Begini Tanggapan Gubernur Riau Syamsuar Mengenai Bencana Kabut Asap
Gubernur Riau, Syamsuar memberikan tanggapan terkait kebakaran hutan di Riau. Hal tersebut disampaikan Syamsuar di acara Fakta TV one
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Gubernur Riau, Syamsuar memberikan tanggapan terkait kebakaran hutan di Riau.
Hal tersebut disampaikan Syamsuar di acara Fakta TV one yang tayang pada Senin (16/9/19).
Mulanya, Gubernur Riau Syamsuar berterimakasih kepada petugas di lapangan yang berusaha memadamkan api.
Terkait pejabatan daerah yang seharusnya
"kalau di sini semua hadir, kalau Bupati atau wakil bupati yang berhalangan hadir, maka ada pejabat setempat yang hadir, saya lihat semua walikota, bupati hadir kok saat rapat, ada perwakilan sekda," ujar Syamsuar.
Dalam hal penegakan hukum tetap jalan, tadi saya lihat kapolda jalan.
Lantas, Balques Manisang selaku host acara Fakta TVone menanyakan soal pelaku karhutla.
"Pelaku karhutla, ada 42 perusahaan ada Indonesia, Singapura, Malaysia, mana yang lebih banyak menjadi penyebab pak?" tanya Balques Manisang.
Syamsuar lantas menjelaskan jumlah pelaku yang menyebabkan karhutla.
"Di sini ada peladang, ada perusahaan, perusahaan seingat saya ada 7 kasus di Polda perusahaan, 1 di perusahaan, di lingkungan hikup ada 10 perusahaan, ada satu di sini Malaysia yakni PTAD," ujar Syamsuar.
Syamsuar lantas menjelaskan bahwa perkebunan sawit di Riau sebesar 2,4 juta hektar, sementara yang ilegal 1,2 juta hektar.
"Yang ilegal 1,2 juta hektar, itu akan tertibkan," ujar Syamsuar.
Syamsuar optimis karhutla ini akan segera berakhir.
"BMKG memperkirakan bahwa pertengahan Oktober baru musim penghujan," ujar Syamsuar.
• Kesaksian Pelaku Topo Pendem di Kebakkramat: Di Liang Lahat Panas dan Didatangi Makhluk Seram
• Viral Mbah Pani Warga Juwana Pati Tapa atau Topo Pendem, Dikubur di Rumah Seperti Jenazah
• Big Hit Entertainment Bantah Kabar Jungkook BTS Pacaran, Akan Tempuh Jalur Hukum
• Karhutla di Riau, Wiranto: Proses Hukum Pelaku Perorangan dan Korporasi Telah Dilaksanakan
Diketahui, Polri sudah menetapkan ratusan tersangka yang berkaitan dengan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) se-Indonesia. Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo menjelaskan bahwa para tersangka terdiri dari individu dan korporasi.
"Total tersangka yang diamankan atau disidik oleh jajaran adalah sebanyak 185 tersangka secara perorangan dan untuk korporasi 4 sebagai tersangka," kata Dedi di Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (16/9).
Dedi mendetail ratusan tersangka itu usut di sejumlah Polda se-Indonesia. Pertama di Polda Riau terdapat 47 tersangka perseorangan dan satu tersangka korporasi. Polda Sumatera Selatan ada 18 tersangka individu.
"Polda Jambi ada 14 tersangka individu sementara korporasi nihil. Kemudian Polda Kalimantan Selatan ada 2 tersangka individu," ungkap dia.
Selanjutnya di Polda Kalimantan Tengah terdapat 45 tersangka individu dan 1 tersangka korporasi. Terakhir Kalimantan Barat ada 59 tersangka individu dan 2 tersangka korporasi.
Dari total tersangka tersebut sebanyak 95 kasus sudah masuk proses sidik dan 41 kasus masuk ke dalam Kejaksaan Penuntut Umum. Terakhir 2 kasus sudah dalam tahap pelimpahan dan 21 kasus dalam tahap penyerahan barang bukti kasus.
Kualitas udara tidak sehat
Kualitas udara di Riau dikabarkan sangat tidak sehat sejak beberapa hari terakhir.
Berdasarkan pemberitaan Kompas.com, Jumat (13/9/2019) kualitas udara di Pekanbaru, Riau hingga pukul 13.00 WIB tercatat lebih buruk daripada Jakarta.
Kualitas udara di Pekanbaru, Riau tercatat sangat tidak sehat, dengan Air Quality Index (AQI) atau indeks kualitas udara sebesar 264. Padahal AQI Jakarta hanya 163.
Walaupun kualitas udara di Jakarta tercatat lebih rendah dari Pekanbaru, indikatornya tetap dinyatakan tidak sehat.
Sementara, Rekapitulasi Data P3E Sumatera KLHK dan Dinas LHK Provinsi Riau mencatat indeks standar pencemar udara (ISPU) tertinggi di wilayah Pekanbaru 269, Dumai 170, Rohan Hilir 141, Siak 125, Bengkalis 121, dan Kampar 113 pada Kamis (14/9/2019) pada pukul 07.00-15.00 WIB Angka tersebut adalah indikasi dimana udara tidak sehat karena berada dalam rentang 101-199.
Minggu (15/9/2019) pagi, Kompas.com memantau kualitas udara di beberapa tempat di wilayah Riau. Hasilnya, beberapa tempat di Riau yakni di Siak memiliki catatan angka 202 berdasarkan AQI atau indeks kualitas udara dengan status sangat tidak sehat.
Sementara beberapa tempat di Dumai, Batam, Pekanbaru dan Rumbai memiliki status tidak sehat dengan indeks AQI masing-masing 173, 160, 158, dan 193.
Saat ini, upaya penanganan kebakaran hutan terus dilakukan. BNPB terus mengerahkan personel untuk penanganan di beberapa provinsi.
Tujuh helikopter dikerahkan untuk pengeboman air dan patroli di wilayah Riau. Terhitung sejak 19 Februari 2019 hingga 31 Oktober lalu lebih dari 124 juta liter air digelontorkan untuk pengeboman.
Sementara, lebih dari 159 garam digunakan untuk operasi hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca.
Berdasarkan data BNPB, luas lahan terbakar akibat karhutla di wilayah Riau seluas 49.266 hektar dengan luasan lahan gambut 40.553 hektar dan mineral 8.713 hektar.
• Lirik Lagu Man Ana Sabyan Gambus Lengkap dengan Artinya
• Lirik Lagu Raisya Olfat Kita Bisa
• Link Live Streaming ILC TVOne Selasa 17 September 2019 Jam 20.00 WIB Asap Mengancam Kami