Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Dukung Izin FPI, Rocky Gerung: Saya Anti FPI tapi Mereka Sudah Berubah

Pengamat politik, Rocky Gerung berharap agar izin Front Pembela Islam (FPI) disetujui pemerintah. Menurutnya

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
Youtube
Dukung Izin FPI, Rocky Gerung: Saya Anti FPI tapi Mereka Sudah Berubah 

TRIBUNJATENG.COM- Pengamat politik, Rocky Gerung berharap agar izin Front Pembela Islam (FPI) disetujui pemerintah

Hal tersebut tampak pada acara Rosi Kompas TV, Kamis (28/11/19).

Rocky Gerung berpendapat bahwa konsep khilafah itu belum final dan masih diperdebatkan.

"Ada orang yang memahami khilafah itu seolah-olah konsep yang final dan imperatif. Padahal konsep khilafah itu debatable. Jadi ngapain nakutin sesuatu yang debatable? Jadi pak Tito nggak ngerti juga bahwa konsep khilafah itu on going ideas" tanya Rocky Gerung.

Lalu Rocky Gerung mencontohkan seseorang yang meiliki ide untuk kembali di konsep kerajaan yang tidak demokratis.

"Padahal itu juga melanggar konsep NKRi kan, mengapa tidak ditangkap?" ujar Rocky Gerung.

lalu, host acara Rosi, Rosiana Silalahi melempar pertanyaan.

"Tapi poinnya ini enggak sekadar hanya imajinasi. Tapi ini sebuah pemikiran yang lambat laun bisa menjadi kekuatan yang real," ucap Rosiana Silalahi.

Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa kekhawatiran itu sangat berlebihan.

"Itu kata kuncinya, lambat laun dan akan sangat lambat dan akan sangat laun," jawab Rocky Gerung.

Rosi lalu menanyakan mengapa Rocky Gerung tidak takut dan khawatir akan eskistensi FPI.

"Kesalahan negara berpikir begini, semua boleh, kecuali yang dilarang, sekarang negara barat, semua dilarang kecuali yang saya izinkan, itu negara otoriter yang begitu," ujar Rocky Gerung.

Lalu, M Qodari menanggapi bahwa dalam sebuah negara ada sebauh kesepakatan, jika itu dilanggar maka negara bubar.

Rocky Gerung lantas mengatakan bahwa FPI saat ini sudah membuat kesepakatan setia pada pancasila.

Namun, Qodari menegaskan bahwa ukuran setia pada NKRI harus terwujud dalam AD/ART bukan surat ikrar.

"Jadi patokannya bukan ikrar, tapi ADRT, maka seharusnya izinnya belum bisa dikeluarkan" tegas M Qodari.

Lalu Rocky Gerung tidak sepakat jika seseorang yang ingin mendirikan organisasi harus

"Maka karena ini negara perizinan, seharusnya tidak ada aturan itu, kalau ada orang yang boleh berorganisasi dengan syarat, nah itu aturannya siapa? kepentingannya siapa?," tanya Rocky Gerung.

"Apa yang perlu ditakutkan kalau segala sesuatunya terbuka? FPI mau ngomong apa, kalau terbuka, orang bisa debat itu," ucap Rocky Gerung.

Lalu, Kunto Adi Wibowo, Dosen Komunikasi Unpad mengatakan bahwa dulu FPI pernah disetujui izinnya.

"Itu dulu FPI pernah disetujui izinnya," ujarnya.

Budiman Sudjatmiko lalu mengatakan bahwa salah presiden dulu yang mengizinkan.

"Salahkan presiden yang dulu mengizinkan, mereka yang memelihara kepentingan untuk slogan zero enemny

"Era Pak SBY dengan konsep zero enemy-nya itu, semuanya, padahal kita punya konsep dasar, pancasila, bhineka tunggal ika dan lai-lain," ujar Budiman.

Lalu Rocky Gerung membalas dengan tanggapan satire.

"Ya sudah salahkan saja presiden sebelumnya dari Soekarno hingga sekarang," ujar Rocky sambil tertawa.

