Wabup Dedy : Kemiskinan di Sragen Bikin Saya Terenyuh, Bukan Cuma Miskin Harta Tapi Mental
Pemda, BUMD, BUMN dan swasta duduk bersama dalam rapat koordinasi pengembangan kemitraan antara pemerintah Daerah, BUMN, BUMD dan swasta.
Penulis: Mahfira Putri Maulani | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Pemda, BUMD, BUMN dan swasta duduk bersama dalam rapat koordinasi pengembangan kemitraan antara pemerintah Daerah, BUMN, BUMD dan swasta.
Rapat tersebut mengangkat tema penekanan dan pengarahan pemerintah daerah forum tanggungjawab sosial dan bina lingkungan (CSR) Kabupaten Sragen.
Wakil Bupati Sragen Dedy Endriyatno mengatakan forum seperti ini perlu diselenggarakan secara rutin baik secara formal dan informal.
"Kemarin kita sudah mulai bertemu dengan CSR secara informal, pertemuan terakhir pertemuan membantu teman-teman di Lombok Utara juga Palu," kata Dedy.
Dewasa ini, persaingan tak lagi jadi tren melainkan memasuki era kolaborasi dengan mempertemukan pengusaha, perbankan, juga pemerintah untuk bekerja sama.
Kendati semuanya memang harus dirancang. Dedy menyampaikan kemiskinan di Sragen memang masih tinggi walaupun badannya UPTPK telah mendapat penghargaan tingkat internasional.
• 2 Pejabat Utama di Polres Sragen Diganti, Ini Pesan AKBP Yimmy Kurniawan
• 140 Bidang Tanah dan Bangunan Terdampak Proyek Penataan Sempadan Sungai Lohji Pekalongan
• Panji Curi 3 HP Milik Karyawan Hotel di Purworejo, Ambil Saat Korban Tertidur di Aula Hotel
• Debit Air Di Kabupaten Tegal Masih Minim, Warga Bisa Dapat Air Gratis Cukup Telpon Nomor Ini
"Sragen berbicara kemiskinan memang begitu banyak juga membuat saya terenyuh.
Bukan hanya kemiskinan dalam konteks harta juga kemiskinan mental," kata Dedy.
Dirinya menyampaikan target Pemerintah Daerah hingga kini kompleksitas masih banyak.
Perihal pengentasan kemiskinan pihaknya pernah menginginkan penanganan pengentasan kemiskinan tidak hanya di tingkat daerah saja.
Dedy berterima kasih kepada CSR, BUMN, BUMD telah memberikan yang terbaik guna membantu Pemda Sragen mengentaskan kemiskinan.
Dedy menyampaikan pihaknya telah menyalurkan banyak bantuan, namun kesadaran masyarakat untuk mengelolanya masih kurang.
"Kamu beri bantuan hewan ternak, dengan harapan berkembangbiak dan bisa menjadi penghasilan tersendiri, namun baru satu tahun sudah dijual," kata Dedy.
Hal ini disampaikan Dedy, tidak adanya penghasilan lain dan akhirnya menjual bantuan yang diberikan Pemda.
Tidak sedikit pula CSR yang sudah membuat desa binaan yang mendampingi masyarakat.