Pengakuan PSK Pengguna MiChat : Pelanggan Paling Ramai di Akhir Pekan Bisa 7 Pelanggan Sehari
Tidak hanya di Semarang, praktik prostitusi Pekerja Seks Komersial (PSK) menggunakan aplikasi ini hampir merata di Indonesia
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Perkembangnya teknologi informasi memiliki dua sisi seperti mata uang manfaat dan dampak buruknya, di dunia praktik prostitusi kini pun semakin canggih dan lihai.
Tidak hanya di Semarang, praktik prostitusi Pekerja Seks Komersial (PSK) menggunakan aplikasi ini hampir merata di Indonesia yang juga memanfaatkan sejumlah aplikasi canggih di smartphone untuk menjajakan dirinya secara online.
Baby (bukan nama sebenarnya) belum genap 6 bulan membuka jasa seks komersial melalui aplikasi MiChat di Kota Semarang.
Perempuan 21 tahun asal Jawa Barat itu mengatakan MiChat bukan aplikasi pertamanya untuk meraup pundi-pundi pengguna jasa esek-esek itu.
"Gue dulu mulai pakai BeeTalk ya.
Itu waktu masih di Jakarta.
Terus akun gue kena banned (blokir), ada yang nglaporin.
WeChat pernah juga, lalu di Semarang ini pakainya MiChat," ujarnya pertengahan Oktober ini.
Baby membenarkan akunnya dikelola sendiri.
Termasuk pemajangan foto dalam profil pun menggunakan potret wajah sendiri.
"Lu tau itu body gue kan?
Cuman soal wajah gue ga berani buka, gue tutupi emotikon.
"Gue belum berani vulgar menampakkan wajah.
Bisa dimatiin abah kalau ketahuan.
Abah gue kan polwan,"ujarnya seraya tertawa.