Tabrak Lari di Solo
Tabrak Lari Overpass Manahan, Satpol PP: RS Minta Operasional Rp 400 Ribu Sebelum Datangkan Ambulans
Komandan Regu (Danru) Satpol PP Kota Solo, Rahmad Zainuddin berujar ada kelambatan dari tim medis saat proses pemanggilan ambulan.
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Meninggalnya Retnoningtri (54), korban tabrak lari mobil di jalan layang atau Overpass Manahan, membuat fakta baru terungkap.
Korban tergeletak di jalan tanpa pertolongan sekitar 1 jam.
Komandan Regu (Danru) Satpol PP Kota Solo, Rahmad Zainuddin, berujar ada keterlambatan dari tim medis saat proses pemanggilan ambulan.
Memet, sapaannya, adalah orang yang kali pertama menolong almarhum Retno.
• Puluhan Paranormal Dikerahkan Untuk Membantu Mencari Bocah 5 Tahun yang Hilang di Batang
• Ditetapkan Tersangka, Nikita Mirzani Ucapkan Ini untuk Anak-anaknya
• Jadwal Badminton Indonesia Open 2019 Live Streaming Trans7, Ahsan/Hendra Targetkan Masuk Semifinal
• BREAKING NEWS: Tabrakan Libatkan Tujuh Mobil Terjadi di Turunan Simpang Hanoman Semarang
Dia menceritakan semula mendapat laporan ada orang kecelakaan di overpass Manahan pada Senin (1/7/2019) sekitar pukul 02.00 dini hari.
"Yang lapor itu anak kecil, datang ke pos kami yang ada di Plaza Manahan.
Katanya ada orang kecelakaan, belum ada yang menolong.
Saya langsung ke sana sama anggota," ujarnya di markas Satpol PP, Jalan Arifin 17, Pasar Kliwon, Kota Solo, Senin (15/7/2019) malam.
Tiba di lokasi kejadian, Memet melihat korban masih dalam kondisi sadar, menjerit-jerit kesakitan.
Tanpa pikir panjang, Memet langsung berbagi tugas dengan anggotanya untuk mengevakuasi korban.
"Ada yang ke rumah keluarga korban dan ke rumah sakit sama menenangkan korban di lokasi.
Kami tidak bisa melakukan evakuasi sendiri karena kondisi kaki korban itu sudah patah.
Jadi saya hanya bisa menenangkan ibu itu," jelasnya.
Selang beberapa saat, Memet mendapat kabar dari anggotanya, pihak rumah sakit terdekat tidak bisa mengirim ambulan untuk evakuasi korban tanpa alasan yang jelas.
Sejurus kemudian anggota Unit Laka Polresta Solo pun tiba di lokasi.
"Polisi datang sekitar 15 hingga 30 menit setelah saya datang ke lokasi," tambahnya.
Setengah kecewa, Memet memutuskan berangkat ke rumah sakit lain untuk meminta bantuan.
"Saya pergi ke RS Kasih Ibu. Sampai di IGD, saya minta bantuan ambulan untuk evakuasi korban.
Malah saya dimintai Rp 400 ribu untuk operasional ambulan sama tim medis yang jaga.
Saya kan tidak bawa uang sebanyak itu," keluhnya.
"Saya juga ditanya apakah korban dalam kondisi berdarah atau tidak.
Ssaya jawab lecet tetapi kaki patah," tambah Memet.
Memet pun sempat berdebat agar pihak rumah sakit segera mengirimkan ambulan ke lokasi kejadian.
Dia juga menegaskan pembayaran operasional tersebut bisa ditagihkan kepada keluarga korban setelah evakuasi.
"Saya mintanya tim medis agar kerja cepat. Tapi tetap mbulet.
Katanya masih nunggu dokter, lalu nunggu sopir ambulan juga.
Menurut saya waktu responnya terlalu berbelit-belit.
Kasihan korban harus segera ditolong," tambahnya.
Sekitar 30 menit berdebat, tim medis pun bersiap menuju lokasi kecelakaan.
Setahu Memet, korban itu selamat setelah mendapat perawatan tim medis.
"Saya tahunya ibu itu telah tiada setelah video CCTV viral di media sosial.
Saya turut bersedih," ujar Memet.
RS Kasih Ibu Klaim Sudah Lakukan SOP
Humas Rumah Sakit Kasih Ibu, David Pangaribuan meluruskan, komplain petugas Satpol PP Solo mengenai dugaan keterlambatan penanganan darurat korban kecelakaan di Overpass Manahan.
David berujar pihaknya telah melakukan penanganan sesuai Standar Pelayanan Operasional (SOP) rumah sakit.
"Memang benar ada dua petugas Satpol PP datang untuk meminta emergency call ke rumah sakit.
Kami layani sesuai SOP.
Kami sudah sigap dan cepat mendatangi lokasi kecelakaan," ujar David melalui telepon, Senin malam.
Dalam proses permintaan emergency call, sambungnya, petugas medis akan mencatat keterangan pelapor terkait kondisi korban terkini.
Selain itu, petugas medis akan memberitahukan jumlah nominal biaya operasinal.
"Itu memang wajar sesuai SPO, bahwa petugas hanya memberitahukan nominal, tanpa ada motivasi kepada penanggung agar segera dibayar.
Apalagi tidak ada hitam di atas putih saat itu juga," tuturnya.
Sesuai keterangan tim medis yang berjaga, sambung David, tidak ada komplain dari pihak Satpol PP.
"Petugas kami juga bingung saat kami konfirmasi, kok ada laporan seperti ini.
Padahal selama pelaporan emergency call, semua baik-baik saja.
Tidak ada perdebatan, seperti komplain yang kami terima," jelasnya. (daniel ari purnomo)
• Video Viral Ribuan Ikan Lemuru Naik Terdampar di Pantai Canggu Sebelum Gempa Bali, Netizen Heboh
• Salmafina Sunan Tak Pulang ke Rumah, Sunan Kalijaga Laporkan ke Polisi
• Oppo A5s dan Samsung A20 Sama-sama Rp 1,9 Juta dengan Dua Kamera Belakang, Ini Perbandingannya
• Siswa SMA Taruna Tewas saat MOS: Kepala Korban Dipukul Pembina Pakai Bambu