Wujudkan Sumber Daya Manusia Unggul, Pemkot Salatiga Gagas Pendirian Sekolah Inklusif
Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Salatiga terus berkomitmen membangun sumberdaya manusia.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: suharno
Jika dahulu hanya beberapa sekolah saja diperbolehkan menerapkan model pembelajaran inklusif sekarang tidak lagi, hanya sekarang tergantung pada zona masing-masing.
Dikatakannya, tantangan mewujudkan model pembelajaran sekolah inklusif adalah setiap sekolah harus menyediakan guru pembimbing khsusus (GPK).
Tetapi, yang berjalan sekarang adalah guru mata pelajaran umum dengan dibekali pelatihan khusus diminta mengajar terkait pendidikan ingklusif.
“Sehingga dasar pendidikannya ini berbeda, lalu terkait kurikulum juga berbeda dengan anak umum (normal) jadi perlu adanya modifikasi. Nah, ini kami karena merasa sudah siap menerapkan setelah selesai tersusun semua akan kami usulkan ke pemerintah pusat, termasuk guru formasi khusus GPK,” jelasnya.
Kemudian terkait persiapan menyambut era revolusi industri 4.0 Disdik Kota Salatiga tidak hanya melakukan sejumlah pelatihan terhadap guru melainkan pula bimbingan teknis melalui program kedinasan agar kompetensi para guru semakin baik.
Lalu yang perlu digaris bawahi para guru tidak melarang atau membatasi peserta didik bersikap kritis, bisa memecahkan masalah serta kreatif dan inovatif.
Sehingga, konon era revolusi industry 4.0 yang konon menuntut seseorang berpikir tingkat tinggi para lulusan kedepan tidak gamang menghadapi perubahan karena telah sedikit banyak mendapat bekal selama menjalani pendidikan sekolah.
Selanjutnya penggabungan keterampilan, kecakapan, sikap, serta pemanfaatan teknologi informasi komunikasi menghadapi abad 21 para guru baik mata pelajaran atau pengawas terus disiapkan.
“Pelatihan-pelatihan ini terus berlangsung ya dari internal Disdik Kota Salatiga maupun dari luar. Mulai dari pengembangan media pembelajaran, bahan ajar, website, penjaminan mutu semua disasar baik guru mata pelajaran atau guru kelas dari semua jenjang SD-SMP,” ucapnya.
Dari upaya yang dilakukan tersebut beragam penghargaan diraih satuan pendidikan Kota Salatiga baik melalui para guru maupun siswa yang tersebar pada beberapa sekolah negeri atau swasta.
Tercatat sepanjang tahun 2018 sebanyak 29 penghargaan tingkat Kota Salatiga, Provinsi Jateng bahkan nasional disabet.
Yuni bercerita tahun 2018 lalu ada dua guru asal SDN Dukuh 03 bernama Hana Septina Kristanti berhasil mendapatkan penghargaan kategori guru berprestasi dan berdedikasi tingkat nasional dari Kemendikbud.
“Masih pada tahun yang sama ada bu Alpha Mariani itu pengajar di SMPN 6, penghargaan sama kategorinya urutan juaranya sama masing-masing mendapat juara 1 hanya saja beda jenjang pengajaran saja,” imbuhnya.
Kemudian lanjut dia, pada tahun 2019 ini telah ada sebanyak 23 penghargaan terkumpul dimana 21 diantaranya diraih para guru yang mengajar.
Penghargaan yang didapatpun bermacam-macam baik inovasi model pembelajaran atau inovasi lain seperti penerapan model sekolah ramah lingkungan sebagaimana berlaku di SMPN 7 dan SD Kauman Kidul.