Benny Mamoto Beberkan Alasan Pelaku Sempat Berbincang dengan Kapolres sebelum Tusuk Wiranto
Kepala Pusat Riset kajian Terorisme, Benny Mamoto melihat video yang beredar bahwa sang pelaku sempat berbincang dengan Kapolres.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Kepala Pusat Riset kajian Terorisme, Benny Mamoto melihat video yang beredar bahwa sang pelaku sempat berbincang dengan Kapolres.
Hal tersebut disampaikan Benny mamoto di acara Apa Kabar Indonesia Pagi di TVOne, Jumat (11/10/19).
Mulanya, Benny Mamoto berharap agar netizen tidak mudah berkomentar di media sosial terkait kejadian yang dialami oleh Menteri Menko Polhukam, Wiranto.
Menurutnya, jika komentar netizen tidak sesuai dengan yang terjadi di persidangan, maka bisa dilaporkan dengan pasal UU ITE.
"Beredarnya berbagai komentar, itu sangat terlalu dini, sebaiknya di rem, karena kasus teror itu akan dibuktikan di pengadilan, ketika nanti hasil dipersidangan tidak seperti yang netizen tulis bisa kena UU ITE." ujar Benny.
Benny Mamoto menyinggung komentar netizen yang menyebut seolah-olah kasus yang dialami Wiranto sepeeti direkayasa.
Ia menyarankan agar publik menunggu hasil penyelidikan dan peyidikan dari kepolisian.
"Misalnya dituding direkayasa dan lain-lain, kita tunggu konferensi pers dari polri, meski pelaku ditangkap langsung, tapi temuan jaringannya akan digelar langsung, lalu dilanjutkan pemberkasan dan dibawa ke pengadilan," ujarnya.
Benny Khawatir jika seorang netizen menuliskan hal yang tidak benar, maka akan mudah diseret melanggar UU ITE.
"Nanti nyalain aparat lagi, kok represif sih, padahal komentar-komentar netizen itu ditulis secara sadar," ujarnya.
Benny Mamoto mengatakan bahwa teror yang dilakukan teroris itu tidak hanya bom, namun ada hal-hal yang lain.
Benny Mamoto lantas mengatakan bahwa ia melihat gelagat pelaku sebelum melancarkan aksinya.
Ia mengatakan bahwa pelkau sengaja masuk ke dalam ring utama dan bercakap-cakap dengan Kapolres agar tidak dicuigai.
"Kalau kita lihat video yang beredar, pelaku ini sempat berbincang dengan Kapolsek, itu membuktikan bahwa ia cukup smart untuk masuk ke ring lebih dalam, dan beinteraksi dengan aparat agar aparat tidak curiga," ujarnya.
"Bayangkan saja kalau pelaku ini cuma diem aja, matanya lirik-lirik, pasti aparat sudah curiga," imbuhnya.
Benny lalu mengatakan bahwa teroris juga mempelajari cara kerja aparat sehingga aparat harus lebih cerdik.
"Bahkan teroris itu mempelajari cara kerja aparat, karena mempelajari dia bisa meng-counter bagaimana menghindari penjejekan pelacakan sehingga pelaku teror itu tergolong cukup smart, untuk itu petugas harus lebih cerdik," ujar Benny Mamoto.
• BREAKING NEWS: Pria Mencurigakan Ditangkap di Depan SD Kanisius Semarang, Ini Temuan Polisi
• Bertingkah Mencurigakan di SD Kanisius Semarang, Syahrul Diamankan Polisi
• Video Detik-detik Wiranto Ditusuk Orang Tak Dikenal di Pandeglang
• Bahas Perppu KPK, Ucapan Johnny G Plate Bikin Najwa Shihab Geram: Ini Peringatan atau Ancaman?
Kronologi Lengkap
Pada hari Kamis (10/10/2019), pukul 11.50 WIB, bertempat di alun-alun Menes Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten telah terjadi tindak penusukan terhadap Menkopolkam Wiranto:
Pukul 08.57 WIB, Menkopolhukam dan rombongan tiba di Alun-alun Menes disambut oleh Kapolda Banten, Danrem 064/MY, Bupati Pandeglang Dandim 0601/Pdg dan Kapolres Pandeglang.
