450 Ton Sampah Jadi Listrik 5 Megawatt, Groundbreaking PLTSa di Putri Cempo Senilai Rp 330 Miliar
Pembangunan proyek strategis nasional Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mosongo, Solo
Penulis: yayan isro roziki | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SOLO -- Pembangunan proyek strategis nasional Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mosongo, Solo, resmi mulai dilaksanakan. Ini seiring dengan digelarnya groundbreaking PLTSa Surakarta, di lokasi proyek, Rabu (23/10).
"Ini merupakan satu di antara 233 proyek strategis nasional. Kami harap, dengan groundbreaking di hari yang baik ini, pembangunan cepat selesai dan hasilnya dapat segera dinikmati masyarakat," kata Asisten Deputi Bidang Infrastruktur Pertambangan dan Energi, Kemenko Kemaritiman RI, Yudi Prabangkara, di sela-sela acara.
Dituturkan, proyek ini sudah dicanangkan sejak 2016 lalu. Kemudian, diperbaharui pada 2018. "Proyek ini, satu dari 12 proyek serupa di daerah lain, yang proses pelaksanaannya sudah paling komplit. Ke depan, kita menyebutnya bukan PLTSa, tapi mengolah sampah menjadi tenaga listrik," ucapnya.
Proyek senilai Rp 330 miliar ini dikerjakan oleh PT Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP), yang merupakan konsorsium dari sejumlah perusahaan. Direktur Utama SCMPP, Elan Suherlan, mengatakan pembangunan proyek ini dijadwalkan rampung pada September 2021.
"Kami berharap, dapat segera mengurangi persoalan sampah, khususnya di Kota Solo. Semoga dalam 1,5 tahun - 2 tahun ke depan kita sudah dapat beroperasi," ujarnya.
Nantinya, sambung dia, proyek ini dapat menghasilkan 5 Mega Watt (MW). Itu dihasilkan dari pembakaran 450 ton sampah per hari. Elan menuturkan secara singkat mekanisme pengolahan sampah menjadi tenaga listrik.
Diuraikan, 450 ton sampah yang ada dipilah, di mana sampah batu, kaca dan logam harus dipisahkan. Sebab, sampah jenis ini tak bisa diproses. Sampah yang telah dipilah kemudian dipanaskan dan diproses hingga menjadi briket biochar. Dari 450 ton sampah, diasumsikan akan menghasilkan 135 ton biochar, yang kemudian akan diproses menjadi tenaga listrik berkapasitas 5 MW.
"Biochar akan diubah menjadi gas sintetis, kemudian gas ini dibersihkan, dan kemudian diolah menjadi tenaga listrik. Kelihatannya sederhana, tapi itu merupakan hasil kerja keras rekan-rekan kita," ucapnya.
Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, mengatakan dengan dibangunnya proyek ini, maka ke depan Pemkot juga dituntut untuk melakukan perbaikan-perbaikan dalam pelayanan soal sampah.
"Ketika nanti sampah sudah bisa diproses jadi listrik, otomatis kita juga harus melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan untuk kebersihan sampah. Karena tuga kita kan mengambili sampah dari masyarakat untuk dibawa ke sana," ujarnya.
Dituturkan, protek PLTSa di TPA Putri Cempo direncanakan bakal menghasilkan listrik berkapasitas 10 MW. Di mana proyek ini akan terbagi dalam dua tahap, yang masing-masing akan menghasilkan 5 MW. "Ini biar selesai dulu yang 5 MW. Sukur nanti yang 5 MW segera (dilaksanakan) lagi, ya saya lebih senang," katanya. (yan)