Jalur Pendakian Gunung Lawu Ditutup Hingga Batas Waktu yang Tak Ditentukan
Jalur pendakian Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar ditutup karena terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga batas waktu yang belum dapat
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR - Jalur pendakian Gunung Lawu Kabupaten Karanganyar ditutup karena terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) hingga batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Dari informasi yang dihimpun Tribunjateng,com, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) telah mengeluarkan surat edaran resmi tentang penutupan jalur pendakian Gunung Lawu sejak Senin (21/10/2019).
Guna mencegah terjadinya hal-hal yang mengancam keselamatan pengunjung dan pendaki, Wana Wisata Pringgodani dan Jalur pendakian Candi Cetho dan Cemoro Kandang ditutup sampai batas waktu yang belum dapat ditentukan.
Anggota Anak Gunung Lawu (AGL), Budi mengatakan, karena ada beberapa titik api di Jalur Pendakian Cetho dan Plalar Tawangmangu, akhirnya semua jalur pendakian ditutup, baik itu jalur pendakian Candi Cetho dan Cemoro Kandang.
• Jual 1.000 Butir Pil Koplo kepada Polisi di Parkiran Indomaret, Noval Tak Berkutik Saat Ditangkap
• Pangkalan TNI Angkatan Laut Tegal Sekarang Dipimpin Seorang Marinir
• Warga Salatiga Siap-siap, Pemkot Buka 237 Formasi CPNS
• 5 Ribu Ayam Terbakar di Kota Tegal, Warga Sekitar Berebut Bangkai untuk Pakan Lele
Penutupan jalur itu menjadi kewenangan Disparpora Karanganyar dan Perhutani.
"Ini njagani (antisipasi), kami tidak ingin kejadian 2015 (ada pendaki tewas) terulang lagi.
Itu buat pembelajaran bagi kami.
Penutupan jalur pendakian sampai batas waktu yang tidak ditentukan," katanya kepada Tribunjateng.com saat ditemui di base camp Cemoro Kandang, Kamis (24/10/2019).
Lanjutnya, sebenarnya sejak terjadi peristiwa angin kencang empat hari lalu, jalur pendakian Cemoro Kandang sudah ditutup.
Budi mengungkapkan, pihaknya sebenarnya sudah memberikan masukan kepada Disparpora untuk menutup jalur pendakian setelah satu suro atau 1 muharram dalam penanggalan Jawa.
"Kita kasih masukan, habis suro ditutup saja.
Karena semua gunung (seperti Merbabu dan Semeru) sudah terbakar.
Selain itu juga untuk recovery (pemulihan).
Paling tidak satu bulan atau minimal dua minggu," ungkap Budi.
Ia menuturkan, titik api pertama di Lereng Gunung Lawu yang dekat jalur pendakian terjadi dua minggu lalu.
Sejak ditutup pada Minggu sore hingga hari ini, ada beberapa rombongan pendaki yang batal naik karena jalurnya ditutup.
"Ada sekitar 20 orang yang batal naik Sabtu (26/10/2019).
Mereka sudah pesan, juga sudah minta porter dan rental peralatan.
Terpaksa dibatalkan.
Sudah kita berikan penjelasan, karena faktor alam.
Ditakutkan kalau naik, nanti terjadi apa-apa," pungkasnya. (Ais)