Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

MISTERI Kuburan Mbah Soma Sleman, Ada Fragmen Batu Berwajah Banaspati di Pagar

makam itu berlokasi di Dusun Planden, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Sleman.

Editor: galih permadi
(TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga)
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunoan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. 

TRIBUNJATENG.COM, YOGYA – Rumput alang-alang menutupi nisan-nisan yang berjajar membujur arah utara selatan. Batang-batang pohon kamboja yang meneduhi makam itu tampak berselimut lumut dan jamur.

Meski tak ada lagi makam bercungkup, kondisi makam yang penuh rerumputan liar itu memberi kesan “singup”. Dua perempuan sedang istirahat di selasar pintu masuk makam. Mereka menunggui gabah hasil panen sawah mereka yang sedang dijemur.

Setelah melewati pintu makam, di sebelah pojok kanan terdapat dua nisan yang berada di posisi lebih tinggi dari nisan-nisan lainnya. Kedua nisan tak bernama itu dikelilingi pagar batui setinggi dada orang dewasa.

Nah, di kiri kanan pintu masuk makam dua orang ini, terdapat ornamen-ornamen sangat menarik.

Kesan kuna sangat kuat. Berbahan batu andesit yang direkatkan semen satu dengan yang lain, sepasang relief itu masih dalam kondisi sangat bagus.

Satu lagi ornament kuna yang sangat menyolok dipasang di pagar itu adalah wajah raksasa yang halus pahatannya. Wajah itu sebagian diselimuti jamur dan lumut.

“Itu banaspasti,” kata Mbah Hadi Mulyono (73), warga Dusun Planden.

Ya, makam itu berlokasi di Dusun Planden, Desa Sendangrejo, Kecamatan Minggir, Sleman. Makam berpagar yang ada blok-blok batu berelief itu tempat dikebumikannya Mbah Soma, warga setempat.

Dari pengamatan langsung di lapangan Selasa (19/3/2019), semua batu persegi yang dijadikan pasangan pagar, adalah batu andesit. Sebagian bertakik, sebagian batu andesit kasar, sebagian ada sisa ornamennya.

Selain untuk pagar, batu-batu yang mencirikan batuan candi kuna itu juga dijadikan pasangan pondasi.

“Saya yang pasang beberapa tahun lalu,” aku Mbah Mul, panggilan akrab Hadi Mulyono. Rumah petani ini persis di sebelah barat makam Planden. ‘

Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna.
Berbagai fragmen batu berelief di makam Planden, Minggir, Sleman menunjukkan ciri-ciri kekunaan. Kemungkinan besar artefak berciri Hindu itu dari masa Mataram Kuna. ((TRIBUNJOGJA.com | Setya Krisna Sumarga))

“Jumlahnya banyak, nggak pernah ambil batu dari tempat lain,” tambahnya. Mbah Mul hanya sendirian sebagai tukang yang merapikan makam Mbah Soma. Jadi ia tahu persis apa saja batu-batu yang kala itu ada di permukaan sekitar makam.

Selain menyebut banaspasti, Mbah Mul juga menyebut ada arca-arca, pahatan bentuk binatang seperti monyet, gajah, kelabang, burung di blok-blok batu yang dalam istilah Mbah Mul disebut watu gilang.

“Ada juga batu bancikan padasan, agak besar. Di atasnya ada batu bulat,” jelasnya. Posisinya dulu di sebelah selatan makam Mbah Soma. Bertahun-tahun bancikan padasan dan arca itu tidak pernah tersentuh dan diusik siapapun.

Dalam hal kepurbakalaan dan percandian, yang dimaksud banaspati dan bancikan padasan kemungkinan besar ornamen kala makara dan yoni lingga. Kala makara umumnya ditempatkan di atas pintu masuk candi, sebagai simbol pengusir bala.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved