Semua Tertawa Dengar Jokowi Sindir Pertemuan Surya Paloh dan sohibul Iman
Presiden Jokowi menyindir Ketua Nasdem, Surya Paloh saat memberikan sambutan di acara HUt ke-55 Partai Golkar.
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Presiden Jokowi menyindir Ketua Nasdem, Surya Paloh saat memberikan sambutan di acara HUt ke-55 Partai Golkar.
Dalam acara tersebut, Jokowi mengenakan batik berwarna biru.
Mulanya, Jokowi menyapa pimpinan Golkar dan para senior politikus Golkar.
"Seluruh senior Golkar, Pak Abu Rizal Bakrie, Pak Agung Laksono, Pak AKbar Tandjung dan lain-lainnya," ujar Jokowi.
Setelah itu, Presiden Jokowi menyapa Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
Lalu, Presiden Jokowi mengomentari wajah Surya Paloh.
Ia menyebut wajah Surya Paloh berseri-seri pasca bertemu dengan Presiden PKS, Shoibul Iman.
"Bapak Surya Paloh yang kalau kita lihat malam ini beliau lebih cerah dari biasanya, sehabis pertemuan beliau dengan Pak Sohibul Iman di PKS," ujar Jokowi yang kemudian disambut tawa para hadirin.
Jokowi tampak tersenyum.
Usai mengatakan itu, Jokowi langsung melihat kertas di tangannya tanpa tertawa.
Ia pun lama-lama ikut tersenyum dan melirik lagi ke arah Surya Paloh.
"Wajahnya cerah, setelah beliau berdua berangkulan dengan Pak Sohibul Iman," ujarnya dengan wajah datar.
Pernyataan Jokowi itu kembali disambut teriakan dan tepuk tangan.
"Saya tidak tahu maknanya apa, tetapi rangkulannya tidak seperti biasanya, nggak pernah. Tidak pernah saya dirangkul oleh Bang Surya seerat beliau merangkul Pak Sohibul Iman," katanya masih disambut tawa oleh para hadirin.
Rupanya hal itu juga sudah ditanyakan Jokowi langsung ke Surya Paloh.
"Tadi di holding sudah saya tanyakan, ada apa? Tapi jawabnya nanti di lain waktu mau dijawab. Ya saya boleh bertanya dong, karena beliau masih di koalisi pemerintah," ujar Jokowi sambil membetulkan micrpohone.
Tampak para hadirin yang datang di HUT ke-%% Golkar itu tertawa keras.
• Soal APBD Jakarta, Wiliam Aditya PSI Sebut Anies Baswedan Amatiran
• Janggal Anggaran APBD Jakarta Untuk Alat Peraga Siswa SD: Pasir 52 M, Helm Proyek 34 M, Tiner 34 M
• Mengaku Marah Lihat Maruf Amin Pakai Celana, Sudjiwo Tedjo: Beliau Lucu Pakai Sarung
Diberitakan, Surya Paloh dan Sohibul bertemu di kantor DPP PKS di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Pertemuan Surya Paloh dan Sohibul Iman saat itu berlangsung dengan akrab. Terdapat momen keduanya saling berangkulan di hadapan kamera pewarta.
Hasil pertemuan tersebut juga menyatakan tiga hal. Pertama, kedua partai sepakat untuk memperkuat check and balance atau fungsi pengawasan terhadap pemerintah di DPR.
Kedua, Nasden dan PKS sepakat menjaga kedaulatan NKRI dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Ketiga, mewariskan sejarah kerja sama para pendiri bangsa, yakni antara kelompok nasionalis yang memuliakan nilai-nilai agana dan kelompok Islam yang memegang teguh nilai-nilai kebangsaan.
Surya Paloh dan PKS
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memahami perbedaan sikap politik antara partainya dan Partai Keadilan Sejahtera ( PKS).
