Begini Pandangan Rektor Unika Soegijapranata Terhadap Konsep Merdeka Belajar Menteri Nadiem
Rektor Unika Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya mengomentari konsep merdeka belajar milik Mendikbud Nadiem Makarim.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rektor Unika Soegijapranata Prof Ridwan Sanjaya mengomentari konsep merdeka belajar untuk mempersiapkan SDM Indonesia yang andal dari Mendikbud Nadiem Makarim.
Menurutnya, ada tiga hal yang harus dipenuhi oleh generasi muda agar dapat berkompetisi di dunia kerja.
"Ketiganya adalah kompetensi, softskill, serta adopsi teknologi informasi," jelasnya ditemui di sela wisuda Unika Soegijapranata, di kampus Unika, Sabtu (14/12/2019).
Menurut Ridwan pernyataan Nadiem Makarim di mana gelar tak menjamin kompetensi sangat relevan dengan apa yang terjadi saat ini.
Misalnya beberapa perusahaan besar tak lagi memberi persyaratan ijazah terhadap calon pegawainya.
"Contohnya Google, sudah tidak pakai ijazah lagi. Artinya bukan hal yang baru, tetapi lebih kepada mengingatkan bahwa kompetensi yang lebih penting," paparnya.
Pengalaman Nadiem Makarim menurutnya dapat menjadi batu loncatan bagi dunia pendidikan di Indonesia.
"Artinya selain kompetensi atau hardskill, juga softskill dan adopsi teknologi informasi sangat penting bagi keterampilan dasar generasi muda," jelasnya.
Peran perguruan tinggi pun, lanjutnya ialah menambahi hal-hal yang telah dipelajari generasi muda di tingkat wajib belajar 12 tahun.
Di antaranya pemberian praktik terjun ke masyarakat melalui KKN, praktik magang di perusahaan, dan lain-lain.
"Kalau keterampilan dasar bisa dipenuhi perguruan tinggi maka akan jadi pembeda dibandingkan institusi pendidikan yang berkutat ke hardskill saja. Ini yang membedakan," terangnya.
Adapun kali ini, Unika mewisuda sebanyak 353 wisudawan. Di antaranya 43 wisudawan program magister, 294 wisudawan sarjana, dan 16 wisudawan D3.
"Semoga dapat menjadi bekal meraih cita-cita di masa depan," kata ketua panitia wisuda Unika, Bernadeta Lenny Setyowati.