Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lokalisasi GBL akan Ditutup Besok, Ada yang Beda Dibandingkan Penutupan Sunan Kuning

Lokalisasi Gambilangu atau yang populer dengan sebutan GBL di Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, akan resmi ditutup

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
Tribunjateng.com/Eka Yulianti Fajlin
Dinas Sosial Kota Semarang dan Yayasan At Tauhid Kota Semarang memberikan sosialisasi kepada para wanita pekerja seks (WPS) di Lokalisasi Gambilangu beberapa waktu lalu. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lokalisasi Gambilangu atau yang populer dengan sebutan GBL di Kelurahan Mangkang Kulon, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, akan resmi ditutup, Selasa (19/11/2019).

Penutupan lokalisasi ini akan sedikit berbeda dari penutupan lokalisasi Sunan Kuning beberapa waktu lalu.

Saat penutupan lokalisasi Sunan Kuning, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mempersiapkan segala sesuatunya secara mandiri, termasuk dana bantuan sosial atau tali asih untuk para wanita pekerja seks (WPS).

Sedangkan penutupan lokalisasi GBL, pemberian dana tali asih akan dilakukan oleh Kementrian Sosial (Kemensos) melalui kerjasama dengan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan At Tauhid Kota Semarang.

Ketua Yayasan Rehabilitasi At Tauhid Kota Semarang, Singgih Yongki Nugroho mengatakan, dana tali asih sudah turun dari Kemensos dan sudah disetorkan ke rekening masing-masing WPS.

Adapun penyaluran dana tali asih akan dilakukan bersamaan dengan seremonial penutupan.

"Uangnya sudah turun sejak hari Jumat, tapi saat ini masih dilakukan pemblokiran oleh pihak bank. Nanti akan dibuka blokir pada saat penyerahan," terang Yongki, Senin (18/11/2019).

Dia menyebut, ada 126 WPS yang akan mendapatkan dana bantuan sosial dari Kemensos. Untuk mengefisiensikan penyaluran, pihaknya akan menerjunkan sekitar 15 petugas untuk melakukan pendampingan pengambilan buku tabungan dan kartu atm.

Masing-masing WPS akan mendapatkan dana bantuan sosial sebesar Rp 6 juta.

Adapun rinciannya dana transpot sebesar Rp 250 ribu dan dana jaminan hidup sebesar Rp 750 ribu. Sedangkan sisanya Rp 5 juta merupakan dana usaha ekonomi produktif.

Saat verifikasi beberapa waktu lalu, pihaknya sudah melakukan pendataan terkait rencana usaha yang akan dirintis oleh WPS.

Pasca penyaluran dana, petugas juga akan melakukan pendampingan untuk memastikan dana yang diberikan Kemensos benar-benar digunakan sebagaimana mestinya.

"Kemarin saat sosialisasi saya menjelaskan kepada WPS bahwa dana Rp 5 juta, 70 persen untuk pembelian alat usaha, dan 30 persen untuk pembelian bahan.

Setelah saya komunikasi lagi dengan pihak Kemensos, tidak harus terpaut itu. Yang jelas dana itu harus digunakan untuk berwirausaha.

Harus ada nota yang jelas untuk pembelian apa saja," tegasnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved