Ditanya Siapa Penggerak Demo Mahasiswa 24 September, Fadjroel Rachman: Saya Nggak Bisa Menjawabnya
Mantan aktivis '98, Fadjroel Rahman mengaku tidak bisa menjawab sosok orang yang berkepentingan untuk melakukan demo 24 September 2019.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Mantan aktivis '98, Fadjroel Rahman mengaku tidak bisa menjawab sosok orang yang berkepentingan untuk melakukan demo 24 September 2019.
Hal tersebut diungkapkan oleh Fadjroel Rachman saat diundang di acara E Talk Show pada Jumat (4/9/2019).
Fadjroel membandingkan gerakan tahun 1998 dengan aksi demo 24 Septembr 2019.
"(Tahun) 98 itu praktis seperti kekuatan massa melawan kekuatan kuasa jadi state (negara) melawan society (rakyat).Kalau ini pernyataan politik lebih pribadi, jadi saya seneng yang melihat sekarang ini menurut saya," terang Fadjroel.
Ia mengaku senang bahwa demo mahasiswa kemarin itu berdasarkan konektivitas dengan perkembangan teknologi telepon pintar tanpa adanya gerakan pemimpin.
"Jangan-jangan ini yang disebut connectivity movement, gerakan berdasarkan konektivitas, leaderless tanpa pemimpin semuanya hanya dihubungkan dengan jaringan smart phone maka kita turun sama-sama without leader (tanpa pemimpin)," ujarnya.
Terkait dengan adanya provokator di aksi 24 September 2019, Fadjroel mengaku tidak bisa menjawabnya.
• Simak Jadwal MotoGP 2019 di Thailand, Lengkap dengan Jam Tayang Live Streaming Trans7
• Terbongkar, Inilah Ucapan Megawati yang Membuat Prabowo Luluh Menyerahkan Kursi MPR ke Bamsoet
• Chord Kunci Gitar kartonyono Medot Janji Denny Caknan
• VIRAL! Tukang Becak Mengamuk Pergoki Istri Naik Mobil Bersama Pria Lain
"Menurut saya itu di luar penggerak dari jiwa gerakan ini, terkait provokatornya saya nggak bisa menjawabnya mungkin pihak sebelah sana," ujarnya.
Fadjroel lantas menceritakan bahwa dulu dirinya pernah dipenjara 3 tahun dan dibuang ke Nusa Kambangan.
"Dulu saja memulai jadi aktivis di ITB, lalu aksi dan saya ditahan 3 tahun dan dibuang ke Nusa kambangan, generasi saat ini nggak mau dibuang kan? saya dibuang ke Nusa Kambangan sebagai leader dari mahasiswa di ITB," ujarnya.
ia lantas menceritakan kisah hidupnya yang pernah belajar di Universitas Indonesia (UI) dan dituduh sebagai komunis.
"Tahun 98 aku masuk UI, kami dituduh gerakan mahasiswa dipengaruhi komunis dan liberal kanan, meski begitu gerakan itu tetap solid walau banyak tuduhan," ujarnya.
Meski begitu, mahasiswa saat itu tidak mundur dan tetap solid.
"Itu karena adanya gagasan yang solid, pengorganisasian, dan momentum," ujarnya.
Fadjroel Rachman lantas menceritakan demo aksi tahun 1966 dengan 1988.