Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ironi Guru Honorer Banjarnegara di Seleksi CPNS 2019, Tak Bisa Daftar hingga Pengabdian jadi Ibadah

Pemerintah mulai membuka pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019. Kebutuhan guru termasuk paling banyak di banding formasi lain pada

Penulis: khoirul muzaki | Editor: muh radlis
https://sscn.bkn.go.id/
Info Pendaftaran CPNS 2019 

TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Pemerintah mulai membuka pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2019.

Kebutuhan guru termasuk paling banyak di banding formasi lain pada pendaftaran CPNS kali ini.

Ini menjadi angin segar bagi para sarjana pendidikan di negeri ini.

Tetapi tentu saja, tidak semua merasakannya.

Mereka yang bisa menangkap peluang itu hanyalah yang memenuhi syarat pendaftaran seleksi CPNS, antara lain berusia di maksimal 35 tahun.

Adapun mereka yang berusia di atas 35 tahun, meski telah mengabdi puluhan tahun di sekolah, justru merasa sesak di dada karena tak memenuhi kriteria untuk mendaftar.

Padahal, jumlah pendidik yang berusia di atas 35 tahun dan mengabdi lama di sekolah cukup banyak.

Bupati Juliyatmono Kenalkan Potensi Wisata dan Kuliner Karanganyar di Acara Panggung Gembira

Bupati Tegal Umi Tekankan Peranan PAUD Merupakan Kunci Tumbuh Kembang Anak

Bos Galangan Kapal Sambut Baik Wacana Pembangunan Eduwisata Bahari Kabupaten Batang

Perhutani Mulai Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Kawasan Lereng Gunung Lawu Karanganyar

Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Banjarnegara Nurrohman mengatakan, dari sekitar 1500 hingga 2000 guru wiyata bhakti atau honorer di Kabupaten Banjarnegara, kebanyakan mereka berusia antara 37 sampai 45 tahun.

Mereka hanya menjadi penonton yang bisanya gigit jari setiap kali perekrutan CPNS digelar.

"Guru honorer mau ikut CPNS gak bisa karena ada batas usia 35 tahun, harapannya tinggal diangkat P3K,"katanya

Pemerintah sebenarnya memahami penderitaan guru honorer yang semakin tak jelas masa depannya.

Karenanya, lahir kebijakan perekrutan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).

P3K bukanlah PNS seperti impian para guru honorer.

Statusnya hanya pegawai kontrak.

Tidak ada tunjangan maupun fasilitas seperti diterima PNS.

Hanya, kesejahteraan yang diterima memang cukup layak.

Ini menjadi pelipur lara bagi para tenaga pendidik yang sudah pupus harapan menjadi PNS karena faktor usia atau lainnya.

Paling tidak, ketika impian menjadi PNS telah pupus, mereka tidak langsung frustasi, atau berhenti mengajar karena tak ada lagi yang bisa diperjuangkan.

Nurrohman mengatakan, para guru honorer kini telah menurunkan harapannya dari PNS menjadi P3K.

Mereka telah menerima kenyataan, status PNS tak mungkin lagi dikejar.

Karenanya, ribuan guru honorer di Banjarnegara yang tak memenuhi syarat ikut seleksi CPNS, kini beralih menggantungkan harapannya menjadi P3K.

Ini sedikit membangkitkan semangat mereka untuk mengajar.

P3K sekaligus alasan bagi para honorer untuk bertahan hingga saat ini meski hanya digaji ratusan ribu perbulan.

Tetapi angin segar itu pun meredup.

Perekrutan P3K yang dinanti nyatanya tak kunjung dibuka lagi.

Sementara usia mereka terus menua.

Di Banjarnegara, kata Nurrohman, ada guru honorer yang hampir memasuki masa pensiun, di atas 50 tahun.

Alih-alih membuka pintu perekrutan lagi, menurut mereka yang dinyatakan lulus seleksi P3K tahun lalu pun belum jelas nasibnya hingga kini.

Mereka belum mendapat kepastian kapan mulai bekerja dan menerima gaji.

Ketidakjelasan pengangkatan P3K ini kembali mengendurkan semangat para guru honorer untuk mengabdi.

Pintu menjadi PNS sudah tertutup, sementara pintu menjadi P3K pun belum kunjung dibuka.

Pelipur apa lagi yang akan ditawarkan ke mereka agar meneruskan pengabdiannya.

"Harapan mereka, grade nya turun, dari PNS menjadi P3K, turun lagi grade nya nanti jadi ibadah," katanya. (aqy)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved