Sambil Pukul Meja, Budiman Sudjatmiko: AD/ART FPI Bisa Membunuh NKRI, Mendirikan Khilafah
Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko tampak emosi ketika membahas perizinan FPI. Budiman Sudjatmiko menanggapi soal izin FPI dengan nada bicara tinggi
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM- Politisi PDIP, Budiman Sudjatmiko tampak emosi ketika membahas perizinan FPI.
Tampak Budiman Sudjatmiko memberikan tanggapan soal izin FPI dengan nada bicara tinggi.
Ucapan Budiman tersebut tampak di acara Rosi Kompas TV, Kamis (28/11/19).
Budiman Sujdatmiko mengatakan jika Mendagri mengizinkan FPI berarti Mendagri megizinkan ormas membunuh NKRI.
"Ya kalau AD/ART nya seperti yang dikatakan Pak Mendagri, menurut saya bagaimana sebuah negara mengizinkan sebuah ormas atau organisisasi yang dalam konstitusinya ingin membunuh negara itu," ujar Budiman.
lalu Budiman Sudjatmiko memberikan interpretasi terhadap izin Mendagri terhadap FPI.
"Anda tidak bisa mendirikan khilafah di atas NKRI yang hidup, anda hanya bisa mendirikan pas jadi bangkai, itu berarti membunuh," ujarnya.
Budiman khwatir jika FPI tidak hanya membunuh indonesia secara ideologi pancasila, namun juga secara fisik.
Menurut politisi PDIP ini tidak sekedar dapat membunuh ide, melainkan juga bisa membunuh secara fisik.
"Bisa secara fisik juga, bukan sekedar ide pancasila yang dapat dibunuh, orang yang mendukung pancasila juga bisa dibunuh," ujar Budiman Sudjatmiko.
Budiman juga menyinggung terkait perbedaan dari ikrar dan ADART.
Menurutnya ikrar merupakan sebuah pernyataan dari sebuah organisasi kepada Menteri Agama yang hanya sebuah pernyataan.
Menurutnya, jika hanya ikrar, menurutnya itu bisa terjadi hanya sementara.
"Itu hanya hanya statemen saja, bisa semepentara, tetapi ADRT eksistensi dari organisasi itu, implisit mengatakan bunuh NKRI dirikan bangkainya di atas khilafah, impilisitnya, saya memahaminya begitu," ujar Budiman Sudjatmiko.
Sedangkan AD/ART merupakan sebuah pondasi dan menjadi eksistensi dari organisasi tersebut.