Ironi Guru Honorer Banjarnegara di Seleksi CPNS 2019, Tak Bisa Daftar hingga Pengabdian jadi Ibadah
Pemerintah mulai membuka pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019. Kebutuhan guru termasuk paling banyak di banding formasi lain pada
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
Hanya, kesejahteraan yang diterima memang cukup layak.
Ini menjadi pelipur lara bagi para tenaga pendidik yang sudah pupus harapan menjadi PNS karena faktor usia atau lainnya.
Paling tidak, ketika impian menjadi PNS telah pupus, mereka tidak langsung frustasi, atau berhenti mengajar karena tak ada lagi yang bisa diperjuangkan.
Nurrohman mengatakan, para guru honorer kini telah menurunkan harapannya dari PNS menjadi P3K.
Mereka telah menerima kenyataan, status PNS tak mungkin lagi dikejar.
Karenanya, ribuan guru honorer di Banjarnegara yang tak memenuhi syarat ikut seleksi CPNS, kini beralih menggantungkan harapannya menjadi P3K.
Ini sedikit membangkitkan semangat mereka untuk mengajar.
P3K sekaligus alasan bagi para honorer untuk bertahan hingga saat ini meski hanya digaji ratusan ribu perbulan.
Tetapi angin segar itu pun meredup.
Perekrutan P3K yang dinanti nyatanya tak kunjung dibuka lagi.
Sementara usia mereka terus menua.
Di Banjarnegara, kata Nurrohman, ada guru honorer yang hampir memasuki masa pensiun, di atas 50 tahun.
Alih-alih membuka pintu perekrutan lagi, menurut mereka yang dinyatakan lulus seleksi P3K tahun lalu pun belum jelas nasibnya hingga kini.
Mereka belum mendapat kepastian kapan mulai bekerja dan menerima gaji.
Ketidakjelasan pengangkatan P3K ini kembali mengendurkan semangat para guru honorer untuk mengabdi.
Pintu menjadi PNS sudah tertutup, sementara pintu menjadi P3K pun belum kunjung dibuka.
Pelipur apa lagi yang akan ditawarkan ke mereka agar meneruskan pengabdiannya.
"Harapan mereka, grade nya turun, dari PNS menjadi P3K, turun lagi grade nya nanti jadi ibadah," katanya. (aqy)