Sukini Menangis Anaknya 16 Tahun Seusai Demo Ditahan Polisi Tanpa Surat: Saya Bodoh Gak Tahu Apa-apa
Sukini menangis anaknya yang bernama Abimanyu (16) ditahan polisi sejak Selasa. nggak ada surat kepolisian. Abimanyu menderita paru-paru
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Sukini menangis anaknya yang bernama Abimanyu (16) ditahan polisi sejak Selasa.
Hal tersebut diungkapkan Sukini saat ditemu tim Fakta TVone Senin (7/10/19).
Saat ditemui, Sukini menangis tersedu-sedu.
Ia mengaku sejak jam 12 siang sudah menunggu di Polres Jakarta Barat.
"Sudah sejak jam 12 siang saya di sini, saya menanti anak saya Abimanyu yang berumur 16 tahun, ditahan sejak hari Selasa," ujarnya.
Ketika ditanya soal surat pemanggilan, Sukini mengaku tidak mendapatkan surat apapun.
"Enggak ada, nggak ada surat kepolisian, ada temen yang nyari ke sini," ujar SUkini menahan tangisnya.
Sukini mengaku lelah dirinya harus bolak-balik dari rumah menuju POlres Jakarta Barat.
Sukini mengaku tidak tahu apa-apa ketika berurusan dengan polisi.
"Kita capek bolak-balik, alasannya ditahan biar nurut, biar baik, diproses dulu, kita nggak pernah begitu, nggak ngerti, orang bodoh," ujarnya.
Saat ditanya pendampingan, Sukini mengatakan bahwa Abimanyu tidak mendapatkan dari siapapun.
"Nggak ada siapa-siapa di sana," ujarnya.
Sukini mengatakan saat ditahan, Abimanyau tidak sendirian, namun bersama puluhan teman lainnya.
• Warga Papua Nugini Usir para Separatis Papua Merdeka, Dinilai Banyak Timbulkan Masalah
• Warga Papua Nugini Usir para Separatis Papua Merdeka, Dinilai Banyak Timbulkan Masalah
• Acara Empat Mata Kembali Hadir, Ini Daftar Kekayaan Tukul Arwana Selama 11 Tahun Jadi Host
• Kampung Rawa Bebek Tukang Ojek Pengkolan Fiktif, Syuting Selalu Siang, Begini Kondisi Malam Hari
"Dia sama temen-temennya, sekitar 45 orang, tapi sekarang tinggal 15 orang," ujarnya.
Sukini mengatakan saat menjengguk Abimanyu, dirinya berpesan agar anaknya tinggal mengulang kesalahan yang sama.
"Kalau ntar keluar jangan begitu lagi ya, Abimanyu di dalam juga nangis-nangis, dia udah kapok," ujar Sukini.
Sukini mengatakan bahwa sang anak tidak pamit ketika melakukan demo.
"Dia merasa bersalah ikut-ikutan begitu, dia kan nggak pamit kalau mau ikut demo, pamitnya nonton konser, tapi ternyata malah begitu," ujarnya.
Sukini mengaku prihatin dengan kondisi yang ia alami dan anaknya.
"Capek-capek cari duit, sekolahnya swasta bayarnya mahal, kalau tahu-tahu nanti nggak lulus gimana?" ujar Sukini sambil menahan tangis.
"Tinggal setahun lagi selesai sekolahnya," ujar Sukini.
Sukini mengatakan saat dirinya menjengguk ke kantor polisi, ia dijelaskan kesalahan Abimanyu.
Sukini saat melihat anaknya ditahan, ia mengaku prihatin lantaran Abimanyu baru saja selesai operasi paru-paru.
"Saya marah, kesel, tapi kasihannya dia habis operasi paru-paru ada gumpalan darah, saya takutnya belum sembuh masih luka dalam," ujarnya.
Sukini mengaku selama anaknya ditahan ia tidak mau makan.
"Saya nggak doyan makan," ujar Sukini.
Sukini berharap agar polisi segera mengeluarkan anaknya.
"Maunya pak polisi cepat keluarin, biar sekolah dulu, kasih arahan, kami orangtua akan tanggungjawab, saya sanggup menjaga lebih baik," ujarnya.
Sukini mengaku khawatir jika anaknya saat demo mengalami luka.
"Saya takut anak saya kena batu, kena pukulan, anak saya kan belum sehat banget, badannya masih ada bekas operasi paru-paru," ujarnya.
Saat ditanya kondisi terakhir, Sukini mengatakan anaknya baik-baik saja di kantor polisi.
"Kondisinya di dalam alhamdulillah baik-baik saja," ujarnya.
edia sosial dihebohkan oleh video dan foto gerombolan siswa STM yang ikut turun ke jalanan membantu mahasiswa dalam demo penolakan sejumlah Rancangan Undang-Undang ( RUU) di depan Gedung DPR, Selasa (24/9/2019).
Video dan foto tersebut bahkan menjadi trending topic di Twitter.
Hingga hari ini, Rabu (25/9/2019) sekitar pukul 09.30 WIB, sebanyak 138 ribu pengguna Twitter masih memperbincangkan topik seputar " Anak STM" yang turut serta dalam aksi tersebut. Sebagian besar dari netizen Indonesia mengungkapkan rasa bangganya terhadap kepedulian para siswa STM yang iku turun ke jalan.
"Anak STM melek Politik juga ternyata. Mantab, tinggalkan PKL. Saatnya turun ke jalan. Indonesia sedang tidak baik - baik saja," tulis salah satu pengguna Twitter.
"Banyak anak SMA dan STM di aksi tadi, bahkan hingga malam. Mereka bertahan, kelompok mereka sangat solid, dan beberapa ada yang bantuin peserta aksi yang jatuh dan tumbang karena tembakan gas air mata. Saya salah satunya.
Terima kasih dan salam hormat untuk mereka semua," tulisnya. Lalu, bagaimana fakta yang terjadi? Saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (25/9/2019), pria bernama Andri Prasetiyo itu mengatakan peristiwa yang yang diabadikan dalam foto tersebut terjadi di daerah seputar jembatan Slipi, Jakarta Pusat.
"Saya di lokasi sejak pagi dan saya yang mengambil gambar itu. Itu kejadiannya di jembatan setelah jembatan Slipi arah DPR," ucap Andri.
Andri bercerita, rombongan anak STM tersebut datang ke lokasi pada hari Selasa (23/9/2019) sekitar pukul 16.00 WIB hingga pukul 23.00 WIB. "Sekarang sudah kondusif.
Semalam termasuk anak STM bubar pukul 23.00," ucap Andri.
• Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Adi dan Rifki Pelajar SMP Tewas Seketika Seusai Tabrak Mobil Pikap
• Viral Keluhan Emak-emak dan Guru soal Materi Tematik Kurikulum 2013: Lebih Mudah Cari Kutu Rambut
• Chord Kunci Gitar kartonyono Medot Janji Denny Caknan
• Kecelakaan Muatan Pasir Truk Tronton Timpa Xpander di Jalan Pantura Demak, 1 Luka Parah