Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pengakuan Orangtua Siswa Saat Anaknya Hadapi UN, Bikin Studio Mata Najwa Bersorak Riuh

Sugiyono, seorang orangtua siswa yang mengungkapkan keluh kesahnya ketika sang anak bersiap untuk menghadapi UN.

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
YOUTUBE
Pengakuan Orangtua Siswa Saat Anaknya Hadapi UN, Bikin Studio Mata Najwa Bersorak Riuh 

"Belajar dari pemikiran Ki Hajar Dewantara, belajar itu menyenangkan. Belajar itu seperti taman, sesungguhnya belajar itu sesuatu yang menyengakan," ujarnya.

Ia mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan harus ditumbuhkan rasa ingin tahunya.

Anak-anak tidak perlu diiming-imingi kamu nanti dapat hadiah kalau dapat ranking, dia punya rasa ingin tahu, itu sebenarnya yang disebut belajar,"ujar komisioner KPAI Retno Listyarti.

Retno Listyarti sependapat dengan kebijakan menteri pendidikan Nadiem Makariem.

Menurutnya, kebijakan Nadiem Makariem sesuai dengan motto Ki Hajar DEwantara.

"Jadi merdekanya belajar menurut Pak Nadiem itu, maksudnya belajar itu atas kemauannya kebutuhannya. Maka dari itu pemikiran dan penalaran itu dikuatkan," tegas Retno Listyarti.

Retno Listyarti menyebut adanya Ujian Nasional hanya menguntungkan kelompok kaya.

Karena orang-orang kaya lebih memiliki banyak uang untuk bayar bimbel demi menghadapi UN.

Berbeda dnegan orang-orang miskin yang kadang waktunya untuk belajar tersita untuk membantu orangtua di rumah.

Sehingga menurutnya, tidak adanya keadilan dalam konsep UN.

"UN sebenarnya menguntungkan kelompok kaya. Bisa bayar bimbel, gizi mereka cukup, tidak perlu bantu orang tua. Mereka hanya berikir belajar, jadi nilai UN-nya tinggi," ujarnya.

"Bagaimana dengan anak-anak yang miskin? Yang harus bantu orang tua? Ada ketidakadilan di situ," imbuh Reto Listyarti.

Setelah itu, Retno Listyarti menyampaikan adanya kecerdasan siswa di bidang tertentu.

Namun, lantaran banyaknya mata pelajaran, siswa kerap mendapatkan label bodoh karena tidak bisa mengerjakan mata pelajaran yang tidak mereka kuasai.

"Tak hanya itu, SD itu kan 3 mata pelajaran, Matematika, Bahasa dan IPA. Kalau anak kita jago IPS tapi tidak bisa IPA. Apakah kita bisa mencapnya bodoh karena tidak bisa IPA? Kan tidak bisa begitu," ujar Retno Listyarti.

"Jadi artinya dicap bodoh kalau nilai UN nya tidak bagus?" tanya Najwa Shihab.

"Ya betul," tandas Retno Listyarti. (*)

FAKTA BARU : Kasus Pembunuhan Hakim PN Yang Jenazahnya Diketemukan di Kebun Sawit

Sebagian Bobotoh Anggap Pelatih Rene Alberts Gagal di Liga 1 2019, Diminta Mundur dari Persib

Duet Bareng Jihan Audy, Dedy Yon Nyanyikan Lagu Pamer Bojo Cendol Dawet

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved