Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Soto Sewu Sragen: Soto Paling Murah se-Indonesia, Seporsi Cukup Rp 1.000

Siapa bilang uang Rp 1.000 tidak cukup untuk membeli makan? Di Kabupaten Sragen ada warung Soto Sewu, bisa dibilang termurah se-Indonesia.

TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Siapa bilang uang Rp 1.000 tidak cukup untuk membeli makan?

Di Kabupaten Sragen ada warung soto, bisa dibilang termurah se-Indonesia. 

Harga seporsi nasi soto dilabeli Rp 1.000. 

Nama warungnya Soto Sewu Bu'e Tegar (Soto Seribu Ibunya Tegar).

Lokasinya di Kampung Ringin Anom, Kelurahan Sragen Kulon, Kabupaten Sragen. 

Belum banyak orang mengetahui awal mula sang pemilik, Sukarni (46) merintis usaha kuliner murah itu.

Dia adalah satu dari sekitar 1.500 pekerja yang terkena PHK massal sebuah perusahaan tekstil, 8 tahun silam.

"Setelah kena PHK massal di pabrik saya ya luntang-lantung (menganggur) nggak ada kerjaan. Lalu suami saya menyarankan untuk berjualan soto seribu, ya saya jawab aku nggak bisa masak. Akhirnya dikasih resep masak sama mertua saya," terang Sukarni kepada Tribunjateng.com, Rabu (20/11/2019).

Warung soto sewu milik Sukarni yang berada di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 5, samping Jalan Raya Slamet Riyadi, Sragen.
Warung soto sewu milik Sukarni yang berada di Kampung Ringin Anom, Sragen Kulon RT 5, samping Jalan Raya Slamet Riyadi, Sragen. (Tribun Jateng/ Mahfira Putri Maulani)

Tak semudah membalik telapak tangan, Sukarni mulai berproses meracik bumbu soto. 

Awalnya dia pikir meracik bumbu soto adalah sesuatu yang mudah. 

Ternyata tak sedikit kegagalan yang dia jumpai. 

Sotonya sering mendapat cibiran para pembeli, yang kebanyakan warga setempat. 

"Dulu awal-awal buka ya banyak yang ga suka, pada tanya enak ga tuh soto kok cuma seribu. Setelah saya buka itu juga banyak yang ikut-ikutan bikin soto seribu," lanjut Sukarni.

Karena letak rumahnya yang kurang strategis berada di dalam kampung, soto Sukarni sepi dan hanya tetangga sekitar yang membeli.

"Dulu di rumah saya nggak seramai di sini, yang beli juga tetangga-tetangga sekitar rumah. Sehari dapat Rp 80 ribu saja senangnya minta ampun," lanjut dia.

Merasa letak rumahnya yang tidak strategis, Sukarni memutuskan pindah ke rumah mertua yang hanya beda RT.

Lokasinya berada tepat di pinggir jalan raya Slamet Riyadi, Sragen Kulon.

Istilah orang jawa, Sukarni mulai babat alas. 

Dia merintis sedikit demi sedikit usahanya dengan menghimpun pelanggan. 

Tahun ke-4, warung Sukarni pun mulai ramai. 

Banyak orang menggandrungi cita rasa soto pun keunikan harganya. 

Omzet penjualan Sukarni juga lebih banyak dibanding di rumahnya.

Hari-hari biasa Sukarni mendapat penghasilan kotor Rp 800 ribu dari pukul 11.00 hingga malam.

"Pernah saya jualan waktu hari Minggu, dari pagi sampai malam dapat Rp 2,6 juta penghasilan kotor," kata dia.

Warung soto sewu Sukarni buka setiap hari dari pukul 06.00 hingga malam, hanya saja ketika pagi, Heni adik dari suami Sukarni, Ninut Iswinanto (49) yang menjaga.

Sedangkan Sukarni menjaga warung dari pukul 11.00 hingga malam.

Ketika ditanyai takut rugi atau tidak menjual soto dengan harga Rp 1.000, Sukarni menjawab," Tidak."

"Alhamdulillah nggak takut rugi, ngitung-ngitung sodaqoh lah. Nyatanya bisa kok sampai sekarang malah Alhamdulillah sudah beli mobil," lanjut dia.

Sukarni yang juga memiliki dua orang putra ini kini sudah memiliki dua karyawan yang membantunya melayani pelanggan.

Dia mengatakan pembelinya merata dari semua kalangan dari mulai anak sekolah, ibu-ibu, karyawan hingga pegawai.

"Merata kok yang datang ke sini, anak sekolah, ibu-ibu karyawan. Biasanya ramai itu jam-jam tertentu makan siang sama menjelang magrib," lanjut dia.

Tidak hanya menjual soto dalam porsi kecil, Sukarni juga menjual soto porsi besar dengan harga Rp 3 ribu.

Salah satu penikmat soto sewu Sukarni, Dwi Candra sudah biasa datang ke warung soto sewu Suwarni.

"Sudah biasa datang ke sini, kalo sekali makan biasanya makan dua porsi yang seribuan," kata siswi SMK Muhammadiyah 4 Sragen itu.

Selain harga soto yang ramah di kantong pelajar, Dwi dan temannya mengaku rasa soto seribu ini juga cocok di lidah.

Bersama sate-satean dan gorengan Dwi biasa menikmati soto sewu Sukarni. (Mahfira Putri Maulani)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved