) driver ojek kentang lainnya menuturkan, pemuda desa sudah terbiasa melintasi medan ekstrem.
“Dengan mengangkut kentang penghasilan kami cukup untuk kebutuhan sehari-hari serta untuk memodifikasi sepeda motor.
Bahkan tak jarang Rp 700 ribu bisa kami dapatkan setiap harinya,” kata Kulud.
Ia menambahkan, pemuda di Desa Gerlang bisa dikatakan punya nyali edan melibas jalur-jalur ekstrem.
“Tapi saat dihadapkan di Jalur Pantura kami justru ketakutan.
Tak jarang kami memilih lewat trotoar karena kami takut tertabrak truk.
Mungkin karena kondisi alam yang membuat kami terbiasa.
Kondisinya berbeda dengan Jalur Pantura,” tambahnya. (Budi Susanto)