Ia menghargai sikap PKS yang memilih tetap menjadi oposisi dan berada di luar pemerintahan.
Namun, Paloh mengatakan, tidak menutup kemungkinan Nasdem dapat sejalan dengan PKS dalam hal menjalankan fungsi penyeimbang di DPR terhadap kebijakan pemerintah.
"Ketika ada pesan yang memang jelas bisa ditangkap oleh konstituen, kedua institusi partai politik ini, kami bisa bergandengan tangan bersama," ujar Paloh saat memberikan keterangan seusai bertemu Presiden PKS Sohibul Iman di kantor DPP PKS, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
"Kami bisa lebih hangat bersama, kami bisa sharing ide bersama," lanjut dia.
Paloh mengatakan, dalam negara demokrasi yang sehat, dibutuhkan kekuatan penyeimbang dan menjalankan sistem check and balance.
Di sisi lain, pemerintah yang sehat pun harus mampu menerima kritik yang solutif dan membangun.
Ia mengatakan, pemerintahan tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak ada lagi pihak-pihak yang mengkritisi kebijakan pemerintah.
"Pemerintah membutuhkan pikiran kritis. Tapi yang kami sepakati, pikiran kritis ini dilandasi oleh niat baik, pikiran yang mengkritisi secara konstruktif, bukan saling merusak menjatuhkan, tapi dengan semangat membangun," tutur dia.
"Nah, itu sebetulnya yang dibutuhkan oleh masyarakat dan kami percaya itu memberikan sumbangsih bagi satu proses pendidikan politik yang ada di negeri ini," lanjut Paloh.
Kesepatanan antara PKS dan NasDem tertuang dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh beserta jajaran DPP partainya dan Ketua Umum PKS Sohibul Iman beserta jajaran DPP partainya, di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
Pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam itu, menghasilkan tiga kesepakatan NasDem-PKS.
Sekretaris Jenderal PKS Mustafa Kamal pun membacakan hasil kesepakaran dimana kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi.
"Pertama, saling menghormati sikap konstitusional dan pilihan politik masing-masing partai. Partai NasDem menghormati sikap dan pilihan politik PKS untuk berjuang membangun bangsa dan negara di luar pemerintahan. Di saat yang sama, PKS juga menghormati sikap dan pilihan politik NasDem yang berjuang di dalam pemerintahan," kata Mustafa Kamal.
"Perbedaan sikap politik kedua partai tersebut tidak menjadi penghalang bagi NasDem dan PKS untuk berjuang bersama menjaga demokrasi agar tetap sehat dengan memperkuat fungsi checks and balances di DPR," ucapnya.
"Demokrasi yang sehat itu penting untuk mengatasi tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, baik di bidang politik, ekonomi, keagamaan, pendidikan, kesehatan, budaya dan lainnya," tambahnya.
Kesepahaman kedua antara PKS dan NasDem, kata Mustafa, adalah soal kedaulatan NKRI.
PKS-NasDem tidak akan memberi tempat untuk gerakan separatisme, terorisme hingga radikalisme.
"Serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Mustafa.
Ketiga, lanjut Mustafa, PKS-NasDem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam.
"Generasi penerus dari 2 komponen bangsa tersebut harus mampu menjaga warisan sejarah pendiri bangsa ini dengan saling menghormati saling memahami dan saling bekerja sama dalam rangka menjaga kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan partai atau golongan," jelasnya (*)
• ASN di Karanganyar Ramai-Ramai Berburu Baju Hancinco, Berkah Bagi Para Pedagang
• DETIK-DETIK Tabrakan Bus Laju Prima vs Truk Tronton di Tol Batang Pemalang, Ini Kesaksian Korban
• Bahas soal Cadar dan Rok Mini, Sujiwo Tedjo Bikin Semua Narasumber Tertawa Terpingkal-pingkal
• Asik, BRT Trans Semarang Akan Operasikan Bus Low Deck Scania, Ini Rutenya