Kritik Demo Mahasiswa, Fahri Hamzah: Tuntutannya Tidak Solid, Dialognya Nggak Mendalam
Mantan aktivis 98, Fahri Hamzah mengkritik aksi demo mahasiswa yang terjadi tanggal 23-24 September 2019.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Mantan aktivis 98, Fahri Hamzah mengkritik aksi demo mahasiswa yang terjadi tanggal 23-24 September 2019.
hal tersebut ia sampaikan di acara E Talkshow TV one yang tayang pada Jumat (4/10/19).
Fahri Hamzah mengatakan bahwa gerakan mahasiswa harus dimaknai sebagai fenomena sosial yang memiliki makna.
"Kita menghargai munculnya mahasiswa, apapun kehadiran mereka harus dibaca fenomena sosial yang ada maknanya," ujar Fahri.
Menurut Fahri, gerakan mahasiswa muncul karena adanya kegelisahan dan aspirasinya tidak didengar oleh pemangku kebijakan.
"Mereka biasanya muncul karena ada kegelisahan, ada sesuatu yang tidak terdengar," ujarnya.
Fahri Hamzah lantas membandingkan gerakan 1998 dengan gerakan yang terjadi di 24 September 2019.
Menurutnya, yang terjadi pada tahun 1998 tidak seperti sekarang.
Fahri mengatakan bahwa persoalan tahun 1998 lebih kompleks.
"Jika kita bandingkan dengan yang dulu, terlalu akumulatif, dari hilangnya kebebasan, hilang kesejahteraaan," ujar Fahri.
"Rasanya akumulasi sebab musababnya memang komplit jadi terjadi konspirasi mahasiwa sekarang sih nggak seperti dulu," imbuhnya.
Fahri Hamzah lantas mnegkritisi aksi mahasiswa 24 September kemarin.
Menurutnya, jika apa yang disuarakan mahasiswa tidak kuat, maka aspirasi itu akan cepat hilang.
Terbelih menurutnya jika peserta demo hanya ikut-ikutan tanpa ada argumen yang jelas.
"Tetapi kehadirannya harus tetap kita kritisi, kalau argumennya tidak kuat maka gerakannya tidak lama,itu juga challange anda hadir ikut-ikutan atau secara solid ingin disampaikan ke pemerintah," ujarnya.