Ketua Umum GP Ansor : 7.000 Banser se-Solo Raya Amankan Gus Muwafiq
Barisan Ansor Serba Guna (Banser) seluruh Indonesia menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) di Kabupaten Sukoharjo, Sabtu - Minggu (7-8/12).
Penulis: yayan isro roziki | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Barisan Ansor Serba Guna (Banser) seluruh Indonesia menggelar rapat koordinasi nasional (Rakornas) di Kabupaten Sukoharjo, Sabtu - Minggu (7-8/12).
Pembukaan rakornas digelar di Gedung PKP, Desa Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, dan secara resmi dibuka oleh Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Yaqut Cholil Qoumas (Gus Tutut).
Dalam kesempatan itu, Gus Tutut menegaskan, Banser tidak boleh bergerak sendiri-sendiri dalam menghadapi dinamika yang ada saat ini.
Menurutnya, Banser harus solid dalam satu komando.
"Misalnya, dalam menyikapi kejadian kemarin di depan kantor PCNU Solo, Banser tidak boleh bergerak sendiri-sendiri.
Tunggu komando," kata dia.
• KKIB Undip Ajak Mitra Binaan Jadi Agent BRILink Xpress
• Napak Tilas Perjuangan Jendral Soedirman Lewat Lomba Lari Tandu Gerilya
• Melaut Sendirian di Malam Jumat, Sulkan Ditemukan Meninggal di Perahu, Telinga Membiru
• Meski Sebut Lawan PSIS Sulit, Silvano Comvalius Optimis Arema FC Menang
Hal ini, sambungnya, penting ditegaskan sebab jumlah anggota Banser dari seluruh Indonesia itu sekitar tujuh juta orang.
Karena itu, inilah peran penting dan strategis rakornas dalam penataan organisasi.
Agar semua elemen Banser berada dalam satu garis komando.
"Kalau rakornas ini tidak dilakukan, kita hawatir teman-teman ini merespon situasi secara sporadis tidak dalam satu komando, sehingga menjadi tidak terarah," ujarnya.
Kendati demikian, menurutnya, rakornas ini sudah lama dipersiapkan, dan sudah disepakati digelar di Sukoharjo.
Bukan karena merespon dinamika yang terjadi di depan Kantor PCNU Solo, kemarin sore.
Di sisi lain, terkait perkembangan situasi yang tidak kondusif kemarin sore, Yaqut mengatakan ia sudah mendapat informasi terbaru.
Bahwa akan ada pengadangan terhadap KH Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq), agar yang bersangkutan tidak bisa memberikan ceramah di Ponpen Al-Muayyad, Solo.
"Terkait hal itu, saya sudah minta kawan-kawan Banser untuk menjaga dan menjamin Kiai Muwafiq bisa sampai Al-Muayyad serta menyampaikan ceramahnya, kemudian pulang kembali dengan selamat.
Apapun risikonya," tegas Gus Tutut.
Ditambahkan, dalam mejaga dan mengamankan Gus Muwafiq, Banser berkoordinasi dengan kepolisian dan juga TNI.
"Di lokasi, TNI-Polri yang akan mengamankan, di luar itu nanti sahabat-sahabat Banser yang akan amankan," imbuhnya.
Oleh karena Banser bererak dalam satu komando, ia menampik kabar adanya pergerakan Banser dari Jawa Timur yang akan masuk ke Solo.
"Kalau tidak ada komando dari pusat, saya pastikan tidak ada pergerakan.
Kalau ada komando, pasti saya tahu," ujarnya.
Dituturkan lebih lanjut, yang benar adalah ia meminta Banser se-Solo Raya untuk bersiaga, menghadapi berbagai perkembangan situasi.
Serta, menjaga Gus Muwafiq selama berada di Kota Solo.
"Jadi, yang kita minta itu tidak seluruh Indonesia.
Hanya se-Solo Raya saja, sekitar 7.000 personel," tuturnya. (yan)