Pukul 09.05 WIB, menuju Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten, Jalan Raya Labuan KM. 23 Kp. Cikaliung, Desa Sindanghayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang.
Pukul 09.17 WIB, tiba di Kampus Universitas Mathlaul Anwar Banten untuk menghadiri persemian gedung perkuliahan Universitas Mathlaul Anwar.
Pukul 10.47 WIB, Menkopolhukam dan rombongan menuju Ruang transit di Gedung I Universitas Mathlaul Anwar untuk makan siang.
Pukul 11.00 WIB, Presma Unma Agus Hidayat didampingi Erik Wakil Presma Unma menemui Menkopolhukam untuk menyampaikan aspirasi.
Pukul 11.30 WIB, Menkopolhukam meninggalkan Unma menuju alun-alun Menes.
Pukul 11.50 WIB, tiba di alun-alun Menes.
Selanjutnya, dari arah belakang Syahrial Alamsyah menusuk Menkopolhukam hingga tersungkur, pelaku diamankan di Polsek Menes dan sedang dimintai keterangan.
Pukul 11.55 WIB, Menkopolhukam tiba di Klinik Menes Medical Center Menes Kab. Pandeglang untuk mendapat pertolongan.
Pukul 12.00 WIB, Menkopolhukam dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Pandeglang Kec. Kaduhejo Kab. Pandeglang.
Wiranto lalu dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat (Jakpus), untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
Video Detik-detik
Detik-detik Wiranto ditusuk juga terekam oleh sejumlah kamera warga yang berada di lokasi.
Mulanya tampak Wiranto turun dari mobil untuk menuju tempat naik helikopter untuk pulang ke Jakarta pukul 11.50 WIB.
Wiranto terlihat menggunakan batik hijau bercorak dengan celana hitam.
Tepat setelah keluar dari mobil, tiba-tiba seorang lelaki dari arah belakang berinisial SA menusuk Wiranto memakai saenjata tajam berupa gunting secara membabi buta.
Seketika itu Wiranto tersungkur ke arah depan dan terjatuh.
Wiranto segera dilarikan ke Klinik Menes Medical Center, Menes, Pandeglang untuk mendapat pertolongan.
Sementara pelaku langsung dilumpuhkan oleh sejumlah orang yang mengawal Wiranto.
Terdengar riuh jeritan sejumlah warga dalam video tersebut.
"Ih Allahu Akbar," jerit seorang wanita dalam video tersebut.
"Astaghfirullah," jerit seorang lainnya.
Suasana langsung ricuh dengan kepanikan.
Pelaku yang awalnya tak dikenal ini segera dilumpuhkan oleh polisi di depan warga yang berkerumun.
Pelaku
Dua orang pelaku penusukan Menkopohukam Wiranto ternyata sepasang suami istri yang usianya 31 tahun dan 21 tahun.
kedua pelaku itu nekat menikam Wiranto sesaat setelah turun dari mobil di Pandeglang, Kamis (10/10/2019).
Berdasarkan keterangan polisi, pelaku perempuan bernama Fitri Andriana.
Perempuan berusia 21 tahun ini lahir di Brebes 5 Mei 1998.
Dalam kartu tanda penduduk (KTP) miliknya, Fitri beralamat di Desa Sitanggai, Brebes.
Di Pandeglang. Fitri tinggal di Kampung Sawah.
Sementara sang suami yang juga eksekutor penusuk Wiranto yakni Syahril Amansyah alias Abu Rara.
Abu Rara lahir di Medan 24 Agustus 1988.
Dia tinggal di Jalan Syahrial VI No 104 LK, Ds, Tanjung Mulia Hilir, Kec. Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara. (*)
• Tampak Emosi Arteria Dahlan Sebut Prof Emil Salim Sesat
• Adu Mulut dengan Feri Amsari, Arteria Dahlan Emosi: Belajar Dulu Jangan Sok Pintar
• Ini Tanggapan Gus Mus Melihat Arteria Dahlan Teriaki Prof Emil Salim
• Detik-detik Arteria Dahlan Nyolot dan Teriaki Emil Salim dalam Debat Panas di Mata Najwa