Bupati Pati : 282 Calon Kades Mayoritas Tak Terpilih, Silahkan Bersaing Sesuai Mekanisme
Sebanyak 282 Calon Kepala Desa (Cakades) yang akan berkompetisi pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 21 Desember 2019 mendatang dikumpulkan
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PATI – Sebanyak 282 Calon Kepala Desa (Cakades) yang akan berkompetisi pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 21 Desember 2019 mendatang dikumpulkan di Pendopo Kabupaten Pati untuk mendapat arahan dari Forkopimda, Senin (9/12/2019).
Bupati Pati Haryanto mengatakan, sekalipun sebelumnya para Cakades sudah mendapat penjelasan teknis dari Camat maupun pengawas tingkat kecamatan, mereka dikumpulkan kembali agar memantapkan pemahaman demi terwujudnya Pilkades yang aman, damai, dan tertib.
Serta dapat terpilih Kades yang sesuai harapan masyarakat.
Pemberian pemahaman ini, menurut Haryanto, adalah juga kewajiban dari pengawas kabupaten.
• Tiap Daerah Berbeda, Ini Daftar Syarat Dukungan Jalur Perseorangan Pilkada 2020 di Jawa Tengah
• 15 Kali Sukses Mencuri, Aksi Hartanto Terhenti saat Tertangkap Basah Warga dan Bhabinkamtibmas
• Imam Sebut Masih Ada Pungli di Rumah Sakit, Selalu Minta Jatah 5 Persen dari Total Penjualan Alkes
• Ketahuan Selingkuh, Warga Tuntut Carik dan Kasi Pemerintahan Desa Bantal Mundur, Kades Malah Pingsan
“Harus dipahami bahwa 282 calon ini tidak mungkin terpilih jadi kepala desa semua.
Karena yang jadi hanya 121, berarti lebih banyak yang tidak jadi.
Kalau kita memahami dan menyadari, artinya harus siap, yakni siap kalah-siap menang,” ungkap Haryanto.
Menurut Haryanto, peta persaingan di masing-masing 121 desa penyelenggara Pilkades berbeda-beda.
Terdapat 18 desa yang memiliki tiga Cakades.
Kemudian, terdapat lima desa yang memiliki empat Cakades.
Lalu, terdapat dua desa yang memiliki lima Cakades.
Desa selebihnya hanya memiliki dua Cakades.
Bagaimanapun peta persaingannya, Haryanto mengimbau seluruh Cakades, timses, dan masyarakat agar tetap menjaga kondusifitas.
“Pilihan boleh beda, kerukunan tetap dijaga.
Mari wujudkan kompetisi yang sehat.
Jangan sampai Pilkades yang merupakan sarana memilih pemimpin ini justu menjadi bibit perpecahan.
Boleh berusaha agar bisa menang, tapi dengan mekanisme yang fair,” tuturnya.
Pada kesempatan tersebut, Haryanto juga memberi arahan untuk mewujudkan Pilkades yang berhasil.
Pertama, menurutnya, kunci kesuksesan Pilkades terletak pada kenetralan panitia.
Kepada segenap panitia, ia mengimbau mereka agar jangan memihak Cakades tertentu.
“Kalau ingin jadi pendukung, ingin jadi timses, mumpung belum pelaksanaan, lebih baik mengundurkan diri dulu.
Jangan sampai (jadi timses) terselubung,” katanya.
Imbauan untuk nertral juga disampaikan Haryanto kepada unsur pengawas dan BPD.
Pada intinya, ia meminta semua pihak untuk bekerja sesuai kapasitasnya masing-masing, tidak melanggar fungsi dan perannya sehingga malah membuat suasana tidak baik.
Adapun kepada para pendukung Cakades, Haryanto meminta mereka untuk berkampanye sesuai mekanisme yang ada dan tidak menjelekkan calon lain.
“Mengenai pendukung ini harus jadi perhatian para calon.
Karena selama ini justru ada juga yang calonnya diam, tapi yang bikin gaduh pendukungnya.
Ini hati-hati.
Pendukung, yang bisa menetralisir adalah para calon.
Cara-cara yang tidak sesuai aturan harus dihindari,” imbaunya.
Terakhir, kepada para Cakades, Haryanto mengimbau mereka agar meluruskan niatnya.
“Di dalam kerangka ikut kompetisi Pilkades, jangan punya pikiran karena sudah habis (dana) banyak (untuk mengikuti Pilkades), nanti ada duit dana desa yang bisa dimanfaatkan.
Dana desa adalah untuk pembangunan, untuk rakyat
. Jangan punya pikiran begitu, karena ini jadi pantauan.
Aturannya sangat rigid, tidak bisa dipakai seenaknya,” ujarnya.
Hal ini ditekankan Haryanto, terutama kepada para calon yang baru, yang sebelumnya belum pernah terlibat di birokrasi.
“Meski dana desa masuk ke rekening desa, direncanakan sendiri, dilaksanakan sendiri di tingkat desa, dan pencairan sendiri, tetapi tidak serta-merta bisa digunakan untuk kepentingan pribadi.
Bahkan dipinjam pun tidak bisa. Karena itu, saya wanti-wanti agar betul-betul disiapkan.
Siap kalah-siap menang.
Kalau terpilih, amanah dilaksanakan dengan baik.
Niatnya menjadi Kades adalah membangun dan melayani masyarakat yang baik,” tegasnya. (Mazka Hauzan Naufal)