600 Guru TK di Brebes Ikuti Pelatihan Mengajar Metode Gurame, 70 Persen Diisi Bermain
Sekitar 600 guru Taman Kanak-Kanak (TK) se Kabupaten Brebes mengikuti pelatihan mengajar dengan metode guru asik dan menyenangkan (Gurame) di Gedung
Penulis: m zaenal arifin | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Sekitar 600 guru Taman Kanak-Kanak (TK) se Kabupaten Brebes mengikuti pelatihan mengajar dengan metode guru asik dan menyenangkan (Gurame) di Gedung Korpri Brebes, Rabu (11/12/2019).
Dalam pelatihan tersebut, ratusan guru TK yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Brebes mendapat berbagai metode mengajar dari seorang trainer yaitu Deden Hamsya atau akrab disapa Kang Deden.
Ketua Sepakat Brebes Bermartabat (SBB) selaku penyelenggara, Azmi Majid mengatakan, pelatihan spektakuler tersebut untuk merefreshing para guru TK dalam hal metodologi mengajar.
Sehingga, penerimaan oleh anak didik juga lebih baik lagi.
"Melalui pelatihan ini, diharapkan ada sistem mengajar yang tidak monoton.
Ada perubahan yaitu melalui metode Gurame.
Dengan adanya metode yang baru, sehingga memberikan pencerahan kepada guru maupun anak didik," kata Azmi.
Dikatakannya, sistem pengajaran di tingkat TK berbeda jauh dengan tingkat atasnya.
Porsinya yaitu 30 persen belajar dan sisanya yaitu 70 persen untuk bermain.
Dengan prosentase tersebut, guru TK dituntut harus bisa menyelami apa yang menjadi keinginan dan kesukaan anak.
Untuk itu, guru TK diharuskan menjelma menjadi anak-anak.
"Jadi, seorang guru TK tidak hanya sekadar mengajar.
Harus bisa mendalami apa yang anak itu suka.
Sehingga, guru seolah menjelma menjadi anak-anak juga," paparnya.
Pelatihan dengan metode Gurame tersebut kali pertama digelar di Kabupaten Brebes.
Usai pelatihan, diharapkan para guru TK dapat mengimplementasikannya dalam mengajar sehari-hari.
Trainer Kang Deden menjelaskan, metode Gurame yaitu metode mengajar guru asik dan menyenangkan.
Sehingga, mengharuskan seorang guru untuk ikut belajar sambil melakukannya (learn by doing).
Dengan kata lain, guru juga harus mempraktekkannya sebelum mengajarkannya kepada anak-anak didiknya.
"Peserta (guru TK) praktek berpasang-pasangan.
Kemudian kita beri enam aspek perkembangan yang kemudian diwujudkan dalam bentuk permainan," katanya.
Selain permainan, metode Gurame juga diwarnai dengan aktivitas menyanyi dan yel-yel.
Dengan begitu, maka anak-anak diharapkan menjadi senang ketika belajar di TK dan guru pun menjadi idola.
"Sehingga guru nantinya kalau datang ke sekolahan menyenangkan dan pulang dirindukan," imbuhnya.
Metode Gurame tersebut sudah diterapkan di beberapa daerah di Jawa Tengah.
Sedangkan untuk Kabupaten Brebes sendiri, saat ini baru akan mulai menjalankannya. (Nal)