Budiman Sudjatmiko langsung menimpali dan membeberkan pengalamannya berdebat di sarang khilafah.

Ulasan itu pun akhirnya membuat Rocky Gerung dan Budiman Sudjatmiko kembali berdebat sengit.

"Apakah FPI bisa berdebat? Anda buktikan, satu peristiwa terkucil kapan bisa berdebat dengan cara konstruktif ?" tanya Budiman Sudjatmiko.

"Sekarang FPI bertanya hal yang sama, emang Budiman bisa berdebat?" tanya Rocky Gerung.

"Saya pernah berdebat di sarang khilafah," kata Budiman Sudjatmiko.

"Saya ceramah di situ," jawab Rocky Gerung.

"Saya pernah datang 2001. Saya pernah datang di kelompok yang ingin mendirikan khilafah dan saya berlawanan. Kalau Anda berteman dengan mereka, wajar. Anda merasa aman," kata Budiman Sudjatmiko.

"Risiko yang saya ambil untuk berdebat lebih tinggi daripada Anda. Anda bukan berdebat, Anda mencari afirmasi dari mereka," ujarnya lagi.

"Coba lihat, belum apa-apa dia enggak mau berdebat, dia tuduh orang," imbuh Rocky Gerung.

"Debat is my middle man, bung Rocky," ujar Budiman Sudjatmiko.

Kembali membahas soal FPI, Budiman Sudjatmiko mengurai sosok FPI di matanya.

Kala membahas soal FPI, Rocky Gerung pun kembali tidak setuju.

Namun alih-alih mengalah, Budiman Sudjatmiko justru mengungkap bahwa FPI bak sebuah pentungan yang bisa memukul Rocky Gerung ketika dianggap berbeda.

"FPI itu bukan ide, FPI itu adalah ide yang sudah berwujud menjadi pentungan," kata Budiman Sudjatmiko.

"Bukan FPI nya, ini nih enggak nangkap-nangkap," imbuh Rocky Gerung.

"FPI adalah ide yang sudah menjadi pentungan, yang bisa dipakai untuk memukul Anda ketika mereka mengetahui bahwa Anda minum wine," tegas Budiman Sudjatmiko.

Menanggapi ucapan Budiman Sudjatmiko, Rocky Gerung mengaku sebenarnya sudah ada perubahan yang dilakukan FPI.

Tak terima dengan ucapan tersebut, Budiman Sudjatmiko justru membahas soal eksistensi FPI yang seolah masih bercitra kurang baik.

Rocky Gerung lalu menegaskan bahwa FPI kini sudah berubah.

"Saya itu anti FPI, gue berkelahi sama Munarman walaupun dia teman gue, tapi itu 20 tahun lalu. Sekarang Anda lihat perubahannya?" ucap Rocky Gerung.

"Berubah di mana? AD/ART nya masih sama," kata Budiman Sudjatmiko.

"Bertambah enggak kekerasan FPI sekarang?" tanya Rocky Gerung.

"Berubah enggak eksistensinya?" tanya Budiman Sudjatmiko.

lalu Rosiana Silalalahi menarik kesimpulan dari perdebatan Rocky Gerung dengan Budiman Sudjatmiko.

"Oke udah clear. Sebenarnya kita sama bahwa tidak ada yang bisa membunuh ide selama itu hanya sekadar ide. Tapi ketika itu menjadi sesuatu kekuatan untuk melakukan kekerasan, mengganti dasar negara, itu yang sebenarnya dicemaskan Budiman. Buat Bung Rocky itu bisa diselesaikan dengan KUHP," imbuh Rosiana Silalahi.

HEBOH! Video Mesum Camat di Wonogiri dengan Selingkuhan, Ini Sosok Pemerannya

Sambil Pukul Meja, Budiman Sudjatmiko: AD/ART FPI Bisa Membunuh NKRI, Mendirikan Khilafah

5 Drakor On Going Rating Tinggi November 2019: Psychopath Diary hingga Love With Flaws

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved