Status Gunung Slamet Waspada, Wisata di Lereng Masih Aman Dikunjungi
Peningkatan akivitas Gunung Slamet Jawa Tengah dari normal ke level waspada membawa konsekuensi.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Peningkatan akivitas Gunung Slamet Jawa Tengah dari normal ke level waspada membawa konsekuensi.
Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 2 kilometer dari kawah puncak Gunung Slamet.
KPH Banyumas Timur pun sudah mensterilkan seluruh jalur pendakian gunung Slamet di wilayah itu dari aktivitas pendakian.
Seluruh jalur pendakian di KPH Banyumas Timur melalui basecamp Gunung Malang dan Bambangan Purbalingga, serta rintisan jalur pendakian Baturraden ditutup sampai batas waktu yang tak ditentukan, mulai tanggal 9 Agustus 2019 kemarin.
Seluruh pendaki yang sempat berada di jalur pendakian saat status gunung Slamet dinaikkan pun telah ditarik semua untuk kembali ke basecamp.
Berbeda dengan basecamp pendakian, seluruh objek wisata non pendakian di lereng gunung Slamet tetap dibuka dan beroperasi normal.
Gunung Slamet bukan hanya indah dipandang dari kejauhan. Lereng gunung tertinggi di Jawa Tengah itu menyimpan potensi alam yang menjadi daya tarik wisata.
Kaki gunung Slamet yang meliputi beberapa kabupaten menjadi denyut nadi perekonomian warga untuk pengembangan sektor pariwisata.
Di wilayah KPH Banyumas Timur misalnya, tumbuh banyak objek wisata semisal kawasan wisata Baturraden Banyumas, hingga Desa Wisata Serang Purbalingga.
Tetapi KPH Banyumas Timur memastikan kenaikan status gunung Slamet ke level waspada tidak mempengaruhi operasional objek-objek wisata di kaki gunung Slamet.
Objek wisata itu nyatanya berada di luar radius 2 kilometer dari kawah puncak yang mesti dijauhi masyarakat.
KKPH Banyumas Timur Didiet Widhy Hidayat mengatakan, mengingat imbauan PVMBG terkait larangan beraktifitas dalam radius 2 km dari kawah, maka aktivitas wisata KPH Banyumas Timur di lereng Gunung Slamet tetap dibuka untuk umum.
Objek wisata di bawah KPH Banyumas Timur di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga itu meliputi Curug Cipendok, Wana Pramuka, Curug Gomblang, Curug Jenggala, Curug Bayan, Bukit Pandang Munggang, Baturraden Adventure Forest, Hutan Pinus Limpakuwus, Damaran Forest, Kampung Kurcaci, Serang Highland, serta Pinesan Serang.
"Tetap dibuka untuk umum dan melakukan pelayanan sebagaimana biasa,"katanya
Pengelola objek wisata Kampung Kurcaci Desa Serang Purbalingga Hendi mengatakan, peningkatan aktivitas gunung Slamet tidak berdampak pada kunjungan wisatawan ke objek wisata itu.
Pihaknya pun sempat menerima pertanyaan dari masyarakat terkait operasional objek wisata menyusul peningkatan status gunung Slamet.
Pihaknya menjawab setiap pertanyaan itu dengan jawaban sesuai pernyataan KPH Banyumas Timur terkait keamanan objek wisata di lereng Gunung Slamet.
Selain itu, pengelola wisata juga aktif memberikan pengumuman ke publik, terutama melalui akun sosial media. Ini untuk meyakinkan ke masyarakat bahwa objek wisata Kampung Kurcaci tetap buka dan aman untuk dikunjungi.
"Kami sudah mengantisipasinya dengan memberikan pengumuman ke banyak akun medsos, bahwa wisata dinyatakan aman oleh Perhutani,"katanya.(Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki)