Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Opini AGus Utomo : Sampah Membawa Berkah

SAMPAH sampai saat ini menjadi masalah dan lebih sering dianggap sebagai barang tidak berguna dan harus dibuang. Ini sebenarnya pandangan yang kliru

Istimewa
Agus Utomo 

Banyaknya produksi sampah, terutama plastik yang dikirim ke lautan Indonesia, secara langsung ikut menjadikan kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil sebagai kawasan kotor dan penuh sampah. Apalagi, dari hasil penelitian, didapatkan fakta bahwa sampah yang ada di kawasan pesisir didominasi oleh plastik dengan prosentase antara 36 hingga 38 persen (tirto.id/Andrey Gromico)

Produksi sampah plastik memang tak mungkin enyah begitu saja, namun sangat bisa untuk dikurangi melalui gaya hidup zero waste. Hal itu bisa dilakukan dengan memanfaatkan kembali produk-produk yang ada.

“SAMPAH MEMBAWA BERKAH”, adalah semangat Zero waste, yaitu pola pengelolaan sampah dengan mendaur ulang secara berkelanjutan. Sampah awal (tas kresek, plastik pembungkus makanan, bekas botol aqua, sedotan plastik bisa didaur ulang menjadi tas jinjing.

Pada masanya tas jinjing rusak dan tidak dipakai lagi lalu menjadi sampah baru, di daur ulang lagi menghasilkan produk daur ulang baru, dimanfaatkan lagi, menjadi sampah baru hasil daur ulang, di daur ulang lagi dan seterusnya tanpa henti.

Siklus sampah dan ekonomi daur ulang sampah inilah bisa menjadi model bisnis yang mempertahankan nilai produk agar dapat digunakan berulang-ulang tanpa menjadi sampah.

Sisi lain juga menjadi peluang pekerjaan dan pendapatan baru yang halal.
Jepang butuh 50 tahun mewujudkan lingkungan bersih bebas sampah. Swedia menggunakan kartu ATM nabung sampah siap angkut lengkap alamat posisi sampah berada. Singapura menerapkan hukuman bagi pembuang sampah sembarangan bisa ditahan dan tidak bisa pulang rumah.

Apakah Indonesia, khususnya Jawa Tengah perlu puluhan tahun menerapkan cara seperti di Jepang dan Swedia? Atau menerapkan hukuman seperti di Singapura? Rasanya tidak! Melalui kongres sampah, ayo kita ubah bersama “fenomena sampah pembawa musibah” menjadi “Sampah Membawa Berkah”. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved